argentina

Video Pesan Terakhir Pendaki Sesudah Jatuh ke Jurang Menginspirasi Banyak Orang

Pendaki Eitan Shaked merekam video mengharukan dan berujung viral, tak lama sesudah terjatuh ke tebing gletser di pegunungan selatan Argentina.
Pendaki gunung lelaki yang terjatuh di gletser Argentina.
Pendaki gunung Eitan Shaked yang terjatuh di gletser Argentina. (Foto via Instagram @eitanshaked)

Pendaki gunung asal Israel merekam video “pesan terakhir” setelah terjatuh dari gletser di wilayah Argentina selatan. Dia terbaring lemah penuh luka, yakin ajal segera menjemput.

Dalam bahasa Ibrani, lelaki 23 tahun bernama Eitan Shaked sadar telah melakukan kesalahan dengan mendaki sendirian. Meski sedang kesakitan, dia tetap berpikir positif pertolongan segera datang. Setelah itu dia berbicara dalam bahasa Inggris, memohon kepada siapa saja yang menemukan jasad dan ponselnya untuk segera mengabari sang ibu.

Iklan

“Tolong kabari ibuku, namanya “mother” di kontak,” ujar Shaked menggigil kedinginan, mata kanannya berlumuran darah. “Ah, saya sangat kedinginan. Tolong kabari ibu. Lakukan apa pun yang kalian bisa.”

Untunglah, video itu tidak berakhir menjadi obituari bagi Shaked.

Tim penyelamat berhasil menemukannya 24 jam kemudian. Tubuh Shaked segera diangkat dari dasar gletser dan dibawa ke rumah sakit terdekat menggunakan helikopter. Di sana, dia mengunggah video yang dibuat saat terbaring tak berdaya, termasuk gambar puncak gunung bergerigi yang menjulang tinggi. Dia juga memposting foto dan video detik-detik penyelamatannya, dan saat dirawat di rumah sakit.

Kisahnya berjuang antara hidup dan mati sontak menjadi pemberitaan internasional. Video Shaked kini telah disukai lebih dari 2.600 kali. 

Shaked menjelaskan dalam caption, peristiwa tersebut terjadi ketika dia sedang mendaki Ojo del Albino sendirian pada 7 Desember. Gletser itu terletak dekat Ushuaia yang sering dijuluki kota di “ujung dunia”. Dia berkelana melintasi Amerika Selatan setelah menyelesaikan wajib militer di Israel.

Shaked jatuh sejauh 10 meter dan “hampir sekarat kena hipotermia”. Dia lalu menambahkan, “Saya tidak bangga dengan peristiwa yang telah menimpa saya, tapi saya berakhir seperti itu.” Sebagai penyintas kanker, dia mengaku “bukan hal yang mudah menghadapi momen hampir mati untuk kedua kalinya”.

Iklan

Kecelakaan ini mengakibatkan patah tulang panggul dan siku, serta beberapa cedera lainnya. Meskipun demikian, kondisi kesehatannya masih bisa pulih.

Tim penyelamat dari Komisi Bantuan Ushuaia mengunggah video penyelamatan Shaked ke Facebook. Mereka mengatakan, pemandu gunung mendengar teriakan minta tolong dekat Laguna Esmeralda sekitar tengah hari.

Suaranya berasal dari wilayah di antara gletser dan laguna yang sulit dijangkau. Tujuh orang penyelamat menghabiskan berjam-jam mengangkat tubuh Shaked pakai tali dan tandu. Setelah berhasil diangkat, mereka membawanya ke rumah sakit naik helikopter pribadi.

“Dari peristiwa malang ini, kami ingin mengajarkan pentingnya membawa teman saat bepergian ke alam bebas,” tulis Komisi Bantuan Ushuaia. “Jangan pernah menyepelekan gunung.”

Pengalaman hampir mati Shaked kurang lebih mirip kisah Aron Ralston, pendaki gunung asal Amerika yang mengalami kecelakaan di ngarai Utah pada 2003. Dia mampu bertahan hidup selama lima hari dengan kondisi lengan tertindih bongkahan batu besar. Ralston mengunggah beberapa video ketika tubuhnya terjebak di ngarai, lalu berhasil menyelamatkan diri setelah memotong lengan yang ketindihan pakai pisau saku. Kisahnya mengilhami film 127 Hours yang dirilis pada 2010.