Peter Jordan - PA Images / Contributor via Getty
Masker terbukti bisa menangkal perpindahan droplet dari satu orang ke orang lain. Pakar kesehatan bahkan berulang kali menunjukkan masker adalah pilihan paling efektif dalam mencegah penularan virus corona. Tapi sayangnya, masih banyak yang susah dibilangin.Dari semua alasan mereka, “bertentangan dengan keyakinan” dan “melanggar kebebasan pribadi” adalah dua hal paling tolol yang pernah dilontarkan. Mereka lenggang kangkung keluar rumah tanpa masker, tak peduli pakar sampai berbusa-busa mengingatkan pentingnya menggunakan masker.Harus diakui bangsa Asia selangkah lebih maju dari dunia Barat dalam hal penggunaan masker. Banyak dari kita rajin pakai masker dari dulu, jauh sebelum diwajibkan untuk mencegah Covid-19. Tapi tidak bisa dipungkiri masih ada juga yang abai pakai masker padahal mereka sedang sakit.Belum lama ini, seorang pengguna Twitter menyamakan tidak pakai masker dengan memeperkan upil di jok angkot. Perbandingan tersebut menyadarkan saya beberapa orang Indonesia sudah terbiasa hidup jorok dan serampangan, maka rasanya tidak heran kalau ada orang-orang yang melanggar peraturan wajib bermasker.
Iklan
Menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin sebenarnya dianjurkan sejak dulu kala, tapi baru digalakkan setelah pandemi corona melanda. Meski susah, tidak ada salahnya mulai mengubah kebiasaan. Kalau dulu kita bersin ke telapak tangan, sekarang kita bisa menutup mulut dengan siku. Begitu juga dengan pakai masker. Kita semua harus membiasakan diri untuk menggunakan masker saat keluar rumah.Bukankah dari kecil kita diajarkan bersopan santun? Memakai masker sama saja dengan menghormati orang lain, jadi seharusnya kebiasaan ini tidaklah sulit untuk diterapkan.Semua orang ingin corona cepat berakhir. Tapi bagaimana mungkin itu bisa terwujud jika kalian terlalu masa bodoh dan mengabaikan etika yang ada?Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.