Turkmenistan

Presiden Turkmenistan Dirikan Patung Emas Anjing Ras Kesayangannya

Di negara dengan tingkat pelanggaran HAM mendekati Korut, serta dugaan manipulasi data penularan Covid-19, patung anjing berbahan emas tentu lebih penting....
Patung emas anjing ras Alabai di Ibu Kota Ashgabat, Turkmenistan
Patung emas anjing ras Alabai di Ibu Kota Ashgabat, Turkmenistan. Foto oleh Altyn Asyr 

Presiden Turkmenistan sudah menyerupai pemimpin kultus yang terkesan tidak pernah salah dan semua tindak-tanduknya diterima masyarakat. Dalam kebijakan kontroversial terbarunya, Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov akhir bulan lalu membangun sebuah patung emas berwujud anjing ras alabai, anjing gembala khas Asia Tengah.

Patung tersebut didirikan di jantung Ibu Kota Ashgabat, di area apartemen yang semua penghuninya adalah keluarga pegawai negeri sipil. Tak sekedar patung, di bawahnya ada layar LED yang selalu tayang 24 jam, menunjukkan berbagai rekaman tindak-tanduk anjing alabai.

Iklan

Berdymukhamedov menjabat sebagai presiden sejak 2007, memang punya kegandrungan tersendiri terhadap anjing ras Alabai serta patung. Dia menulis buku soal anjing itu pada 2019, lalu empat tahun sebelumnya sang presiden meresmikan patung dirinya sendiri naik kuda, tentu sama-sama berbahan emas.

Hobi Berdymukhamedov ini tentu saja problematis, mengingat patung-patung itu dibiayai pajak, serta terkesan lebih penting dari berbagai problem sosial yang membayangi Turkmenistan. Negara di Asia Tengah itu mencatatkan rekor kasus pelanggaran hak asasi manusia tinggi, bahkan terbanyak kedua sedunia setelah Korea Utara, menurut laporan Reporters Without Borders.

Selama pandemi, pemerintah Turkmenistan juga mengaku tidak satupun warganya positif Covid-19. Data itu diragukan WHO, mengingat negara tetangga mereka, Iran, mencatatkan 730 ribu kasus positif corona.

WHO sampai memperingatkan Turkmenistan agar serius mempersiapkan fasilitas kesehatan, agar tidak terjadi lonjakan penularan drastis. Dari data John Hopkins University, kesiapan RS di Turkmenistan menghadapi pandemi berada di peringkat 147 dari 156 negara di dunia.

Menghadapi semua kritik tersebut, Berdymukhamedov sang presiden bertangan besi membuat solusi cerdas. Dia melarang semua dokter dan tenaga medis untuk mengucapkan istilah “coronavirus” di ruang publik.

Borat tuh harusnya memparodikan Turkmenistan kali ya, bukannya Kazakhstan. Tapi tak mengapa lah. Setidaknya negara ini punya patung anjing yang lucu…..

Screen Shot 2020-11-12 at 16.52.43.png

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News