Mendiang Steve Irwin Sampai Sekarang Masih Populer di Timur Tengah

FYI.

This story is over 5 years old.

Sosok Legendaris

Mendiang Steve Irwin Sampai Sekarang Masih Populer di Timur Tengah

Di mata penonton Afghan hingga Saudi, pembawa acara 'Crocodile Hunter' asal Australia itu dianggap berjiwa ksatria.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia. 

Kabar meninggalnya Steve Irwin pada 2006 lalu membuat beranda Facebook (yang masih belum populer) langsung penuh ucapan duka cita. Semua orang Australia yang saya kenal berduka akibat mangkatnya "Sang Pemburu Buaya". Selanjutnya saya terkejut, lantaran keluarga di luar negeri ternyata ikut bersedih mendengar Irwin meninggal. Selain mereka, kawan-kawan saya dari Timur Tengah tak kalah terpukul saat mendengar petualang sekaligus pembawa acara dokumenter alam liar itu meninggal tersengat ikan pari. Saya dulu mengira Irwin hanya populer di Australia dan sekitarnya. Setelah mengingat-ingat lagi betapa banyak orang di seluruh dunia mengenang beliau, saya memutuskan menghubungi beberapa kawan, menanyakan apa alasan Irwin bisa terkenal melintasi batas-batas kebudayaan.

Iklan

Satu kawan saya yang sangat mengidolakan Irwin adalah Mukhtar, pria 27 tahun asal Kota Jalalabad, Afghanistan. Dia merasa Irwin punya sifat-sifat yang menyerupai ksatria pemberani Suku Pashtun. "[Irwin] mengingatkan pada sosok yang sering diceritakan ayah saat saya masih kecil. Ayah bilang dulu para mujahidin Afghanistan berani melawan prajurit Uni Soviet dari gunung-gunung dengan bekal seadanya, kadang ular coba menggigit mereka saat para mujahidin itu merayap di pedalaman hutan menenteng senapan mesin," ujarnya.

Wah, menarik juga. Banyak kenalan saya dari Timur Tengah rupanya punya pemikiran sejenis tentang Irwin. Dalam mitologi di Timur Tengah, pahlawan ideal sering digambarkan sebagai pemberani yang naif, yang tak memikirkan marabahaya. Contohnya adalah tokoh sufi Nasruddin Hoja. Dia lucu dan polos, tapi berani mengungkapkan kritik pada sultan-sultan berkuasa seperti Timurleng tanpa takut dihukum. Irwin, sang pembawa acara TV legendaris Crocodile Hunter masuk dalam kategori sejenis. Tampangnya polos, tidak pernah mendapat pendidikan sains atau biologi resmi, tapi dia berani menghadapi berbagai macam hewan di alam liar. Keingintahuan serta gairah Irwin tiap kali bertemu hewan liar atau malah buas membuat acara TV tersebut sangat populer di berbagai negara.

Mukhtar masih ingat, ketika pertama kali The Crocodile Hunter, dirinya langsung terpesona pada sosok Irwin. "Saya terkejut melihat keberaniannya di depan kamera. Saya sudah pasti tidak bisa senekat Irwin, melawan buaya di sungai," ujarnya. "Selain itu, yang saya pelajari dari Crocodile Hunter adalah kenyataan hewan tak akan menyerang manusia, kecuali tempat tinggalnya diganggu. Prinsip itu sangat kami percayai di Afghanistan. Orang Afghan akan sangat ramah pada tamu yang niatnya baik."

Iklan

Satu faktor lainnya yang membuat orang Afghan menganggumi Irwin adalah selera humor sang pawang binatang itu. "Budaya Afghan sangat gemar bersenda gurau," kata Mukhtar. "Kami menyukai Steve Irwin karena dia ksatria pemberani yang senang bercanda."

Dulu, saya menonton Crocodile Hunter sepulang sekolah bersama ayah. Dia bahkan lebih menggemari acara itu dibanding saya. Mata ayah akan menatap lekat-lekat layar TV ketika Irwin bertarung melawan ular kobra, mamba hitam, atau berada di lokasi-lokasi alam liar yang bagi orang awam lebih menyerupai neraka. Pengalaman serupa ternyata dimiliki kawan saya lainnya, bernama Assad, yang tinggal di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi. Dia dan ayahnya sama-sama penggemar berat Irwin.

"Saat aku masih kecil, ayahku sempat bekerja untuk seorang Syekh di utara kota Madinah," kata Assad. "Syekh ini memiliki banyak sekali peliharaan singa. Banyak anak-anak singa yang lambat laun akrab dengan ayahku. Dia saat itu sering dapat tugas memberi makan bayi singa. Saat satu singa mati, ayahku terpukul sekali, sampai menangis. Itulah kenapa ayah suka sekali menonton Crocodile Hunter. Aksi-aksi [Irwin] mengingatkannya pada pekerjaan di masa lalu, ketika dia harus mengurus hewan-hewan buas."

Assad mengaku bukan tipe orang yang menyayangi binatang. Tapi, ketika Irwin meninggal, dia benar-benar terpukul. "Saya menangis. Rasanya sedih sekali mendengar orang yang mengabdikan hidupnya untuk menyebar pesan baik perlindungan terhadap binatang justru meninggal karena binatang. Aku berdoa agar Irwin masuk surga. Allah pasti lebih tahu mengapa Irwin harus mengalami nasib tragis seperti itu."

Iklan

Di Arab Saudi, putri mendiang Irwin, Bindi, yang mulai terlibat syuting acara di alam liar masih populer sampai sekarang. "Insya Allah kami ingin berkunjung ke kebun binatang milik Steve Irwin di Queensland suatu saat nanti," kata Assad.

Keberanian Irwin di depan kamera ketika menghadapi hewan buas mengingatkan saya pada pepatah klasik Afghanistan: "Tidak ada ular yang akan bisa kalian tolong, jika kalian takut pada bisanya." Mendiang Steve Irwin benar-benar melakoni pepatah itu secara harfiah, memberi contoh pada penonton dari seluruh dunia.

Untuk penonton lain di Timur Tengah, cara Irwin mengampanyekan perlindungan hewan sangat menarik. Salah satunya Ali Reza, lelaki 24 tahun asal Kota Kerman, Iran. Dia bilang kabar meninggalnya Irwin membuat satu keluarga besarnya bersedih. Acara Crocodile Hunter menurut Reza mengajak anak muda untuk kembali mencintai alam. "Saat menonton tayangan itu, saya jadi sadar hidup di kota besar itu tidak memberi kita banyak hal. Ada kehidupan yang menarik di luar sana. Terinspirasi acara Irwin, saya akhirnya masuk hutan dan trekking ketika berkunjung ke rumah nenek di Golestan," ungkap Ali. "Pesan terbaik dari Crocodile Hunter adalah pentingnya menyaksikan kehidupan hewan liar di habitat aslinya, bukan kebun binatang."

Ali menyesalkan acara itu tayang di Iran baru beberapa tahun menjelang kematian Irwin. Seandainya serial tersebut ada sejak dekade 90-an, dia yakin banyak orang Iran akan tertarik melindungi hewan-hewan langka. Saat ini, kata Ali, harimau Persia sudah resmi punah. Padahal harimau dulu banyak berkeliaran di hutan-hutan Golestan.

"Ada banyak masalah yang dihadapi orang Iran sehari-hari, maka sulit membuat orang tertarik membicarakan lingkungan," kata Ali. "Makanya, cara Crocodile Hunter sangat menarik. Karena pesan agar manusia peduli pada lingkungan dikemas seru dan menyenangkan. Acara semacam itu yang saya pikir diperlukan anak muda Iran agar peduli pada pelestarian alam."

Kalau boleh menambahkan, agaknya ada satu faktor lagi yang membuat Irwin sangat populer di negara-negara Timur Tengah. Dia adalah sosok orang Barat yang sangat bersahabat, datang ke wilayah asing dengan niat tulus mencari pengetahuan. Irwin dihormati dan disegani oleh rakyat dari negara-negara yang secara alamiah membenci semua serba Barat. Karena dia memang berani dan ksateria. Bagi orang Timur Tengah, mendiang Steve Irwin adalah guru pemberani kami setara Antarah ibnu Shaddad.

Follow Mahmood di  Instagram dan Twitter.