Kamu Tipe Orang Gak Enakan? Begini Cara Menolak Permintaan dengan Tegas

anxietate cand refuzi

Kita semua pasti pernah merasa tidak enak hati untuk menolak seseorang yang membutuhkan bantuan. Baik untuk ajakan pergi atau mengerjakan sesuatu, sulit sekali mengatakan kalau kita tidak mau melakukannya. Kita menyanggupi permintaan mereka, meski dalam hati gondok setengah mati.

Psikolog sosial Susan Newman, yang menulis The Book of NO: 365 Ways to Say It and Mean It—and Stop People Pleasing Forever, mengungkapkan, PSBB dan semacamnya memudahkan para “people-pleaser” untuk mengatakan tidak. “Sekarang orang jauh lebih menerima ‘tidak’ daripada sebelum pandemi. Kalian bisa beralasan, Saya tidak nyaman melakukannya,’” Newman memberi tahu VICE. “Itu jawaban yang bagus! Tapi saya tidak tahu sampai kapan orang bisa menggunakan alasan tersebut.”

Videos by VICE

Berkata jujur merupakan cara terbaik, tapi tentunya tidak mudah sama sekali. Newman menyebut ada banyak alasan mengapa kita tidak bisa bersikap tegas dan apa adanya ketika dimintai tolong, tapi semuanya berasal dari keinginan menyenangkan orang lain dan menghindari masalah. Namun, menurut Newman, kebiasaan ini hanya akan merugikan diri sendiri jika dipertahankan. “Rasanya melelahkan dan menjadi beban jika kalian menyanggupi lebih dari kemampuan, baik secara fisik maupun mental, karena kita semua memiliki waktu fisik dan energi yang terbatas,” tuturnya. Kalian akan semakin cemas ketika harinya semakin dekat, dan akhirnya membatalkan rencana di hari H. Semua orang pun kecewa karena gagal total.

Kita perlu mencari tahu alasan sesungguhnya kita tidak kuasa menolak sesuatu. Baru setelah itu, kita bisa menentukan apa yang sebaiknya dilakukan supaya membantu seseorang tak lagi menjadi beban bagi diri sendiri.

Kalian terbiasa menyanggupi setiap permintaan

Sangat wajar jika kalian langsung mengatakan “ya” ketika diminta melakukan sesuatu. Hal itu bisa menjadi kebiasaan, terutama kalau kalian terlalu sering menyanggupi permintaan orang. Dengan demikian, kalian harus aktif mengubah perilaku agar tak lagi terjebak dalam situasi setengah terpaksa seperti ini.

Kalian harus berlatih sampai terbiasa mengatakan tidak. “Alih-alih menyanggupinya saat itu juga, coba pikirkan untuk menolak sebelum mengatakan ya. Ingatlah, kalian punya pilihan,” ujar Newman.

Newman juga menganjurkan untuk mengulur waktu, jadi jangan langsung memberi jawaban bisa atau tidaknya. Pikirkan baik-baik apakah kalian sanggup melakukan permintaan mereka. “Banyak yang bisa kalian katakan,” terangnya. “Contohnya ‘pikir-pikir dulu ya’ atau ‘belum tahu ada rencana atau enggak di hari itu’. Dengan mengulur waktu, kalian bisa memikirkan kembali apa yang akan dilakukan. Kalian mungkin tetap mengatakan tidak setelah menganalisis situasinya.”

Kalian khawatir akan merusak hubungan

Terlalu melebih-lebihkan dampak dari penolakan hanya akan membuat kalian ribet sendiri. “Kita menghabiskan banyak energi untuk mencemaskan dan mengkhawatirkan sesuatu,” tandas Newman. “Orang tidak mau merusak hubungan, baik dengan pasangan, bos, teman atau bahkan anak mereka sendiri. Mereka takut dikucilkan atau kehilangan pekerjaan. Kenyataannya adalah, dalam banyak kasus, mereka takkan memikirkanmu ketika kalian menolaknya. Mereka akan mencari orang lain yang bisa membantunya.”

Yah, bisa jadi mereka takkan meminta bantuan kalian lagi di masa depan, tapi itu bukanlah hal yang buruk. Jika kalian memiliki kecenderungan menyenangkan orang lain — seperti memprioritaskan kebutuhan orang lain, sering meminta maaf atau menyesuaikan pendapat dengan orang lain — ada baiknya kalian meluangkan waktu untuk memikirkan siapa yang membutuhkan bantuan dan seberapa dekat hubungan kalian. “Saat mempertimbangkan permintaan, kalian bisa bertanya pada diri sendiri, haruskah saya mendapat persetujuan orang ini? Seberapa penting itu?” kata Newman. “Lalu ada persoalan siapa yang paling sering meminta bantuanmu dan di mana keseimbangannya? Apakah hubungan kalian seimbang?”

Pikirkan apa yang ingin kalian lakukan dengan waktu pribadi

Jika kalian merasa kewalahan karena terlalu sering dimintai bantuan, sisihkan waktu untuk memeriksa diri sendiri. Penting sekali mempertimbangkan apa yang kalian butuhkan agar lebih bahagia dan ada untuk orang lain. “Mulailah perhatikan bagaimana kalian mengisi waktu pribadi,” tutur Newman. “Apakah kalian selalu ada untuk orang lain? Pikirkan siapa yang paling menghabiskan waktumu supaya kalian bisa menentukan kapan harus meluangkan waktu untuk diri sendiri.”

Kalian bisa menyisihkan waktu untuk berolahraga, memasak, membaca buku atau menonton acara TV yang ringan-ringan. Selain mampu meningkatkan suasana hati, aktivitas ini juga dapat memberikan kejelasan permintaan apa saja yang sanggup kalian lakukan dan apa yang harus dikatakan ketika ingin menolaknya.

Tanyakan lebih detail sebelum menyanggupi

Begitu kalian mengurangi kebiasaan berkata ya, jawab permintaan dengan pertanyaan. Jika teman mengajak main tapi ada seseorang yang kalian kurang sukai, kalian bisa tanya siapa saja yang akan datang. Apabila permintaannya terkait pekerjaan—seperti membimbing karyawan magang misalnya—tanyakan kepada atasan, apa yang mereka harapkan dalam hal komitmen waktu. Semakin banyak yang kalian ketahui, semakin mudah juga bagi kalian untuk menyatakan kesanggupan.

Lebih banyak detail juga mempermudah kalian berkompromi pada komitmen, mengubah permintaan yang tidak mudah menjadi sesuatu yang lebih gampang diatasi. “Batasi waktu yang kalian investasikan,” ujar Newman. “Misalnya, kalian tidak mau membantu teman jualan di akhir pekan. Kalian bisa bilang, Saya cuma bisa bantu satu jam di hari Sabtu. Saya tidak bisa membantu persiapannya di hari Jumat, dan tidak bisa datang di hari Minggu.’”

Menolak jauh lebih berarti bagi dirimu sendiri daripada orang lain

Tak ada yang sibuk memikirkanmu dan kehidupan batin kalian selain dirimu sendiri. Orang mungkin akan sedikit tersinggung jika permintaannya ditolak, terutama saat kalian selalu membantu mereka setiap kali dibutuhkan. Akan tetapi, kemungkinan besar mereka hanya ingin kebutuhannya terpenuhi, sehingga langsung mencari orang lain yang bisa membantunya. Hidup mereka takkan hancur hanya karena kalian tidak mengiyakan permintaan mereka.

“Jika kalian berani menolak, kalian akan terbebas dari permintaan mereka dan melanjutkan hidup. Kalian akan merasa bangga,” Newman mengungkapkan. Kalian akan tersadar tidak ada dampak negatif dari sikap ini.

Jika kalian takut melukai perasaan seseorang, kalian mungkin bisa menawarkan alternatif yang lebih cocok untukmu. Misalnya, “Saya tidak bisa menghadiri pesta ulang tahunmu karena harus XXX [beri alasan yang pasti]. Bagaimana kalau saya traktir kamu makan pada tanggal XXX?” Cara terbaik menunjukkan kepedulian yaitu dengan menjadikan mereka prioritas dalam hidup kalian. Apabila mereka tulus berteman denganmu, mereka takkan marah jika kalian yang menentukan sanggup atau tidak memenuhi permintaan mereka.

Follow Katie Way di Twitter.