FYI.

This story is over 5 years old.

Skandal Olahraga

Petinggi FIFA Merangkap Panitia Olimpiade Asia Mundur Akibat Skandal Suap

Ahmad Al Fahad asal Kuwait didakwa terlibat suap, hasil pengembangan kasus FIFA oleh Kejaksaan Amerika Serikat yang sudah menjerat 40 orang.
Sheikh Ahmad Al Fahad Al Ahmed Al Sabahl. Foto oleh Geoff Burke-USA TODAY Sports

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.

Presiden Komite Olimpiade Asia (OCA) Syekh Ahmad Al Fahad Al Ahmed Al Sabah mengumumkan pengunduran diri dari posisinya. Dia sekaligus mundur dari jabatannya sebagai Dewan Pengelola Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Ahmad mundur setelah resmi ditetapkan sebagai tersangka suap dari Kejaksaan Agung Amerika Serikat akhir pekan lalu, seperti dilaporkan Kantor Berita Associated Press. Sejauh ini dia menyangkal telah menerima suap, namun akhrnya mundur dengan alasan ingin berkonsentrasi menghadapi kasus yang membelitnya.

Iklan

Ahmad adalah satu dari sedikit orang yang bisa menjabat sekaligus di FIFA dan Organisasi Penyelenggara Olimpiade. Kedua lembaga itu beberapa tahun terakhir sama-sama terbelit dugaan korupsi massif para petingginya. Adapun tuntutan yang diajukan Kejaksaan Agung AS hanya didasarkan pada temuan korupsi FIFA.

Semua kasus ini bermula ketika Kejaksaan Agung AS membongkar korupsi dalam tubuh FIFA pada Mei 2015. Otoritas Hukum Amerika terlibat, lantaran petinggi FIFA melakukan pencucian uang di wilayah hukum mereka. Skandal ini telah menjatuhkan mantan Presiden FIFA Sepp Blatter. Belakangan, Anggota Auditor FIFA, Richard Lai, mengaku bersalah telah membantu suap yang berlangsung dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia. Lai, seorang warga negara AS, mengaku menerima sogokan sebesar US$1 juta (setara Rp13,3 miliar). Dari total sogokan itu, US$850 ribu berasal dari seorang pejabat bidang olahraga asal Kuwait. Berdasarkan transkrip kesaksian Lai di hadapan hakim, dia menyebut "pihak yang mengirimkan suap ini adalah presiden Komite Olimpiade Asia." Kesaksian Lai, walau tidak menyebut nama spesifik, mengarah pada Syekh Ahmad, lantaran hanya ada satu presiden dalam lembaga tersebut.

Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengapresiasi keputusan Ahmad mundur dari posisinya sebagai petinggi lembaga sepakbola sedunia. "Keputusan [Syekh Ahmad] tentu tidak mudah, namun sangat membantu agar kepengurusan FIFA di Asia bisa berjalan normal," ujarnya lewat pernyataan tertulis. Karena mundur, Ahmad juga tidak bisa mengajukan diri dalam pemilihan anggota FIFA pada 8 Mei mendatang mewakili Asia. Dia telah menjabat sebagai anggota Komite Olimpiade Asia sejak 1991 serta terlibat dalam Badan Pengelola FIFA sejak 2015.

Berdasarkan laporan Associated Press, Sykeh Ahmad akan segera diperiksa oleh Komite Etik FIFA secara terpisah. Langkah serupa bakal ditempuh Komite Etik Olimpiade walau tanggal pastinya belum ditentukan.

Skandal suap ini membuat penyelidikan Kejaksaan Agung AS melebar hingga pejabat olahraga asal Asia. Sebelumnya, kasus yang ditangani aparat hukum Amerika hanya menjerat pejabat FIFA asal Amerika Tengah dan Afrika. Jika Ahmad tidak sendirian, maka skandal ini akan menjerat lebih banyak orang. Di Asia, rata-rata petinggi FIFA merangkap jabatan di Komite Olimpiade masing-masing. Sejauh ini, kasus yang dikembangkan Kejaksaan Agung AS telah menjerat 40 orang. Nyaris semuanya dinyatakan bersalah karena terlibat suap.