Perkara uang tak jarang menjadi sumber perpecahan dalam keluarga. Satu pihak mungkin ingin menghemat pengeluaran agar simpanan cukup buat sebulan, tapi pasangannya sulit menahan diri untuk tidak keseringan belanja.Namun, faktanya sebagian besar orang cenderung memilih pasangan yang bisa saling melengkapi soal keuangan. Cara mereka mengelola uang berbeda-beda, dan sebetulnya tidak ada yang salah dari perbedaan ini. “Jarang ada orang bisa langsung sepakat saat mengatur keuangan dan tabungan,” tutur ahli terapi finansial Amanda Clayman.
Iklan
Adam H. Kol, penasihat keuangan keluarga dan penyiar podcast The Couples Financial Coach, mengungkapkan kliennya sering sekali keliru memahami masalah mendasar yang mereka hadapi. Mereka berpikir pertengkarannya terjadi karena datang dari latar belakang ekonomi yang berbeda, padahal menurut Kol, masalah sebenarnya yaitu “mereka tidak siap membicarakan keuangan bersama pasangan, atau bahkan dengan orang lain.”Kamu tidak perlu khawatir hubungan akan retak karena masalah keuangan. Masih ada cara untuk mengatasinya dan menyikapi perbedaan dengan bijak. Kamu juga bisa menjadikan ini kesempatan untuk mengenal satu sama lain lebih dalam.Lantas bagaimana caranya supaya kamu dan pasangan bisa mendapatkan solusi terbaik tanpa memperkeruh keadaan? Simak langkah-langkahnya berikut ini:Mengapa kamu bisa cekcok dengan pasangan? Renungkan kembali apa yang telah kamu ucapkan dan lakukan hingga situasi menjadi runyam. Kamu mungkin tidak bisa mengontrol pengeluaran, atau justru takut untuk mengajak pasangan mengobrol soal keuangan kalian berdua. Menurut Kol, dengan menyadari peranmu, kemungkinan besar pasangan jauh lebih bersedia diajak berbicara.Kol menyarankan untuk menghindari pertanyaan yang jawabannya terbatas pada ya atau tidak. Akan lebih baik jika pertanyaannya diubah dari “Kita bisa ngobrolin ini gak?” menjadi “Kira-kira kamu kapan punya waktu buat ngobrol soal ini?” Jangan paksa pasangan untuk membicarakan masalah keuangan di saat mereka sedang stres. Selain itu, jangan melakukannya di depan orang lain karena hanya akan membuat risi. Pastikan suasananya santai dan tidak ada gangguan dari luar. “Jauhkan ponselmu dan fokus bicara satu sama lain,” ujar Kol.Terapis finansial Julia Kramer mengatakan, kamu bisa memulai percakapan dengan memuji sikap pasangan yang paling kamu sukai dalam mengatur keuangan. “Kalau kamu tipe yang lebih suka menabung, kamu bisa memperhatikan sifat positif pasangan yang berhubungan dengan uang,” tuturnya. Hal ini dilakukan supaya tidak meninggalkan kesan si A selalu benar atau lebih paham soal uang daripada si B. Kamu bisa memuji hal-hal kecil, seperti kebiasaan pasangan membayar tagihan tepat waktu. Cara ini bisa mencairkan suasana dan membuat obrolan mengalir lebih lancar.Kramer menganjurkan untuk menanyakan bagaimana keluarga pasangan menyikapi uang. “Sering kali, kita tidak menyadari dunia orang berbeda-beda sebelum bertemu pasangan,” ucapnya. “Pertanyaan seperti ‘Apa pelajaran terbesar yang kamu terima dari orang tua soal uang?’ bisa memberi gambaran bagaimana mereka memandang uang.”
Pikirkan peranmu dalam hubungan
Pilih waktu yang tepat
Jangan saling menghakimi
Mengenal pasangan lebih dalam
Iklan
Kamu dan pasangan juga bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apa kenangan paling awal yang kamu ingat tentang uang?
- Apa kenangan paling indah yang kamu ingat tentang uang?
- Apa kenangan paling menyakitkan yang kamu ingat tentang uang?
- Sebutkan tiga hal yang kamu pelajari dari orang tua soal uang, baik secara langsung maupun tidak.
- Ceritakan orang terkaya yang kamu kenal saat beranjak dewasa. Apa pendapatmu tentang mereka?
Pertanyaan-pertanyaan ini sifatnya hanya untuk saling berbagi, sehingga tidak ada jawaban benar atau salah. “Kamu bisa lebih mengenal satu sama lain, dan juga memberimu rasa aman dan nyaman.”Menurut Clayman, kamu dan pasangan perlu mempersiapkan tujuan yang konkret dan jelas saat berdiskusi soal tabungan. Alih-alih melontarkan “Kita harus lebih banyak menabung” atau “Saya ingin menikmati uang yang saya peroleh”, kamu dan pasangan harus menentukan kebutuhan dengan lebih terukur. Misalnya, kamu ingin menabung dua juta Rupiah sebulan, atau liburan dua kali setahun.Kol tidak merekomendasikan kamu untuk menyelesaikan sekaligus semua masalah yang ada. Fokuslah pada satu hal, dan baru membicarakan yang lain ketika masalah itu sudah benar-benar tuntas. “Obrolan jadi lebih terarah dan tidak ngalor ngidul,” katanya. Selain itu, kedua belah pihak sama-sama siap menghadapi pembicaraan ketika fokus membahas satu topik.Misalkan obrolan pertama kamu dan pasangan sebatas berbagi pengalaman, “mungkin saat kalian berdua mengobrol lagi untuk ketiga kalinya, kamu bisa menjelaskan kenapa uang sangat penting bagimu, dan apa yang ingin kamu capai dengan uang tersebut,” terang Kol. Harapannya setiap kesempatan berdiskusi dapat membangun fondasi yang telah diciptakan sebelumnya.
Buatlah perencanaan yang jelas
Dibawa santai
Iklan