FYI.

This story is over 5 years old.

Travel

Rumah Pembunuhan dan Taman Neraka: 10 Lokasi Wajib Wisatawan Berselera Ekstrem

Melancong bisa memperluas wawasan...namun kadang bisa juga menakutkan.

Artikel ini pertama kali muncul di Motherboard.

Musim Halloween yang penuh nuansa mengerikan sedang puncak-puncaknya. Entah kamu berencana menghabiskan Halloween menonton maraton film horror, atau keluar semalaman melakoni tradisi trick-or-treating, atau malah sekadar berkumpul dengan para 'nenek sihir' tetangga anda, Halloween pastinya penuh rasa takut yang menyenangkan.

Namun bagi kamu yang mencari pengalaman Halloween yang benar-benar unik, silakan cek ringkasan panduan perjalanan yang baru saja diterbitkan berjudul Atlas Obscura: An Explorer's Guide to the World's Hidden Wonders. Berisikan ide-ide staf Atlas Obscura yang penuh nafsu berkelana, buku ini menghimpun informasi lebih dari enam ratus lokasi dan kebanyakan lumayan terpencil.

Iklan

Buku ini penuh dengan tempat-tempat aneh, mulai dari kebun lebat penuh dengan tanaman beracun (di Alnwick, Inggris) sampai sebuah kuil yang memamerkan mayat biarawan yang memumikan dirinya sendiri (di Bukit Yudono, Jepang). Sangat sulit untuk membuat daftar sepuluh tempat paling mengerikan dari semua lokasi ini, namun tim kami di Motherboard memeras otak kami demi kamu semua. Semua pilihan kami dijamin aneh, membuat kamu bergeleng dan pastinya menakutkan.

Baca terus sampai bawah—kalau kamu berani—dan selamat menikmati Halloween! *sambil ketawa jahat*

Kuburan Highgate

London, Inggris

Kuburan Highgate. Foto: Panyd

Biarpun ada beberapa lokasi pemakaman yang dikupas oleh buku Atlas Obscura, Kuburan Highgate merupakan favorit kami. Dibuka pada 1939, kuburan ini merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi sekitar seratus tujuh puluh ribu orang, termasuk filsuf Karl Marx dan penulis Douglas Adams. Jangan lupa rumor bahwa kuburan ini adalah rumah bagi para vampir-vampir legendaris bersembunyi di malam hari.

Runtuh pada abad dua puluh, kini pemakaman Highgate tertutup oleh tanaman liar. Hal ini menambah nuansa ngeri pemakaman yang bereputasi sebagai barometer dan lokasi syuting film horor ini. Beberapa film yang menggunakan lokasi pemakaman ini diantaranya: Taste the Blood of Dracula (1970), Tales from the Crypt (1972) dan From Beyond the Grave (1974).

Hotel Keraton Berhantu

Bali, Indonesia

PI Bedugul Taman Rekreasi Hotel and Resort: Train to Kitezh/Atlas Obscura

PI Bedugul Taman Rekreasi Hotel di Bali sudah menjadi semacam urban legend. Resort mewah yang terletak di sisi pegunungan ini dibangun pada tahun 1990an sebagai tempat liburan di pedalaman pulau Bali. Namun, sesuatu yang buruk terjadi. Kini, resort ini tidak terurus, dan lambat laut akan lenyap ditelan tanaman-tanaman liar. Dimaksudkan sebagai tempat untuk bersantai, hotel ini kini menjadi pusat cerita hantu dan mimpi buruk.

Iklan

Tidak heran banyak rumor yang beredar tentang masa lalu hotel ini. Ada yang bilang hotel ini dibangun oleh seorang pengembang properti yang korup dan dia dikutuk selamanya karena dosa ini. Ada juga yang bilang bahwa hotel ini sempat buka namun pada satu malam, semua staf dan tamunya menghilang ke dimensi lain.

Namun ada juga penjelasan yang tidak terlalu The Shining dan lebih The Economist. Katanya, hotel ini dibangun Tommy Suharto di bawah rezim Order Baru ayahnya, Jenderal Suharto sebagai salah satu proyek investasi mereka. Namun Krisis Keuangan Asia datang menghantam dan Suharto dipaksa turun tahta, sehingga proyekl ini menjadi terbengkalai.

Entah apapun sejarah resort ini yang sesungguhnya, kini apa yang tersisa dari hotel ini sangatlah mengerikan.

Taman Monster

Bomarzo, Italia

Taman Monster. Foto: Alessio Damato

Dihantui oleh kejamnya perang dan kematian orang-orang tersayang, seorang pangeran Italia di abad 16, Pier Francesco Orsini memperkerjakan arsitek Pirro Ligorio untuk membangun sebuah arca batu besar sebagai monumen kesedihan, rasa ngerti dan trauma kehilangan anak-anaknya. Hasilnya adalah Parco dei Monstri, atau Taman Monster. Di taman ini, kamu bisa temukan gajah perang Hannibal menanduk para tentara Romawi, raksasa membunuh raksasa lainnya, dan sebuah pintu masuk pengunjung berbentuk muka tersiksa dengan "Mulut Neraka" yang terbuka lebar. Ini adalah bukti bahwa era Renaisans melahirkan beberapa karya artistik yang paling mantap sepanjang sejarah.

Iklan

Bangunan Bawah Tanah Odessa

Odessa, Ukraina

Di dalam Bangunan Bawah Tanah Odessa. Foto: Adam Jones

Buku Atlas Obscura menampilkan banyak lokasi bangunan bawah tanah yang akan menarik perhatian para wisatawan 'nyentrik'. Namun bangunan bawah tanah Odessa menonjol karena sejarah mereka yang kaya dan banyaknya lorong-lorong bawah tanah seperti labirin di sana. Lorong-lorong yang terletak di bawah kota pantai Ukraina tersebut panjangnya bisa mencapai 2.400 km.

Bermula sebagai tambang batu kapur di tahun 1800an, jaringan lorong-lorong bawah tanah ini berubah menjadi sarang kriminal dan persembunyian pemberontak pada era Soviet dan tempat eksekusi ilegal anggota Nazi. Kini, banyak dari ruang bawah tanah Odessa ditutup untuk alasan keselamatan, namun tetap saja banyak orang yang nekat masuk—bahkan terkadang meninggal di dalamnya menurut rumor-rumor yang beredar.

Sebagai contoh, gosipnya seorang remaja perempuan bernama Masha nyasar di dalam lorong-lorong bawah tanah ini ketika sedang merayakan tahun baru 2005 bersama teman-temannya. Masha meninggal karena dehidrasi beberapa hari setelahnya. VICE pernah mempertanyakan kebenaran cerita ini, namun entah apakah cerita ini hanya sebuah urban legend atau peristiwa nyata yang tragis, pastinya kisah ini menambah gentirnya narasi kota mati bawah tanah Odessa.

Air Mancur Pemakan Anak

Bern, Swiss

Air Mancur Pemakan Anak di Bern, sedang memakan anak sesuai iklan. Foto: Andrew Bossi/Hans Gieng

Di tengah kota Bern yang misterius di Swiss, berdiri sebuah patung air mancur. Patung ini berbentuk seorang pria berpakaian pesta yang sedang menelan bayi. Kabarnya bayi-bayi ini diculik menggunakan sebuah karung. Tidak seorangpun tahu apa yang menginspirasi seniman abad 16 untuk mendirikan monumen pemakan anak ini. Ada yang bilang patung ini adalah lambang antisemitisme terhadap kaum Yahudi. Ada juga yang menyebut patung ini mempunyai asal usul mitologis atau dari cerita rakyat dan dibuat berdasarkan figur seperti dewa Yunani, Cronus atau mitos manusia kambing, Krampus. Namun apapun latar belakangnya, patung pemakan anak ini telah menjadi daya tarik utama bagi turis di Bern dan sumber mimpi buruk bagi anak-anak kecil di seluruh penjuru dunia.

Iklan

Danau Tulang Manusia

Roopkund, India

Tumpukan tulang di tepi Danau Tulang. Foto: Schwiki

Di atas pegunungan Himalaya di India, terdapat sebuah danau dataran tinggi yang dikelilingi oleh sisa-sisa tulang dari 300 orang yang dulu hidup pada tahun 850 Masehi. Pada 1942, seorang pendaki tidak sengaja menemukan lokasi mengerikan ini dan menyebarkannya ke khalayak luas. Namun selama beberapa dekade, tidak ada yang tahu bagaimana orang-orang ini meninggal.

Yang paling mengejutkan adalah bagaimana tulang tengkorak mereka semua patah, seakan-akan mereka serentak digebukin sampai mati. Ini menyebabkan munculnya teori tentang cult bunuh diri atau perampokan-yang-berakhir-dengan-pembunuhan. Namun pada 2004, para ilmuwan menemukan sebuah penjelasan alami yang menakjubkan—sebuah hujan es yang brutal. Hujan es diduga terjadi karena luka korban disebabkan oleh obyek bulat yang menyerupai bola-bola es dan pola luka memberi kesan bahwa para korban dihantam dari atas.

Benar sekali. Kamu bisa saja sedang menikmati pemandangan indah dengan teman dan keluarga, namun tiba-tiba dihujani hujan es dan mati. Rupanya ini terjadi kepada ratusan orang-orang bernasib sial 1.000 tahun yang lalu. Semoga tidurmu nyenyak.

Pulau Telegraf

Oman, Teluk Persia

Puing-puing stasiun penguat sinyal radio di Pulau Telegraf. Foto: Eckhard Pecher

Pulau Telegraf, yang juga dikenal sebagai Jazirat al Maqlab, merupakan sebuah pulau sebesar lapangan sepak bola yang dijepit oleh bukit-bukit tinggi dan danau di Teluk Persia. Kabarnya, pulau ini membuat gila banyak operator telegraf Inggris yang ditempatkan di sana pada tahun 1860an.

Iklan

Dimaksudkan sebagai batu lonjakan kerajaan Inggris perihal jaringan telekomunikasi, yang bermula dari London dan berakhir di Karachi, Pulau Telegraf kerap dihubungkan dengan penyakit kegilaan semenjak Inggris mendirikan stasiun penguat sinyal radio di sana. Para petugas harus menyiarkan Kode Morse yang membosankan dari pulau yang panas, kering dan tidak bersahabat ini. Pada musim panas, suhu bisa mencapai lebih dari tiga puluh tujuh derajat celsius. Para operator juga harus menghadapi rasa isolasi yang lama dan kebencian dari penduduk setempat. Dua operator bahkan kehilangan nyawanya, biarpun penyebabnya tidak diketahui.

Stasiun komunikasi tersebut ditinggalkan hanya setelah beberapa tahun didirikan, dan mendorong munculnya idiom "going around the bend" (memutari bengkokan)—merujuk kepada lokasi pulau Telegraf yang memutari Semenanjung Peninsula—sebagai bentuk ekspresi proses seseorang menjadi gila.

Kebun Neraka Wang Saen SukChonburi, Thailand

Atraksi Taman Neraka. Image: Qormyach

Di dunia barat, agama Budha dianggap sebagai agama yang santai, tapi ini bukan berarti Budha tidak memiliki neraka versi mereka sendiri. Buktinya: Kebun Neraka Wang Saen Suk di Thailand. Kebun penuh warna ini berisi tablo berlumuran darah yang menceritakan kehidupan alam baka para pendosa di salah satu dari 16 neraka dalam agama Budha.

Kebun ini bagaikan "It's a Small World," karya Disney. Hanya saja alih-alih menampilkan kultur tradisional, kebun neraka ini menikmati takdir mengerikan bagi mereka yang dinilai tidak pantas menikmati rumput hijau di surga. Salah satu daya tarik taman ini adalah dua buah patung setinggi sembilan meter yang terlihat sedang memuntahkan lidah mereka sendiri. Di sekitar mereka terlihat korban-korban berukuran kecil yang sedang dikuliti hidup-hidup atau dicabik oleh anjing.

Iklan

"Kebun ini merupakan tempat tujuan yang populer bagi keluarga," tulis editor Atlas Obscura.

Pasar Penyihir

La Paz, Bolivia

Embrio llama yang dikeringkan di Pasar Penyihir. Foto: Revolution_Ferg

Apabila kamu membutuhkan kodok yang dikeringkan, jimat, peramal, atau yang lebih standar: embrio llama, maka Pasar Penyihir di Bolivia adalah tujuanmu. Terletak di pegunungan, distrik La Paz yang ramai ini dikenal ramai akan "penyihir," atau yatiri (dokter tradisional di Bolivia, Cili, dan Peru), yang membuka toko di jalanan dan menjual barang dagangan mereka. Barang dagangan khas mereka, embrio dikabarkan membawa kemakmuran dan nasib baik. Embrio-embrio ini biasa dikubur dibawah gedung atau rumah sebagai bentuk sesaji bagi dewi Pachamama.

Rumah Kapak Berdarah

Villisca, Iowa

Rumah Pembunuhan di Villisca. Foto: Ryan Moomey

Di suatu pagi pada 10 Juni 1912, sebuah rumah yang terlihat biasa-biasa saja menjadi lokasi salah satu pembunuhan massal yang paling brutal dalam sejarah Amerika Serikat. Delapan orang menjadi korban: Josiah dan Sarah Moore, empat anak mereka yang berumur 5 sampai sebelas tahun, dan dua orang tamu yang sedang berkunjung. Semua korban digebuk ketika sedang tidur dengan sebuah kapak hingga mati. Hanya satu orang yang menunjukkan tanda-tanda terbangun dan melakukan perlawanan. Biarpun para tersangka diadili, namun tidak ada yang dijatuhi hukuman. Si pembunuh, atau para pembunuh tetap bebas berkeliaran. Sampai hari ini, kasus ini belum terselesaikan.

Pada 1994, properti milik keluarga Moore ini dibeli oleh Darwin dan Martha Linn yang menjalankan bisnis tur dan penginapan. Kalau kamu tertarik untuk berkunjung ke sini, jangan lupa baca pengumuman di situs resmi mereka: MOHON DIINGAT, ANDA TIDAK AKAN MENDAPATKAN REFUND HANYA KARENA ANDA MENGINAP SEMALAM DI RUMAH INI.

Nilai yang bisa diambil dari artikel ini: ongkos gemetar ketakutan ternyata engga gratis.