sains dan teknologi

Banyak Pendaki Pipis Bikin Gletser Cair, Base Camp Gunung Everest Terpaksa Pindah

Semakin banyak permukaan gletser yang retak di sekitar kamp pendakian Gunung Everest. Pemanasan global dan aktivitas manusia menjadi penyebabnya.
Base camp pendakian Gunung Everest di Nepal. Foto: Frank Bienewald/LightRocket via Getty Images)
Base camp pendakian Gunung Everest di Nepal. Foto: Frank Bienewald/LightRocket via Getty Images)

Base camp pendakian Gunung Everest di wilayah Nepal akan dipindahkan ke tempat lain karena lokasi saat ini sudah tidak aman bagi para pendaki.

Dilansir BBC, perubahan iklim mempercepat proses melelehnya gletser Khumbu tak jauh dari tempat perkemahan, yang saat ini berada di ketinggian 5.364 meter. Kamp dapat menampung hingga 1.500 orang pada puncak musim pendakian.

Iklan

Euronews melaporkan, aktivitas manusia dilaporkan juga membuat lapisannya semakin menipis. Gletser bisa kena dampaknya ketika pendaki memasak menggunakan bahan bakar seperti minyak tanah. Belum lagi, kawasan itu dipenuhi limbah, dan para pendaki gunung tertinggi sedunia itu diketahui membuang 4.000 liter urin setiap harinya saat menuju atau pulang dari puncak.

Gletser Khumbu menyusut sekitar 9,5 juta meter kubik per tahun, yang menimbulkan banyak sekali retakan di sekitar base camp. Hal ini pun dibenarkan oleh para pendaki yang beristirahat di sana. Itulah sebabnya, demi keselamatan para pendaki dan memelihara lingkungan, Nepal memutuskan untuk memindahkan base camp ke tempat yang lebih landai dan tidak tertutup es, sekitar beberapa ratus meter di bawah lokasi saat ini. 

“Kami sedang mempersiapkan relokasi dan segera berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan,” ujar Taranath Adhikari, direktur jenderal departemen pariwisata Nepal, dikutip BBC. “Kami harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di base camp. Pemindahan lokasi ini diperlukan demi keberlanjutan bisnis pendakian itu sendiri.”

Gunung tertinggi di dunia itu sebenarnya memiliki base camp lain di wilayah Tibet. Hanya saja pihak Tiongkok telah membatasi aksesnya sejak tiga tahun lalu. Pembatasan ini diberlakukan karena alasan serupa.

Laporan terbaru dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan, gletser Himalaya telah kehilangan esnya 10 kali lebih cepat selama 40 tahun terakhir. Tingkat pencairan ini sangat mengkhawatirkan dan dapat menimbulkan konsekuensi besar bagi komunitas dan ekosistemnya.

“Percepatan 10 kali lipat yang terjadi di Himalaya melebihi tingkat perubahan skala 100 tahun yang dicatat di tempat lain,” demikian bunyi studinya. “Jika dibandingkan dengan wilayah lain, penurunan massa gletser di seluruh wilayah Himalaya luar biasa besarnya.”