Love Better

Kepikiran Minta “Break”? Lakukan Ini Supaya Hubungan Tidak Rusak

Kamu bisa lho minta rehat dari pasangan tanpa harus putus. Jaga jarak yang sehat bisa bikin kamu makin awet sama doi.
Ilustrasi pasangan break
Mihaela Rosu / VICEAU

Dalam setiap kehidupan asmara, ada kalanya seseorang memasuki fase jenuh dengan pasangan. Kamu masih sayang padanya, tapi juga merasa perlu istirahat karena hubungan mulai stagnan dan hambar.

Tak jarang keluar ucapan “Kita break dulu, ya” ketika kamu tidak menemukan solusi yang tepat untuk situasi seperti ini. Hanya saja, keinginanmu untuk “break” berpotensi menimbulkan kesalahpahaman pada pasangan. Bisa-bisa doi mengira kamu mengajaknya putus, padahal kamu cuma butuh waktu menyendiri.

Iklan

Memilih rehat sementara bukanlah hal yang buruk. Cara ini justru dapat menciptakan hubungan yang lebih sehat bersama pasangan. Masalahnya, ada segelintir orang minta break karena enggan mengakhiri hubungan duluan. Ujung-ujungnya pasangan dibuat menunggu tanpa kepastian, sedangkan mereka sudah bahagia dengan orang baru.

Maka dari itu, kamu kudu memastikan apa yang sesungguhnya kamu inginkan. Kalau kamu mau putus, katakanlah sejujurnya sejak awal. Jika yang kamu harapkan hanyalah ruang pribadi, sampaikan baik-baik agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.

Kasih alasan jelas

Sebelum berbicara kepada pasangan, kamu harus mempertimbangkan secara matang alasan hubungan kalian perlu diistirahatkan. Pikirkan apa yang kamu butuhkan, kesulitan yang kamu hadapi, serta berapa lama kamu akan jaga jarak dari pasangan. Tujuannya supaya kamu tidak mengatakan hal-hal yang kamu sesali nanti.

Penting juga berkata jujur soal perasaanmu. Terkadang kebenaran menyakitkan, tapi itu lebih baik daripada berbohong demi menjaga perasaan pasangan. Kalau kamu sedang tidak bahagia dengannya, ya bilang saja begitu!

Jika kamu mengutarakan hal-hal yang mengusik pikiranmu, kalian berdua bisa cari solusi bareng agar sama-sama enak. Kalau kalian akhirnya beneran break, setidaknya kedua belah pihak sudah setuju melakukan itu.

Beri kepastian

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pasangan dapat menyalahartikan permintaanmu jika kamu tidak memberi kepastian masih ingin bersamanya. Mereka jadi overthinking dan mengira maksudnya adalah putus.

Iklan

Untuk menghindari kesalahpahaman, kamu bisa meminta pasangan memberimu ruang selama XXX minggu/bulan. Bahwa kamu akan kembali kepadanya setelah membereskan hati. Yakinkan pasangan bahwa kamu mencintainya dan tidak akan meninggalkannya.

Buat aturan dan batasan

Kamu bisa membuat aturan bersama pasangan supaya mereka tambah yakin. Langkah ini sangat penting guna meminimalkan kebingungan. Pastikan kalian berdua tidak melanggar aturan-aturan tersebut. 

Apakah kalian akan jaga jarak sepenuhnya, atau masih bertukar kabar? Jika memilih tetap ngobrol, apakah lewat telepon atau chattingan saja? Seberapa sering intensitas obrolannya? Dan lagi, berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk sendiri?

Faktanya, jajak pendapat VICE menemukan ada dua jenis break yang diinginkan orang. Kebanyakan laki-laki cenderung minta “istirahat” tanpa batas waktu yang jelas, sementara perempuan mengharapkan kepastian berapa lamanya. 

Kamu perlu memikirkan kemungkinan tertarik dengan orang lain selama jalan sendiri-sendiri. Apakah kamu bersedia jika pasangan menyukai orang lain, begitu pula sebaliknya?

Siap hadapi skenario terburuk

Namun, balik lagi, tidak semua menerima usulan ini dengan kepala dingin. Meski kamu sudah menyampaikan niat baik-baik, reaksi pasangan bisa jadi tidak seperti yang kamu harapkan. 

Kamu mesti mempersiapkan langkah selanjutnya bila pasangan menolak permintaanmu. Apakah kamu siap lanjut dengannya? Atau lebih baik putus sekalian? Jika pasangan tidak mau mendengarkanmu, sebaiknya kamu mulai memikirkan doi layak dipertahankan atau tidak.