Sudah sebulan lebih sejak album terbaru Drake, bertajuk Honestly, Nevermind, dirilis. Namun, entah kenapa, aku belum tergerak sama sekali untuk mendengarkannya. Aku sudah berulang kali mengumpulkan niat menjajal album itu, tapi tetap saja… aku ogah-ogahan melakukannya. Padahal biasanya, aku selalu mendengarkan rilisan baru musisi mana pun, tak peduli aku suka mereka atau tidak. Teman-temanku bahkan telah mengkhatamkan ke-14 lagunya, tapi kenapa sulit sekali bagiku memberi kesempatan buat Drake?
Setelah merenungkan alasannya baik-baik, daku pun sampai pada satu kesimpulan. Aku sudah muak dengan Drake. Tingkahnya yang belagu membuatku jengkel. Memang ada beberapa lagunya yang kusuka, tapi ya gitu… dia ngeselin. Penyanyi rap satu ini benar-benar sangat menyebalkan.
Videos by VICE
Setiap orang pasti pernah tiba-tiba kesal dengan seseorang karena tindakan mereka bikin ilfil. Hal sepele macam berbicara sok imut, atau kebiasaan mengelap ingus dengan tangan, bisa mendasari ketidaksukaan kita terhadap seseorang. Akan tetapi, ada kalanya kita kesulitan menentukan apa, sih, sebenarnya yang bikin kita ingin menjauhi mereka selama-lamanya. Inilah yang kurasakan terhadap Drake, jadi aku berusaha mencari akar penyebabnya melalui artikel ini.
Sejauh ingatanku, aku mulai merasa tidak respek dengannya setelah menemukan rumor percintaannya dengan Jorja Smith. Kala itu, aku sedang menggali info lebih dalam tentang penyanyi R&B kelahiran Inggris buat keperluan artikel. Jorja baru 19 tahun, sedangkan Drake sudah berumur 30. Gosip yang beredar mengatakan mereka sudah putus, tapi para penggemarnya menebak lagu “Jaded” dalam album Scorpion didedikasikan untuk Jorja. Liriknya begini: We coulda waited, I wasn’t rushin’ differences in ages/ You’re old enough, but you’re still a baby. O-Oke…
Aku bukan bermaksud mengatakan orang yang sudah cukup umur tidak boleh berpacaran dengan mereka yang jauh lebih tua. Tidak, bukan itu maksudku. Bagiku, hubungannya sah-sah saja selama mereka sama-sama suka. Tapi coba cerna liriknya baik-baik. Bukankah pemilihan katanya sangat… ganjil? Perlu diingat, ini bukan kali pertama Drake dikabarkan mendekati anak remaja. Beberapa tahun lalu, musisi Billie Eilish dan aktris Millie Bobby Brown membeberkan tentang sikap Drake kepada mereka dalam wawancara. Menurut keduanya, Drake rajin meng-SMS mereka saat usia mereka belum beranjak 18 tahun. Sekali lagi aku menegaskan, segala jenis hubungan tidak memandang usia. Tapi aku penasaran saja, kenapa dia cenderung mendekati perempuan yang belum dewasa?
Kehidupan Drake yang penuh “drama” semakin membuatku malas mengikuti berita tentangnya. Berulang kali dia cekcok dengan sesama musisi rap, cuma untuk meributkan hal-hal yang sebetulnya terdengar gaje dan nirfaedah. Aku bahkan curiga pertengkaran yang terjadi antara Drake dan Kanye belum lama ini hanya dibuat-buat.
Dari soal mereka sama-sama mengencani Amber Rose hingga keduanya rebutan menjadi rajanya genre rap, serta ketika mereka dipaksa saling bermaafan oleh J Prince, bagiku itu semua hanyalah upaya ecek-ecek mereka menirukan perselisihan Biggie dan Tupac. Ini tak lebih dari pertengkaran bocah yang berakhir sakit hati.
Lalu ada tuduhan ghostwriting yang melibatkan Drake dan Meek Mill. Dia juga menyindir Tyga yang dirumorkan berpacaran dengan Kylie Jenner, serta adu mulut dengan Pusha T. Pertengkarannya dengan Pusha T berujung pada Pusha T membocorkan kalau Drake diam-diam sudah punya anak.
Ayah Drake sama saja. Dia terang-terangan membela R. Kelly saat diwawancarai oleh Variety. Sekadar info, penyanyi R&B itu terseret kasus kekerasan seksual yang menyebabkannya dipenjara selama 30 tahun.
“Aku geram melihat apa yang terjadi padanya. Para perempuan itu melaporkannya ke polisi karena ada alasan tertentu. Aku mendukungnya 100 persen,” tandas Dennis Graham, ayah Drake.
Menariknya, bukan cuma diriku seorang yang bete dengan Drake. Penyanyi papan atas sekelas Rihanna bahkan dibuat risi oleh tingkah lakunya, lebih tepatnya setelah Drake menyatakan cinta padanya di atas panggung MTV Video Music Awards 2018.
“Aku telah jatuh cinta padanya sejak aku baru 22 tahun. Dia sahabat terbaikku di dunia. Dia panutanku meski umurnya jauh lebih muda dariku. Dia sosok legendaris di industri ini,” demikian pidato Drake saat memberi penghargaan kepada Rihanna.
“Rasanya sangat risi menunggu dia selesai berbicara. Aku tidak suka dipuji habis-habisan seperti itu,” ungkap Rihanna ketika diwawancarai Vogue pada 2018. Menurut artikel tersebut, dia terlihat meringis saat mendengar nama Drake.
“Kami sudah tidak berteman lagi, tapi tidak musuhan.”
Coba tebak apa yang terjadi setelahnya? Drake meng-unfollow Instagram Rihanna.
Beberapa di antara kalian mungkin akan membatin, “Bukankah alasanmu terlalu subjektif?” pada saat membaca artikel ini. Karena itulah aku ingin menyertakan video dari kanal YouTube HipHopMadness yang berjudul “Why doesn’t hip hop respect Drake?”. Platform tersebut mengkaji secara mendalam mengapa Drake tak lagi relevan di kancah musik hip-hop.
“Kita tidak bisa menyangkal fakta Drake telah membawa dobrakan besar bagi genre hip-hop. Dia juga memiliki peluang bagus untuk menjadi musisi hip-hop terlaris sepanjang masa,” ujar kreator konten Pro yang membawakan videonya.
“Tapi terlepas statusnya yang besar, belakangan ini sedang terjadi pergeseran yang sangat cepat dan intens dalam cara orang memandang Drake. Dulu dia didewakan, tapi sekarang banyak yang membenci Drake.”
Pro menyebut alasan utama Drake terdepak dari posisinya sebagai penyanyi rap terbaik sepanjang masa tak lain dan tak bukan karena album VIEWS yang dirilis pada 2016. Dia dinilai terlalu ngebet memuncaki tangga lagu.
Sejujurnya tidak ada yang salah dengan ini. Membidik kesuksesan global merupakan langkah cerdas buat Drake. Namun, aku kurang suka strategi komersialisasi yang ia lakukan. Single “Toosie Slide” murni diciptakan untuk mengejar popularitas di TikTok melalui tantangan jogetnya. Plis deh, usianya sudah berkepala tiga. Dia sudah jadi bapak-bapak.
Walaupun begitu, aku sadar Drake idola sejuta umat. Banyak musisi ternama yang menjadikannya panutan. Tyler, The Creator, Kehlani dan rapper Joe Budden hanyalah beberapa contohnya. Karyanya yang catchy dan mudah dicerna telah diputar puluhan juta kali di platform streaming musik. Dia akan terus dikenal sebagai rapper hebat, meski tak semua orang menyukainya.
Follow Julie Fenwick di Twitter dan Instagram.