Konflik Palestina-Israel

Aparat Israel Sengaja Menembak Jurnalis Saat Kembali Menyerbu Masjid al-Aqsa

Sepanjang Ramadan 2022, sudah dua kali satuan khusus Israel memasuki kawasan masjid suci di Yerusalem. VICE menemukan bukti aparat Zionis sengaja menyerang jurnalis di lapangan.
Aparat Israel Sengaja Menembak Jurnalis Saat Kembali Menyerbu Masjid al-Aqsa pada Ramadan 2022
Polisi Israel sengaja menghalangi wartawan meliput situasi di Masjid al-Aqsa, Yerusalem, saat terjadi penyerbuan. Sumber: Hind Hassan/VICE

Pada 22 April 2022, satuan khusus antihuru-hara kepolisian Israel kembali merangsek masuk kawasan masjid suci al-Aqsa di Yerusalem, dengan dalih meredam unjuk rasa warga Palestina. Akibat serangan tersebut, puluhan warga sipil dilaporkan cedera. Sudah dua kali terjadi insiden penyerangan Israel ke kawasan Masjid al-Aqsa sepanjang ramadan tahun ini.

Rekaman video yang didapatkan kru VICE World News menunjukkan tindakan aparat Israel di lokasi masjid menembakkan peluru karet secara membabibuta, termasuk ke arah rombongan jurnalis yang memakai identitas lengkap. Dua wartawan Palestina menderita luka tembak. Selain itu, aparat Israel juga melemparkan granat suara saat memasuki area luar masjid.

Iklan

Pada pagi sebelum insiden serangan terjadi setelah salat Jumat, beberapa pemuda Palestina menggelar unjuk rasa. Mereka memprotes tindakan polisi Israel pada 21 April yang membolehkan rombongan organisasi sayap kanan Yahudi memasuki halaman Masjid al-Aqsa untuk melontarkan yel-yel menghina. Tindakan polisi dianggap warga muslim di Yerusalem sebagai penghinaan terhadap kesucian bulan Ramadan. Unjuk rasa itu berubah ricuh, ketika polisi yang berusaha membubarkan massa dilempari batu oleh beberapa pemuda. Lemparan batu itu direspons dengan tembakan peluru karet oleh aparat Zionis.

Kawasan Bait Allah, situs suci bagi umat Yahudi, Islam, dan Kristen, sedang menjadi pusat pergolakan berbagai elemen sebulan terakhir. Saban hari terjadi insiden kecil ataupun unjuk rasa dari kelompok Israel maupun Palestina, termasuk di Masjid al-Aqsa, salah satu situs paling suci bagi umat muslim sedunia.

Penduduk Yahudi, terutama yang bergabung dengan ormas radikal sayap kanan, menuntut aparat lebih tegas menangkapi penduduk muslim di Yerusalem. Warga Yahudi menyalahkan Palestina sebagai biang keladi terjadinya rangkaian serangan teror ISIS pada akhir Maret lalu, yang menewaskan 11 penduduk Israel. Sejak situasi memanas awal bulan ini, ratusan penduduk Palestina ditangkap dan cedera akibat diserang polisi zionis.

Dalam insiden 22 April lalu, Palang Merah Internasional mencatat ada 31 orang cedera, semuanya warga Palestina. Dua orang mengalami luka serius dan harus dirawat intensif di RS. Dalam insiden di hari Jumat itu, untuk pertama kalinya aparat Israel sampai menembakkan gas air mata di kawasan Masjid al-Aqsa menggunakan drone.

VICE World News sekaligus mendapatkan bukti bahwa operasi aparat Israel pada 22 April melukai anak-anak serta perempuan, yang tidak terlibat dalam unjuk rasa. Korban berjatuhan, karena drone Israel menjatuhkan kaleng gas air mata secara acak ke kawasan al-Aqsa. Serangan aparat Israel ke masjid suci di Yerusalem itu pada ramadan tahun ini sebelumnya sudah terjadi pada 17 April lalu, memicu pergolakan besar di Jalur Gaza.

Israel mulai menggunakan drone untuk menyerang warga Palestina pada 2018. Percobaan serangan drone kala itu dilakukan pada penduduk Jalur Gaza. Setelahnya, pemerintah Israel mengizinkan polisi maupun militer menggunakan drone untuk “menghalau perusuh” Palestina di Tepi Barat maupun Yerusalem.