FYI.

This story is over 5 years old.

Sneakers

Panduan Mengendus Sneaker Palsu

Kalau kamu ragu membeli Yeezy seharga Rp13 juta, kontak saja Yu-Ming Wu, kolektor sepatu jempolan yang biasa memantau peredaran sneakers abal-abal dari seluruh dunia. Sepatu apa saja sih yang biasanya dipalsukan?
Audy Bernadus
Diterjemahkan oleh Audy Bernadus
Foto via Daily VICE.

Sejak kecil sampai beranjak dewasa, Yu-Ming Wu tak pernah punya uang untuk membeli sneakers. Padahal dia suka banget sama sepatu sporty buatan Nike maupun Adidas. Dia anak imigran asal Cina yang merantau ke Amerika Serikat. Khas keluarga imigran, tak ada uang saku untuknya beli barang mewah seperti sneakers. Baru setelah kuliah, Wu bisa bekerja sambilan di toko permen dan jadi pelayan restoran untuk membeli sneaker pertamanya dengan hasil keringat sendiri.

Iklan

Hobi dan kecintaan mengoleksi sneakers itu tak pernah padam. Sekarang, Wu punya 900 pasang koleksi sepatu. Dia kolektor sneakers yang cukup dihormati di AS maupun di seluruh dunia. Wu merupakan salah satu dari pencetus ajang Sneakers Con, yang menurutnya termasuk “pameran sneakers terbaik di dunia.” Dia memang tak hendak congkak. Pamerannya benar-benar sudah mendunia, diselenggarakan di berbagai tempat, dan menarik perhatian banyak orang. Rupanya ada sisi buruk dari populernya Sneakers Con. Ajang ini diikuti banyak penjual sepatu, baik yang baru maupun pengepul barang second. Nah, ada saja orang jahat yang ikutan, menjual sepatu diklaim baru (padahal sebetulnya abal-abal alias KW super). Sebagai panitia, Wu sering dapat keluhan konsumen yang tertipu. Sejak itu, dia melatih pengamatan supaya tak ada korban lagi. Wu mulai membuat program uji keaslian sneakers buat orang-orang yang mau beli sneakers di Sneaker Con.

VICE ngobrol bareng Yu-Ming Wu di sela-sela ajang Sneaker Con Toronto untuk tahu lebih jauh tentang konsep pamerannya, alasan ada program uji keaslian, dan apa saja prinsip membedakan sneakers asli dari yang palsu.

VICE : Sekarang di setiap Sneaker Con ada program uji keaslian. Sejarahnya gimana sih?
Yu-Ming Wu: ini sebenarnya bukan agenda resmi panitia. Intinya, kami membantu orang-orang yang mau beli sneakers tapi khawatir membeli barang palsu. Produk abal-abal itu bisa menimbulkan trauma. Khususnya buat anak-anak muda yang baru mulai hobi sneakers, mereka susah membedakan mana yang asli dan mana yang asli. Jadi sebenarnya ini bukan program yang penting, tapi cuma untuk memastikan rasa aman pembeli aja, seperti “Hey, aku beli sepatu yang asli nih.” Kami juga ingin para penjual di sneakers con aman citranya karena dipastikan menjual produk yang asli.

Iklan

Apa motivasimu saat pertama kali menggelar program uji keaslian di Sneaker Con?
Beberapa tahun yang lalu, ada anak yang beli sneakers nangis waktu kami beri tahu kalau sepatu yang dia beli itu palsu. Dari situ kita tahu harus bikin sesuatu supaya ada rasa aman buat orang yang jual beli sneakers. Kami akhirnya kembaliin uang anak itu, dan sepatu itu jadi contoh sneakers yang palsu untuk diperhatikan semua panitia.

Peredaran sepatu palsu kayak gini jadi masalah buat Sneaker Con?
Di Sneaker Con sih bukan masalah yang besar. Penjual yang ikut pameran kami sudah punya reputasi. Tapi tetap saja ada satu atau dua orang yang nekat mencoba jual sneakers palsu, selalu ada orang yang melihat Sneaker Con sebagai kesempatan. Di event sebesar ini yang terkenal menjual barang-barang berkualitas, pasti ada orang yang hendak mencari keuntungan, menipu pembeli awam dengan jualan barang palsu.

Yu-Wing Wu mengendus sepatu untuk memeriksa keasliannya.

Bisa jelasin secara ringkas, gimana caranya membedakan sneakers palsu dan yang asli?
Pertama kamu harus lihat kotak sepatunya. Kalau tulisan di kotaknya rapi, tintanya enggak pudar, dan semua tulisannya ada di posisi yang seharusnya, itu kemungkinan sneakers asli. Memang kotak bisa agak rusak ya, tapi kalau kotaknya asli itu kelihatan dari tulisan dan logonya. Kita juga lihat label yang ada di kotak dan yang di sepatunya, cocok atau enggak kodenya.

Kadang kode-kode ini enggak cocok, atau kadang dari pabriknya memang salah cetak. Label kadang-kadang juga susah dibaca karena label bisa berbeda di satu negara dengan negara lain. Jadi kami enggak menjadikan ini satu-satunya acuan. Setidaknya sebagai awalan pasti kami periksa dulu nomor produksi sama kotaknya benar atau enggak.

Iklan

Kita juga bisa memeriksa dari label harganya juga ya?
Betul. Sneaker yang dipalsukan rata-rata termasuk sepatu yang mahal banget, nilainya lumayan. Maklum lah kalau orang yang beli sepatu dengan harga semahal ini pengin memastikan barang yang mereka beli asli. Kalau kotaknya asli, kemungkinan besar sepatunya juga asli. Tapi selalu ada kemungkinan sepatu yang di dalamnya palsu, alias sudah ditukar. Jadi kita harus keluarin sepatunya, periksa semua detail sama enggak dengan sneaker yang asli. Termasuk kita cium juga baunya.

Harus banget diendus sepatunya?
Ya, kita wajib mengendus sepatunya asalkan belum pernah dipakai. Teknik ini buat memastikan apakah ada lem beracun. Perusahaan besar seperti Nike dan Adidas sudah enggak pakai lem beracun lagi buat produk-produknya. Kalau setelah dicium ternyata ada bau-bau beracun, yang khas banget, itu indikasi sepatunya palsu. Kita juga periksa tali sepatu dan jahitannya. Banyak sepatu palsu yang jahitanny kurang rapi. Terus kita juga periksa solnya, ada salah cetak atau enggak, dan ujungnya rapi atau enggak. Kalau semuanya rapi dan sesuai dengan contoh yang asli, kita pastikan sneakernya asli. Kita juga bisa periksa di semua bagian sepatu, rapi enggak lemnya. Banyak pabrik sepatu palsu yang ngasal waktu kasih lem di bagian-bagian sepatunya. Kalau ternyata sepatunya jelek biasanya dikasih julukan sneaker grade “B”.

Kita juga lihat logo yang ada di sepatunya. Beberapa pabrik sepatu yang memalsukan produk bisa kelihatan asli di beberapa indikator tadi, tapi pasti ada satu atau dua hal yang membuat sneakernya terpantau palsu. Kenapa saya bisa yakin seperti itu? Karena pabrik pemalsu tidak punya mesin canggih yang dimiliki sama pabrik sneakers asli. Pabrik sepatu asli berinvestasi jutaan dolar untuk pabriknya. Pabrik sneaker palsu enggak mungkin punya investasi sebesar itu buat alat dan mesin. Begitulah caranya panitia Sneaker Con melakukan uji keaslian suatu sneaker. Makanya, ga cukup cuma dilihat, sepatu pas kita periksa wajib dipegang. Ini teknik cuma bisa dilakukan sama orang yang pengalaman. Sneakers kan barang mewah ya, jadi enggak berlebihan kalau kita periksa sampai ke detailnya buat memastikan ini barang asli. Setelah semua tahapan tadi dilalui, panitia Sneaker Con akan kasih label kalau sneaker ini sudah diperiksa dan terbukti asli.

Iklan

Jadi kamu mengandalkan mata, dipegang, sama bau ya? Semuanya berdasarkan indera manusia nih, masih mungkin dong ada yang luput. Gimana caranya kamu meyakinkan orang-orang?
Kalau masih ada konsumen yang ragu, biasanya minta mereka buat bawa sepatu yang mereka curigai. Kami akan tunjukkan ke mereka perbedaan yang asli dan yang palsu. Kalau mereka masih enggak percaya, kami hanya bisa bilang kalau kami ini berpengalaman buat membedakan mana yang asli dan yang palsu. Pada akhirnya pembeli yang akan menentukan apakah sepatu incaran mereka asli atau palsu. Masa iya kami harus bawa sepatunya ke pabrik Adidas lalu minta orang di sana yang periksa.

Pernah ga kamu nemu sepatu yang susah buat diperiksa keasliannya?
Pernah lah. Apalagi kalau sneaker second keluaran lama, kita enggak punya sepatu buat membandingkan. Atau kalau sneakers-nya limited edition, jadi kami bahkan belum pernah lihat. Jadi kalau sepatunya udah lama dan sangat terbatas jumlahnya, kami agak kesulitan buat memeriksa keasliannya.


Baca juga artikel VICE lain yang membedah kondisi industri sneakers dunia kontemporer:

Apa pendapatmu sama orang yang sengaja membeli sneaker palsu atau KW super?
Orang-orang yang seperti itu kadang nyaman membeli sepatu yang palsu, dan kalau mereka bahagia sama kebiasaan itu, susah membujuk mereka buat beli yang asli. Saya pribadi lebih suka orang beli sepatu tembakan, artinya bentuknya dibikin mirip sepatu terkenal sama perusahaan kelas bawah dengan merek berbeda. Beli sneakers tembakan lebih baik daripada menghabiskan uang untuk sepatu KW super. Makanya kami berusaha terus untuk membujuk orang-orang untuk hanya beli sneaker yang asli.

Iklan

Kenapa sih orang-orang sebaiknya enggak membeli sneakers KW super?
Karena kalau beli sneaker palsu, kamu mendukung penipu dan kriminal. Memalsukan barang kan tindakan kriminal. Perusahaan kayak gini biasanya juga tergabung dalam jaringan kriminal. Kita kan enggak pernah tahu kan uang yang masuk ke rekening para pemalsu itu dipakai untuk ngapain saja?

Kenapa orang seperti kamu bisa punya keahlian menentukan mana sneaker asli dan mana yang bukan?
Seperti yang sudah saya sebutkan, pengalaman megang sepatu bertahun-tahun membuat orang terlatih menentukan mana yang asli dan palsu. Kalau sudah bertahun-tahun menggeluti hobi ini, tinggal pegang saja sudah bisa tahu barangnya palsu atau asli. Kalau kamu kenal orang yang sudah lama main sneakers jadikan mereka rujukan untuk mencari tahu keaslian suatu produk.

Berdasarkan pengalamanmu, sneakers apa saja paling sering dipalsu di pasaran?
Sneaker seri Air Jordan paling sering jadi sasaran pemalsuan karena sejarah dan nilainya. Beberapa jenis Yeezy juga jadi korban pemalsuan KW super karena nilainya dan jumlahnya yang terbatas. Intinya, yang mendominasi pasar barang palsu itu KW supernya Jordans, Yeezy, NMD, dan Ultra Boost.

Bagaimana kamu mengembangkan kemampuan mengendus barang palsu? Industri sepatu kan terus berkembang, gimana caramu update sama produk baru?
Saya sudah berada di bisnis ini 17 tahun. Kerjaan saya hampir tiap hari melihat dan pegang sneaker. Tentu lama-lama saya tahu saja mana barang yang asli dan yang bukan. Seringnya saya langsung tahu sekali lihat ada sepatu palsu. Tapi kadang-kadang juga saya harus memeriksa detailnya supaya benar-benar yakin.

Bagaimana kamu menjelaskan budaya koleksi sneaker kepada orang yang enggak suka sneaker?
Ada memang orang yang merasa sepatu itu biasa saja karena fungsinya memang cuma dipakai. Bedanya di sana. Kolektor kayak saya menganggap sneakers sebagai karya seni. Dan kalau kamu bisa suka sama satu sneaker sampai dipajang di satu lemari khusus, kamu pasti seorang penggila sneaker. Sederhananya, orang seperti saya punya penghargaan lebih kepada sebuah sepatu sporty.

Berapa jumlah koleksi sepatumu sekarang?
Lumayan banyak ya. Saya dulu punya antara 1.300 sampai 1.400 pasang. Sempat saya jual-jualin sebagian koleksi tadi, sampai tinggal 800 pasang. Sekarang nambah lagi jadi 900 pasang.

Kamu pernah memakai semua sneakers koleksimu yang bejibun itu?
Saya paling cuma pernah pakai 20 persen dari semua koleksi sneakers di rumah. Selebihnya, ribuan sepatu itu saya perlakukan layaknya karya seni untuk dipajang dan dinikmati.