Cita-Cita Jadi Agen CIA Bikin Fluxcup Dikenal Sebagai Ikon Shitposting Indonesia

profil fluxcup seniman internet asal Bandung nyeleneh monyet seblay video dubbing legendaris

Judul-judul video berikut rasanya mudah dikenali oleh generasi milenial dan gen Z yang terlalu banyak menghabiskan waktu luang di internet: “monyet seblay”, “rapat tersesat”, atau “ksatria batang hitam”. Video-video tersebut, yang berasal dari sebuah kanal kugiran di kancah YouTube Indonesia, menjadi salah satu ikon pelopor konten shitposting segar (bersama dengan hati2diinternet), jauh sebelum gerombolan “bocah awikwok” kini memproduksi dan mengepul beragam meme saban hari di berbagai kanal medsos.

Video-video tersebut dihasilkan oleh Fluxcup, sosok seniman internet yang harus diakui punya rentang keahlian yang luas. Bikin subtitle serial tokutsatsu Jepang menjadi cabul? Sikat. Men-dubbing pengacara terpidana megakorupsi e-KTP dalam kolab bersama jurnalis Najwa Shihab? Bisa juga. Atau bahkan menjadi sutradara video klip Kunto Aji? Ayo aja.

Fluxcup aktif lingkungan akademis seni rupa terpandang Kota Bandung, dan nama julukannya yang unik itu sebetulnya lumayan filosofis, meminjam nama gerakan seniman anti-art ‘Fluxus’.

Tapi perkenalan dengan internet sejak awal 2000-an, membuat karir kesenian Fluxcup sedikit berbelok secara tidak terduga. Terutama ketika dia meminjam VCD season lengkap serial tokusatsu ‘Lionmaru’.

”Nyampe di komputer, gue setel, pas ditonton, itu enggak ada subtitlenya. Gua mana paham bahasa Jepang…. Dari situ tercetus subtitle sendiri,” ujar Fluxcup saat diwawancarai dalam podcast Census Nusantara.

Videos by VICE

Ketidaksengajaan lain membuat Fluxcup menekuni dunia dubbing serta konten parodi pembacaan gerak bibir (lip sync) yang mencuatkan namanya. Semua itu berkat kegemarannya menonton film laga dibintangi aktor macho AS, Charles Bronson.

”Gue dulu punya cita-cita jadi mata-mata CIA…kayak di film Charles Bronson. Ada satu adegan Charles Bronson lagi meneropong targetnya. Dia dipantau lagi ngomong apa, tepat tuh secara akurasi. Nah pengin gitu juga. Gue membaca gerak bibir tapi yang salah,” urai Fluxcup. Seperti konten shitposting berkualitas lainnya, sang kreator perlu mengasah skill dalam waktu panjang.

“Gua sempat melatih lip reading. Gara-gara film itu gua liatin orang di kafe, ngomong apa. Ya ternyata salah,” imbuhnya.

Lantas, dengan karir yang sudah merentang panjang sejak YouTube belum steril seperti sekarang, apa alasan Fluxcup menyebut diri produk gagal dunia hiburan informatika atau anak haram internet? Apa manifesto kesenian seorang fluxcup? Serta, sosok seperti apa yang berada di balik topeng khas yang selalu tersenyum itu?

Semua pertanyaan itu dijawab Fluxcup dalam obrolannya bersama Raka Ibrahim dan Fathia Izzati, duo host seri podcast ‘Census Nusantara’. Di podcast VICE Indonesia ini, kalian bakal diajak membahas berbagai isu dan tokoh yang menarik dari Tanah Air.

Episode baru Census Nusantara bakal tayang setiap seminggu sekali, eksklusif hanya di Spotify. Kalian bisa klik link di atas, atau ketik saja di kolom search Spotify pakai kata kunci ‘Census Nusantara’. Pasti ketemu kok.

Lewat podcast ini, kalian bisa mengenal sosok anak muda menarik dari berbagai kota, dan kami yakin kalian bisa semakin paham betapa kaya dan beragamnya nusantara, dan betapa kreatifnya anak-anak muda di dalamnya.