Aku Mencoba Enam Ramuan Penambah Nafsu Seks Rekomendasi Kama Sutra
Apa kamu siap bereksperimen dengan buku resep Kama Sutra? ilustrasi: Priyanka Paul 

FYI.

This story is over 5 years old.

kehidupan seks

Aku Mencoba Enam Ramuan Penambah Nafsu Seks Rekomendasi Kama Sutra

'Anuku' dieksploitasi selama seminggu demi artikel ini. Tolong dibaca dong, agar pengorbananku tidak sia-sia, hhe...

Kama Sutra adalah teks yang kaya dengan posisi seksual dan ide-ide yang berlimpah. Salah satu saran yang lebih menarik terletak pada bab terakhir berjudul ‘Aphrodisiacs’.

Istilah afrodisiak telah diturunkan dari Aphrodite, dewi cinta dan keindahan dalam mitologi Yunani. Ini adalah zat yang digunakan untuk mengobati disfungsi seksual atau untuk meningkatkan perilaku dan kepuasan seksual pada manusia dan hewan. Anehnya, tidak seperti ramuan aneh yang berbahaya untuk diambil seperti darah kobra atau penis macan, afrodisiak yang disebutkan dalam Kama Sutra adalah bahan dan tumbuhan yang tidak berbahaya, sering dengan mudah ditemukan di dapur.

Iklan

Untuk mengetahui apakah mereka benar-benar bekerja, kami bereksperimen dengan enam di antaranya—ekstrak Shatavari (Asparagus Racemosus), Kapikacchu (Mucuna Pruriens), Ashwagandha (Withania Somnifera), Gokshura (Tribulus Terrestris), Safed Musli (Chlorophytum Borivilianum) dan Saffron (Crocus Sativus). Semuanya adalah benda-benda umum yang sering dikutip bisa memperbaiki penis patah dan meningkatkan efisiensi penis yang sehat. Mereka juga mudah diperoleh, dan bahkan tersedia dalam bentuk tablet.

Afrodisiak yang telah disebutkan sebelumnya sangat umum, sampai-sampai ketika ibu saya kebetulan mengetahui pembelian saya di Amazon, dan menyadari tentang misi saya untuk melahap semuanya, memberi tahu saya bahwa dia telah mencampurkan Ashwagandha dan Saffron di teh malam kakak saya untuk meningkatkan energinya (saya masih tidak yakin apakah saudara perempuan saya menyadari hal itu). Ayah saya prihatin ketika dia melihat saya tiba-tiba mengambil eliksir seksual, tetapi memutuskan untuk membantu dengan merekomendasikan Shilajit, kombinasi herbal. Spontanitas dan pengetahuan ayah saya itu bukanlah sesuatu yang siap saya analisis. Adikku, ketika ditanya, mengatakan bahwa teh yang dia minum pada malam hari itu tidak benar-benar membuatnya merasa lebih bersemangat.

Tapi, pengalaman saya sedikit berbeda. Ini catatan saya selama melakoni eksperimen afrodisiak:

Masak

Saya membeli versi bubuk (#authentic) untuk enam produk tersebut dari Amazon dengan jumlah gabungan Rs1.500 (Rp313.000). Dosis sesuai dengan kemasan mengatakan seharusnya tidak melebihi 5-10 gram untuk masing-masing, jadi saya mencampur setengah sendok teh masing-masing Shatavari, Kapikacchu, Ashwagandha, Gokshura, Safed Musli dan Saffron dalam secangkir susu, yang itu sendiri juga dianggap afrodisiak. Saya memasaknya dengan api sedang selama sekitar 15 menit. Minuman lilac / seduh (?) yang dihasilkan tidak terasa seperti krantikaari anggapan saya. Itu cukup halus dan benar-benar terasa enak, yang saya rasa berkat safron.

Iklan

Saya minum ramuan itu selama tujuh hari, dan suasana jadi agak aneh.

Energi Melimpah

Sebagian besar dari kita, pekerja kantor startup/millennial, terbiasa menenggak secangkir kafein buatan mesin. Menurut penelitian, apa pun hingga 400 mg kafein setiap hari (5 teguk espresso atau 4,7 cangkir kopi tetes) aman untuk dikonsumsi. Kafein dikenal sebagai ‘upper’, tetapi setelah itu habis, ia meninggalkan rasa cemas yang kuat.

Konsumsi afrodisiak herbal saya, bersama dengan kafein harian menghasilkan sensasi fisik penuh fokus, membuat saya setengah mabuk dan setengah kering. Saya tertambat sampai sekitar setengah jam setelah kopi pagi saya hanya untuk mendapati diri saya menguap dalam pertemuan satu jam kemudian. Lebih buruk lagi, bahkan tanpa minum lebih banyak kopi, saya mendapat serangan energi, tos dengan rekan kerja tanpa alasan jelas, dan ngobrol dengan bapak-bapak di metro dalam perjalanan pulang.

Saya pergi minum-minum pada malam kelima dengan teman-teman di mana saya hampir jatuh dari meja pada jam 9 malam setelah minum bir, hanya untuk kemudian mendapati diri saya merobek lantai dansa pada jam 1 pagi.

Moral ceritanya: Menjadi ketergantungan pada terlalu banyak faktor eksternal sangat membingungkan.

Pup Terus

Yang paling positif, sejauh ini, dari diet afrodisiak saya, adalah pup saya. Prosesnya dan tinjanya terlihat oke banget. Masalahnya, semua Ashwagandha yang saya minum itu juga merupakan antioksidan terkenal, yang akhirnya dengan cepat meningkatkan gerakan usus.

Inilah rutinitasku: Bekerja, Kopi, Pup, Kerja, Makan Siang, Kopi, Pup, Kopi, Kerja, Pup, Kerja, Kopi, Makan Malam, Gairah Aphrodisiak, Pup, Pup, Pup.

Iklan

Saya pup BANYAK BANGET.

Apakah saya jadi horny?

Mengutip Rihanna— “This is what you came for”. Setelah mengkonsumsi minuman afrodisiak selama seminggu setiap malam, saya tidak merasa lebih horny secara radikal. Saya hanya merasa letih dan agak pusing.

Tingkat horny saya tetap sama: ngaceng di pagi hari, jumlah masturbasi 3-5 kali seminggu (seperti biasa). Teman sekosan saya menolak membantu karena dia merasa penelitian ini aneh. Keletihan yang saya alami kemungkinan besar diakibatkan karena menambahkan terlalu banyak alkohol setiap malam. Dan tidak ada yang bereaksi dengan kafein dengan baik.

Tujuh hari penuh asupan afrodisiak herbal dan ayurveda menjadikan saya sebagai milenial yang stres.

Juga menuntun saya untuk percaya bahwa apa pun yang membuat kita bahagia juga bisa berfungsi sebagai afrodisiak, bahkan mungkin keju margherita.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India