Iran

Iran Kembali Membara, Menandai 40 Hari Kematian 2 Pengunjuk Rasa

Serangkaian aksi demonstrasi kembali mewarnai Iran selang 40 hari setelah dua pengunjuk rasa dihukum gantung.
Aksi demonstrasi di Iran
Foto: Getty Images.

Gelombang unjuk rasa kembali mengguncang Iran pada Kamis (16/2) malam untuk memperingati 40 harian dua pemuda yang dihukum gantung akibat mendukung aksi protes di negara tersebut. Demo ini merupakan yang pertama setelah sempat surut beberapa pekan terakhir.

Dari rekaman video yang beredar, kerumunan massa tampak memadati sejumlah kota di dalam negeri. Gemuruh seruan anti-pemerintah terdengar membahana di antara warga yang turun ke jalan. Banyak orang meneriakkan “tahun penuh darah” dan “perempuan, kehidupan dan kebebasan”, slogan yang kerap menggetarkan Iran sepanjang tahun lalu.

Iklan

Postingan video Organisasi Hak Asasi Manusia Hengaw juga memperlihatkan pengunjuk rasa membakar ban di kota Sanandaj pada Kamis lalu.

Sementara itu di Zahedan, warga menggelar aksi demo mingguan pada Jumat (17/2) untuk menuntut dibebaskannya para “tahanan politik”. Kota itu merupakan salah satu daerah paling bergolak di Iran lantaran adanya tindakan keras oleh aparat.

Jurus tangan besi telah dikeluarkan guna mengekang aksi perlawanan rakyat yang pecah sejak September lalu, pasca tewasnya Mahsa Amini yang saat itu menjadi tahanan polisi moral. Menurut catatan Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia di AS, sedikitnya 500 pengunjuk rasa tewas dalam aksi dan lebih dari 19.000 orang ditangkap. Banyak di antara demonstran yang telah divonis mati, termasuk Mohsen Shekari dan Majid Reza Rahnavard yang menjalani hukuman gantung akhir tahun lalu.

Pemerintah Iran menuding “kerusuhan” di negaranya telah “ditunggangi pihak asing” yang ingin mengobrak-abrik rezim ulama. Namun, tindakan keras tak menyurutkan semangat pengunjuk rasa menyuarakan ketidakadilan.