Ilustrasi anak perempuan dan seorang ibu
Foto oleh JGI/Jamie Grill via Getty
kesehatan

Punya Hubungan Buruk Sama Keluarga Bisa Memengaruhi Kesehatan dalam Jangka Panjang

Dampak hubungan percintaan terhadap kesehatan ternyata tak sebesar hubungan kita dengan keluarga.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID

Jika kalian bertanya kepada orang yang sudah menikah atau berhubungan serius, mereka mungkin akan menyebut pasangan berperan penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya. Bagaimana tidak, mereka tinggal bareng atau menghabiskan hari-hari bersama pasangan.

Namun, penelitian terbitan Journal of Family Psychology menunjukkan justru orang tua dan saudara kandung yang menentukan seperti apa kondisi kesehatanmu secara keseluruhan. Menurut studi, ada hubungan sebab akibat antara kesehatan dengan kekeluargaan. Hubungan yang tidak akur memperbesar risiko terkena penyakit kronis, begitu pula sebaliknya (penurunan kualitas kesehatan dapat menimbulkan gejolak dalam keluarga). Di sisi lain, hubungan rukun “dikaitkan dengan umur panjang.”

Iklan

Peneliti mendalami data survei nasional sepanjang 1995-2014 yang diikuti 2.802 orang. Survei ini mengumpulkan informasi kesehatan peserta dengan menanyakan beberapa hal, termasuk hubungan dengan keluarga (seberapa sering kalian bertengkar dengan keluarga) dan hubungan percintaan (seberapa sering pasangan mengapresiasi atau mengajak kalian bertengkar). Peneliti kemudian mengecek rekam medis peserta untuk melihat apakah mereka menderita stroke, masalah perut atau sakit kepala kronis. Mereka menemukan peserta yang hubungan keluarganya tidak sehat memiliki kualitas kesehatan buruk, sementara baik atau tidaknya hubungan percintaan tidak begitu berpengaruh.

Temuan ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang menjelaskan hubungan romantis sangat penting bagi orang dewasa, sehingga dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik mereka. Peneliti terbaru menduga sebagian besar hidup kita dihabiskan bersama keluarga, makanya dampak kesehatannya juga lebih besar. Kita tidak benar-benar bisa berpisah dari keluarga, tak seperti hubungan romantis yang mudah kandas. Pasangan dapat memengaruhi kesehatan kita, tapi tak bisa langsung dijadikan alasan penyebab masalah kesehatan kardiovaskular, endokrin, kekebalan tubuh, dan saraf kita. Hubungan dengan keluarga tampaknya lebih kuat dalam hal ini.

Peneliti menganjurkan agar kita memprioritaskan hubungan dengan keluarga dan menjalani terapi bersama orang tua dan saudara kandung jika perlu. Jangan sampai permasalahan keluarga membawa konsekuensi serius terhadap kesehatan tanpa kita sadari,” kata peneliti utama Sarah Woods, assistant professor kedokteran keluarga dan masyarakat di UT Southwestern Medical Center.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.