Sains

Ditemukan Banyak Kawah Baru Misterius di Permukaan Mars

Dengan bantuan kecerdasan buatan, ilmuwan menjadi lebih mudah mengenali fitur permukaan planet Mars.
Klaster kawah Mars baru yang ditemukan oleh AI
Klaster kawah Mars baru yang ditemukan oleh AI. Gambar: NASA/JPL-Caltech/University of Arizona

Planet sering berbenturan dengan batuan luar angkasa ketika mengelilingi Matahari. Tabrakannya bisa berakibat dahsyat, bisa juga hanya meninggalkan kawah-kawah kecil tak kasat mata.

Ilmuwan antariksa biasanya mempelajari permukaan planet lain dengan memeriksa gambar-gambar secara manual, sehingga bukan mustahil ada yang terlewat dari penglihatan mereka.

Buktinya, para ilmuwan Jet Propulsion Laboratory NASA (JPL) baru mengidentifikasi sejumlah kawah kecil Mars yang sebelumnya tidak ditemukan dalam hasil tangkapan Mars Reconnaissance Orbiter (MRO). Bagaimana mereka menemukannya? Dengan menggunakan machine learning yang disebut “automated fresh impact crater classifier”.

Iklan

Berdiameter sekitar empat meter, kawahnya kemungkinan terbentuk akibat ledakan meteor yang terjadi antara 2010-2012 di wilayah Noctis Fossae. Fitur ini sudah ada dalam kumpulan dataset MRO dari beberapa tahun lalu, tetapi baru kelihatan sekarang.

“Kami ingin mempelajari lokasi [kawahnya] ada di mana saja,” ilmuwan komputer JPL Kiri Wagstaff menerangkan melalui sambungan telepon. “Katalog yang ada sekarang jumlahnya sekitar 1.000-an, dan kami memeriksa sendiri gambarnya satu per satu. Ini menunjukkan penyebaran yang sangat heterogen di seluruh permukaan Mars.”

Wagstaff menambahkan tidak ada yang menjelaskan secara fisik kenapa kawahnya “tampak padat di wilayah tertentu”.

“Meteor menabrak permukaan mana saja dengan probabilitas yang sama. Menyadari banyak yang terlewat, kami berharap bisa memperoleh katalog yang lebih lengkap,” ujar Wagstaff.

Ada beberapa alasan kenapa kawah-kawah tersembunyi sulit diidentifikasi. Salah satunya adalah sifat lingkungan permukaan Mars di sekitar lokasi benturan. Kawah yang terbentuk di daerah berdebu gampang ditemukan secara manual karena ada kontras antara zona benturan gelap dengan permukaan lebih terang.

“Jika tabrakannya terjadi pada batuan dasar terbuka yang tidak ada debu terang, kawah tersebut sulit ditemukan karena gelap,” lanjutnya.

Dengan kata lain, ada kemungkinan bias pengambilan sampel kawah Mars mengaburkan sejarah lengkap benturan planet. Pengklasifikasi AI ini mungkin mampu mengatasi pengamatan kita yang miring terhadap kawah.

Iklan

Alatnya diajarkan untuk memindai puluhan ribu gambar beresolusi kecil yang diambil oleh Kamera Konteks MRO, dan menandai kawah potensial yang nantinya ditindaklanjuti oleh peneliti menggunakan hasil tangkapan lebih tajam dari instrumen HiRISE. Teknologi ini telah menemukan banyak sekali kawah potensial yang terabaikan selama beberapa tahun terakhir.

“Pertanyaannya, adakah yang berbeda dari temuan machine learning ini?” Wagstaff menuturkan.

“Apakah kawahnya lebih kecil atau redup? Bagaimana dengan bentuk dan sifatnya, aneh atau tidak? Letaknya di permukaan gelap atau bukan?” lanjutnya. “Bisa jadi ada alasan kenapa kawah-kawah ini tidak kelihatan sebelumnya.”

Tim Wagstaff telah mengajukan pengamatan HiRISE untuk kawah-kawah potensial yang ditandai AI dalam data Kamera Konteks. Pengamatan tambahan tersebut dapat membantu ilmuwan menentukan apakah alat AI tersebut benar-benar menunjukkan kelas kawah Mars khusus yang selama ini terlewat.

Selain memperluas katalog benturan di Mars, proyek ini menandakan kecerdasan buatan bisa dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kemampuan eksplorasi planet mereka.

“AI takkan mampu melakukan penemuan ilmiah tanpa bantuan manusia,” tegasnya. “Oleh karena itu, peran kita masih dan akan terus dibutuhkan di sini.”