Arab Saudi Akhirnya Mengakhiri Larangan Pendirian Bioskop Setelah 35 Tahun

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Penduduk Arab Saudi adalah populasi yang paling sering menonton youtube dibanding negara-negara lainnya. Kok bisa? Karena mereka memang tidak memiliki sumber hiburan kecuali televisi dan Internet. Tak ada satupun bioskop tersedia di Negeri Petro Dollar.

Videos by VICE

Semua berubah awal pekan ini. Pihak kerajaan tiba-tiba mengumumkan bila larangan pendirian bioskop yang sudah berlaku 35 tahun segera diakhiri. Kebijakan tersebut menjadi terobosan sosial terbaru dari kerajaan untuk mengubah citra negara mereka yang sering dijuluki teokrasi Islam ultra-konservatif. Jauh lebih konservatif bahkan dibanding negara-negara teluk lainnya, seperti Qatar, Uni Emirat Arab, atau Kuwait.

Sosok yang berperan besar menghapus larangan bioskop ini adalah Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Pangeran berusia 32 tahun ini sebelumnya pernah berjanji membuat negaranya menjadi lebih moderat. Putra Raja Salman, yang secara de-facto sekarang menjalankan roda pemerintahan sehari-hari, itu sudah menjadi otak kebijakan progresif lain, yakni mengizinkan perempuan mengemudi sendiri serta boleh datang ke pertandingan sepakbola di stadion.

Pencabutan larangan bioskop diumumkan pihak kerajaan tepat sehari setelah momen bersejarah lain, yakni konser penyanyi Hiba Tawaji asal Libanon di Ibu Kota Riyadh. Konser itu adalah untuk pertama kalinya perempuan tampil menghibur di ruang publik sepanjang sejarah Saudi.

Badan Koordinasi Penanaman Modal Saudi akan mulai membuka perizinan bisnis bioskop 90 hari mendatang. Adapun bioskop pertama akan segera buka pada Maret 2018.


Tonton liputan khusus VICE mengenai upaya pendirian bioskop pertama di Saudi:

Tapi tak perlu terlalu berharap banyak juga. Kementerian Pendidikan dan Informasi Saudi menyatakan semua film yang diputar di bioskop wajib melewati badan sensor. “Film yang diputar harus memperkaya kebudayaan Saudi, tidak bertentangan dengan nilai-nilai Syariat Islam, serta sejalan dengan etika dan prinsip yang dipegang teguh oleh negara kami,” kata juru bicara kementerian.

Bagaimanapun, terobosan Pangeran Muhammad bin Salman mengubah kondisi sosial Saudi secara drastis. Selama ini, penduduk Saudi jauh lebih dikekang, serta mengalami berbagai pelanggaran HAM yang berat dibanding negara-negara Teluk lainnya.

Sang putra mahkota sebelumnya sudah menghiasi pemberitaan media massa internasional karena memerintahkan Kejaksaan Saudi melakukan operasi pemberantasan korupsi. Puluhan orang, termasuk sepupu-sepupunya yang juga pangeran, dijebloskan ke penjara mewah di Hotel Ritz-Carlton, Riyadh, atas tuduhan terlibat suap atau korupsi tender proyek pemerintah. Pengamat Timur Tengah meyakini kebijakan sang pangeran hanyalah kedok untuk memperkuat cengkeraman di pemerintahan Negeri Petro Dollar.

Dalam kebijakan luar negeri, Pangeran Muhammad bin Salman tak kalah agresif. Sejak bulan lalu dia memerintahkan jet tempur Saudi lebih intensif memborbardi Yaman. Negara tetangga Saudi itu sedang mengalami perang saudara, dengan pemerintahan dikuasai sementara oleh Klan Houthi yang bermazhab Syiah serta dekat dengan Iran. Jangkauan politik Pangeran Salman turut mencapai Libanon. Belum lama ini Perdana Menteri Libanon mundur, diduga kuat atas desakan Saudi, karena dianggap terlalu dekat dengan rezim syiah di Iran.