Ketimpangan Ekonomi

Kuburan Kuno Jadi Bukti Kesenjangan Ekonomi Sudah Ada Sejak Zaman Prasejarah

Persoalan ‘Si kaya dan si miskin’ ternyata sudah ada sejak masa manusia purba, menurut temua terbaru arkeolog di Polandia.
Ilustrasi tengkorak
Foto ilustrasi: Mitja Juraja / Pexels

Pandemi corona menyadarkan kita betapa besarnya kesenjangan di dunia. Sementara mereka yang berkecukupan tak mengalami kesulitan beraktivitas dari rumah, keluarga kurang mampu kelimpungan mencari cara agar anaknya bisa tetap belajar. Tak sedikit bahkan yang menghadapi risiko terpapar virus karena harus keluar rumah untuk mencari rezeki.

Siapa sangka, kesenjangan ekonomi telah terjadi sejak belasan ribu tahun lamanya. Fakta ini dijabarkan dalam penelitian arkeologi yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal Antiquity.

Iklan

Para peneliti awalnya ingin mempelajari kebiasaan makan petani di zaman neolitikum, tetapi mereka menemukan hal menarik setelah menggali kuburan prasejarah di Kota Osłonki, Polandia. Orang-orang dengan pola makan terkaya dikubur bersama artefak berharga.

Mereka sempat berasumsi benda-benda tembaga tersebut—termasuk artefak tembaga pertama di Eropa Utara—tidak menandakan kekayaan seseorang yang bersemayam di kuburan mewah. Bisa saja benda itu merupakan hasil sumbangan. Para peneliti kemudian memeriksa isotop pada kerangka, yang bisa memberikan gambaran apa saja yang dikonsumsi sepanjang hidupnya.

Isotop karbon-13 terakumulasi dalam sumber makanan pada tingkat yang berbeda dan lalu masuk ke jaringan manusia. Dari tulang-belulang 30 orang yang dikubur dalam kurun waktu 200 tahun, peneliti mendeteksi lebih banyak isotop pada kuburan mewah. Hal ini menyiratkan mereka memiliki ladang peternakan yang lebih luas dan pertanian yang lebih subur.

“Kami melihat adanya hubungan antara benda-benda tembaga dalam kuburan—benda eksotis yang diimpor dari tempat lain—dengan perbedaan pola makan selama mereka hidup,” Profesor Peter Bogucki dari Universitas Princeton memberi tahu Heritage Daily.

Ladang biasanya diwariskan, sehingga kemungkinan ketidaksetaraannya terjadi secara turun-temurun dan mengakar di masyarakat semakin tinggi. Para peneliti menduga sesepuh pada zaman ini mengakui lahan terbaik di desanya, dan mewariskannya pada keturunan mereka. Praktik ini lalu menciptakan kesenjangan ekonomi di masyarakat.

Iklan

Artefak mewah tersebut tampaknya menunjukkan kekayaan materi yang mereka miliki semasa hidupnya. Tembaga berasal dari selatan-tengah Eropa, sehingga bendanya sudah pasti diimpor. Dengan kata lain, para petani kaya memiliki peluang berdagang yang lebih besar juga. Ini juga bisa menjadi bukti kuburannya milik orang terkaya.

“Ketidaksetaraan sosio-ekonomi di masyarakat sepertinya terjadi lebih awal daripada perkiraan kita sebelumnya,” tutur peneliti utama Chelsea Budd.

Follow Satviki di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India.