Kasus Misterius

Misteri Menyelimuti Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Diduga Akibat Tidak Makan

Polisi menyelidiki penyebab empat penghuni rumah di Jakarta Barat meninggal berurutan akibat dehidrasi karena sama sekali tak makan dan minum. Tetangga menyebut keluarga itu tertutup.
Satu Keluarga di Kalideres Jakbal Meninggal Diduga Akibat Tidak Makan dan Minum dalam waktu lama
TKP rumah yang empat anggota keluarganya tewas berdekatan, diduga akibat tidak makan dan minum dalam waktu lama. Sumber foto: istimewa

Polisi mendapati satu keluarga yang tinggal di Perum Citra, Kalideres, Jakarta Barat meninggal berdekatan. Keluarga yang terdiri dari empat orang ini ditemukan meninggal dalam kondisi ‘mengering’, hanya tersisa kulit dan tulang.

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce, mengatakan identitas keempat mayat terdiri adalah RY (71 tahun), RN (68 tahun), anak perempuan RY dengan inisial DF (42 tahun), dan ipar, berinisial BG (69). Sebelum ditemukan, keempat mayat ini diduga telah meninggal tiga pekan sebelum aparat mendobrak masuk kediaman mereka.

Iklan

Dalam hasil autopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, diduga penyebab kematian satu keluarga ini lantaran dehidrasi akut. Asumsi ini berasal dari nihilnya makanan di lambung keempat mayat. Otot-otot korban juga sudah mengecil.

Meski sudah ada sedikit hasil tersebut, pemeriksaan masih terus berlanjut untuk memastikan penyebab utama kematian. Sejauh ini tidak ada bekas hantaman benda tumpul atau tajam. Artinya, belum ada tanda-tanda keempat korban meninggal akibat tindak kejahatan.

“RS Polri Kramat Jati masih mendalami lagi dengan memeriksa hati dan organ lainnya supaya lebih spesifik mengetahui penyebab kematian ini,” kata Kombes Pasma, seperti dikutip dari Antara.

Meski memiliki dugaan penyebab kematian yang sama, polisi berasumsi apabila waktu kematian keempat orang ini berbeda-beda. Hal ini dilihat dari tingkat kebusukan mayat yang berbeda-beda. Penemuan mayat juga terpisah, bukan berada di satu ruangan. Dua jenazah ditemukan di satu kamar, satu lainnya berada di kamar lain, dan satunya berada di kursi ruang tamu.

Penemuan mayat satu keluarga ini berawal dari laporan warga. Setelah mencium bau tidak sedap dari salah satu rumah di Perum Citra, ketua rukun tetangga melaporkannya ke polisi. Sesampainya di lokasi, polisi menemukan rumah dalam kondisi dikunci. Mereka perlu membongkar pintu besi, pagar, dan pintu utama.

Iklan

Potensi pidana bukannya nol. Sebab, merujuk laporan Kumparan, mobil milik keluarga tersebut tidak berada di garasi. Arus listrik rumah tersebut juga sudah terputus selama dua bulan terakhir. Sayangnya tidak ada CCTV yang terpasang di TKP, sehingga menghambat penyelidikan aparat. “Kita masih menanyakan kepada saksi-saksi yang ada. Juga termasuk isi percakapan dari handphone yang mungkin ada petunjuk,” imbuh Pasma.

Sementara tetangga di dekat TKP menyatakan keluarga yang meninggal itu sudah tinggal di perum Citra sejak 20 tahun lalu. Namun selama tinggal di sana, keluarga tersebut cenderung tertutup dan jarang bersosialisasi dengan tetangga.

Kejadian kematian sekeluarga bukan pertama kali ini terjadi di Indonesia. Penyebabnya beragam, mulai dari kecelakaan sampai pembunuhan. Kematian satu keluarga di Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur bulan Maret lalu misalnya. Dugaan kematian tiga orang dewasa dan bayi berusia 11 bulan ini lantaran kebocoran listrik dari pemanas air. Keempat korban tersengat listrik.

Sementara kasus kematian sekeluarga yang juga cukup menggemparkan terjadi di Way Kanan. Lima anggota keluarga yang sudah menghilang sekitar setahun ini diduga dibunuh. Pada Oktober tahun ini, empat mayat ditemukan di dalam saptic tank, satunya dikubur di kebun singkong.

Menyeberang ke India, kasus kematian satu keluarga secara misterius juga pernah terjadi. Sebelas orang yang masih satu keluarga ditemukan tewas di rumah mereka. Belakangan, polisi berhasil menguak jika ternyata keluarga tersebut menganut aliran kepercayaan tertentu. Kisah tragis tersebut menjadi topik film dokumenter berjudul House of Secrets: The Burari Deaths menunjukkan adanya ritual yang dijalankan salah satu anggota keluarga, membuat sembilan orang itu meninggal bersama-sama, dengan cara menggantung diri pakai selendang.