Pelecehan Seksual

Dua Ibu Bongkar Pelecehan Seksual Bermotif Fetish ASI di Medsos

Pelaku yang berdomisili di Jakarta Barat berpura-pura jadi ayah baru yang mencari donor ASIP.
AN
Jakarta, ID
Foto ilustrasi orang menuang ASI perah ke dalam botol dot
Foto via Getty Images

Peringatan konten: pelecehan seksual

Lewat video TikTok, kreator Rantika Anggaeni sering menceritakan pengalamannya mengurus bayi di tengah kesibukan kerja. Ibu baru ini juga rutin berbagi tips menyusui dan penyimpanan ASI perah (ASIP) yang tepat. Ia berharap kontennya bisa mengedukasi para ibu baru dan calon ibu.

Belum lama ini Rantika syok berat mendapati di antara ribuan pengikutnya, ada seorang lelaki dewasa menyamar jadi seorang ayah yang tengah mencari donor ASI. Kedok itu palsu, pria ini diduga idap fetish seksual pada ASI. 

Iklan

Kepada VICE, Rantika mengungkapkan kali pertama ia menerima chat dari pelaku pada Minggu (6/8) siang. Dari pesannya terlihat seolah-olah dia sedang mencari rekomendasi tempat beli pompa ASI. Rantika menyarankannya membeli pompa dagangannya. Namun, pria itu berdalih uangnya tidak cukup untuk membeli unit baru. Ia bertanya apakah bisa beli alat bekas Rantika saja.

“Aku langsung merasa iba ketika dia bilang enggak bisa [beli karena] mahal. Makanya aku tergerak hatinya untuk kasih nomor WA dengan tujuan supaya dia bisa beli pompa ASI punyaku yang sudah enggak terpakai,” tutur perempuan 23 tahun domisili Lampung itu. Saking ibanya, ia lengah mengecek pemilik akun itu laki-laki atau perempuan. Rantika biasanya tidak mau memberikan nomor pribadinya pada laki-laki.

Orang itu berbicara jujur tujuan aslinya tanya-tanya soal ASI setelah didesak Rantika dan suami. Pelaku bilang ia penasaran rasa ASI. Pelaku melecehkan Rantika secara verbal dengan minta disusui.

Rantika sempat ragu mengekspos pesan tidak senonoh itu di platformnya. “Aku benar-benar ketakutan, pengin up di socmed. Tapi aku takut enggak didukung [atau] malah disalahin karena bikin konten pumping,” ungkapnya.

Ia baru berani melakukannya dua hari kemudian, pada 8 Agustus 2023. Videonya viral, ditonton lebih dari 6 juta kali. Namun, TikTok menghapus video tersebut tadi malam (10/8) karena dianggap melanggar standar komunitas platform.

Iklan

Rantika makin kaget saat tahu dirinya bukan korban pertama. Ternyata, beberapa bulan sebelumnya, pelaku yang sama pernah meminta donor ASIP pada perempuan lain. Alasannya kala itu, istri sakit dan bayinya yang umur 5 bulan sudah semalaman tidak menyusu.

 Korban bernama Raras Larasaty (32) membenarkan isi video viral tersebut ketika dihubungi VICE. Raras bahkan pernah bertemu pelakunya. Pria itu mengaku domisili di Jakarta Barat. 

“Dari cara jawabnya, saya pikir mungkin orang ini kurang ngerti prosedur pengambilan ASIP,” ujar Raras. Ia dihubungi pelaku lewat chat pada akhir Maret lalu. Dia tampaknya mendapat nomor kontak Raras dari akun donor ASIP di Instagram. Warga Jakarta itu sempat jadi pendonor ASIP pada 2021.

Walau heran dengan alasan-alasannya, Raras tetap meladeni permintaan laki-laki itu karena khawatir bayi yang disebut-sebut kelaparan.

“Saya tanya anaknya sudah menyusui belum sejak ibunya masuk RS. Dia jawab belum, tapi juga bilang anaknya enggak rewel,” katanya. Raras menelepon orang itu untuk memastikan kebenarannya, namun pelaku beralasan speaker hape rusak.

Mencoba berpikir positif, ia menawarkan diri menyusui langsung bayinya di rumah Raras. Laki-laki itu beneran datang, tapi dengan tangan kosong. “Enggak bawa botol dot, enggak bawa tas ASIP, badan bau rokok semua,” Raras melanjutkan.

“Di rumah ada saya, suami, mama saya, pembantu, karyawan salon, dan dua bayi saya. Sangat banyak orang pokoknya. Di situ dia mukanya linglung. Mungkin dia enggak berekspektasi seramai ini.”

Iklan

Keanehan tidak berhenti di sana. Seminggu kemudian, 3 April 2023, nomor yang sama kembali kirim pesan untuk berterima kasih. Tapi kali ini, pengirim mengaku-ngaku istrinya pelaku. “Dia telepon berkali-kali, saya enggak mau angkat. Karena emang saya ngerasa kok ini orang lama-lama annoying,” keluh Raras. 

Orang itu lalu mengirim foto ibu sedang menyusui agar lebih meyakinkan. Raras bertanya usia bayinya, dan dijawab dua bulan. Bukan lima bulan seperti yang dikatakan sang “ayah”. 

“Menurut saya yang udah tiga kali beranak, ini bukan foto bayi dua bulan. Ini foto anak baru lahir.”

Pelaku terus-terusan mengirim chat, mengajak Raras bertemu, sampai minta donor ASIP lagi. Orang itu selalu memaksa, meski Raras sudah berulang kali menekankan tidak mau menyumbangkan ASIP kepadanya. Akun Instagram Raras di-stalk setelah dia memblokir nomor mencurigakan tersebut.

Berkat video Rantika, Raras yang tadinya enggan mengungkit-ungkit masalah itu kini yakin untuk membongkar kebohongan pelaku fetish tersebut. Saat ini, ia masih mengumpulkan bukti-bukti yang bisa memperkuat tuntutannya nanti.

“Saya kepikiran mau coba hubungi AIMI [Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia] Pusat dulu untuk minta perlindungan,” kata Raras.

Raras terpikir melaporkan kasus ini ke polisi, namun belum melakukannya karena ragu laporan itu akan diseriusi. 

Pelecehan seksual bermotif fetish bisa dipidana

Iklan

Pada 2021 silam, pelaku pelecehan seksual bermotif fetish “bungkus jarik” bernama Gilang Aprilian Nugraha Pratama divonis 5,5 tahun penjara oleh PN Surabaya. Gilang terbukti telah memanipulasi 25 orang lewat chat untuk memuaskan hasrat seksualnya yang creepy

Kasus Gilang “Bungkus” ditangani polisi setelah salah satu korbannya tak tahan, lalu mengadu ke Twitter. Kisah itu viral dan memancing korban-korban lain membongkar pelecehan yang mereka alami.

Konon, air susu ibu bagus bagi kebugaran tubuh lantaran mengandung hormon pertumbuhan dan komponen anti-inflamasi. Di berbagai belahan dunia, ASI kerap diincar binaragawan yang percaya akan manfaatnya.

Hanya saja, mayoritas pria tertarik “menyusu” bukan karena ingin gedein otot, melainkan untuk memenuhi hasrat seksual mereka. Cara manipulatif seperti berbohong dan memaksa demi mendapatkan ASIP juga jelas salah.

Kasus yang dialami Rantika dan Raras pernah ditemukan sebelumnya di negara lain. Pada 2016, perempuan Singapura terpikir menyumbangkan kelebihan ASIP lewat aplikasi jual beli barang bekas. Tanpa sadar ia malah jadi korban cowok brengsek.

Kejadian serupa menimpa seorang ibu di Inggris setahun kemudian. Calon pembeli secara terang-terangan mengaku dia laki-laki. Alasannya butuh ASI untuk dijadikan protein shake. Pria itu, yang ternyata sudah menikah, makin lama makin agresif. Dia juga melecehkan korban dengan memintanya untuk menyusuinya langsung.