Entertainment

5 Buku Ini Bisa Membantu Kalian Mencapai Ketenangan Batin

Artikel ini pertama kali tayang di Amuse.

Radiohead pernah mendeskripsikan aspirasi generasi yang besar di dekade 90’an sebagai “fitter, happier, and more productive.” Radiohead tentu tidak sedang berusaha jadi Mario Teguh. Justru band ini sedang melecehkan rasio ala-ala para motivator.

Sampai sekarang, ternyata aspirasi sehat, semangat, dan produktif kayak gitu masih relevan. Kalau enggak percaya, coba aja hitungin berapa orang ngepost kutipan inspirasional di Instagram sepagian tadi?

Sekarang genre buku “self-help”, atau yang bernuansa motivasi, agak-agak kurang diminati. Walau tujuan buku kayak gitu mungkin baik, tema motivasi seringkali diremehkan karena kurang ada substansi ilmiahnya. Buku motivasi dibilang hanya cocok bagi mereka yang kecanduan positivitas. Apalagi ketika hidup lagi asu-asunya—misalnya kalian lagi banyak utang, duit abis, berantem ama pasangan—hal terakhir yang kita butuhkan adalah buku yang terdengar seperti suara Morgan Freeman pas dibacakan. Karena kesulitan hidup begitu nyata, sebaiknya kalian mencari saran hidup yang nyata juga lah.

Menemukan jawaban seperti menemukan produk perawatan wajah: enggak semua produk yang cocok di orang-orang bakal cocok di kulitmu, tapi tenang, bakal ada aja kok produk yang cocok buat kamu. Jadi kalau kamu tipe yang alergi sama buku-buku “self-help,” berikut ini adalah daftar buku yang menyimpan lumayan banyak pelajaran bijak soal cara menjalani hidup, terlepas dari pekerjaanmu apaan.

Bagian terbaiknya? Buku-buku ini enggak mengumbar janji kosong. Kalian beneran bisa belajar tentang makna hidup dari sana. Ini dia daftarnya:

Videos by VICE

Material Girl, Mystical World

Buku ini adalah anak Madonna dan George Harrison. Penulis Ruby Warrington bisa ngobrolin terus-terusan soal berbelanja dan bertahan di Burning Man sembari menangkal akibat dari astrologi dan meditasi. Sebagai penggagas The Numinous, yang fokus pada artikel-artikel soal kesadaran kosmik, dia mendalami apa yang dia sebut sebagai “Now Age,” yaitu pembaruannya dalam pemikirian kosmik.

Buku barunya membahas soal abstraksi seperti dharma dan tarot, tanpa meninggalkan penjabaran soal kegembiraan konkret seperti memiliki sepatu mewah. Warrington mengakui keseimbangan ini dan dengan melakukan hal ini, orang-orang bisa membentuk realita yang mereka ingin hidupi secara sadar.

Grapefruit

Yoko Ono, yang akhirnya diakui sebagai orang yang turut menulis Imagine, tak lagi hidup di bawah bayang-bayang mendiang suaminya, John Lennon. Grapefruit, bukunya yang berisi instruksi dan gambar-gambar, adalah titik berangkat yang terbaik untuk menemukan persepsi uniknya terhadap dunia. Terkadang dia menulis instruksi supaya kita “mendengarkan suara bumi berputar” atau “menyalakan api dan menontonnya hingga padam.” Tapi sebagian besar waktunya, dia menantang pembaca: “Kayaknya salju turun terus-menerus di segala tempat.” Sebelum Yoko Ono terkenal karena menstimulasi suara janggal merespon Donald Trump, dia menulis kalimat-kalimat indah yang akan membuatmu ingin tahu caranya hidup dalam damai.

Franny and Zooey

Joan Didion boleh saja mencela novel J.D. Salinger dengan sebutan “self help untuk cewek-cewek dari Sarah Lawrence”, tapi enggak ada waktu yang lebih tepat untuk membaca Franny and Zooey dibandingkan saat ini—sebuah masa di mana anak-anak muda (dan bukan hanya mereka yang memiliki hak istimewa) bisa terhubung pada beban kecerdasan dan pamor yang dihadapi karakter-karakternya. Franny dan Zooey menunjukkan kegeniusannya sebagai anak-anak di acara radio terkenal , It’s a Wise Child, tapi saat dewasa Franny menyadari bahwa hidup bisa menjadi membosankan dan nirmakna, yang memicu nervous breakdown. Dia pulang ke rumah dan terlibat perdebatan dengan Zooey soal kecerdasan dan hak-hak, yang berisi petuah bijak dari Epictetus hingga Sappho.

The Subtle Art of Not Giving a Fuck

Penulis dan blogger Mark Manson memulai bukunya dengan anekdot soal penyair Charles Bukowski, pecundang tukang curhat yang mengira dia sukses karena melakukan hak yang tak bisa tak dikerjakan: menulis. Dia gagal total sampai suatu hari seseorang menemukan karya-karyanya. Hal ini tidak mengejutkan bahwa epitaph-nya adalah: “Don’t try.” Nah, ini cocok banget sama etos Manson yang cuek bebek. Jadi buku ini soal memilah pertempuran, menerima batasan diri, dan jujur pada diri sendiri dan berhenti terbebani kebutuhan merasa baik-baik saja setiap saat.

The Empath’s Survival Guide: Life Strategies for Sensitive People

Salah satu penulis di Difficult Times milik Mike Mills, potret diri dalam bentuk daftar buku soal spiritualitas, adalah Dr. Judith Orloff. Dia adalah praktisi yang menggabungkan obat, intuisi, dan energi, dan juga spiritualitas untuk penyembuhan. Dia seorang yang penuh empati sehingga tahu rasanya harus pasang badan di dunia yang penuh stimulasi ini. Buku terbarunya adalah soal tips untuk orang-orang yang sangat peka yang ingin mengubah kepekaan mereka menjadi kekuatan. Orloff menawarkan saran-saran seperti menambahkan Himalayan Red Salt ke pola makan, sehingga tubuh kita singkron dengan energi Bumi. Dia bahkan berbagi soal teknik perlindungan dari “vampir energi,” sehingga hal ini menjadi perlindungan melawan segala hal yang beracun.