Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES.
Memphis Meats, perusahaan startup teknologi dari Bay Area, Amerika Serikat, mengaku berhasil memproduksi daging ayam dan bebek yang ‘bersih’. Istilah itu digunakan karena dagingnya dihasilkan dari sel yang bereproduksi sendiri, tanpa harus beternak, mengembang-biakkan atau membunuh hewan. David Kay, seorang analis bisnis di Memphis Meats saat diwawancarai MUNCHIES menyatakan pihaknya sangat bersemangat untuk menunjukkan produk mereka pada khalayak umum secepatnya. “Beberapa bulan kami habiskan untuk menciptakan ayam goreng sintetis yang sempurna. Selain chicken strip, kami juga menyajikan daging bebek yang lezat.”
Videos by VICE
Ketika membicarakan terobosan makanan berikutnya, Kay mengatakan pihaknya sedang menggodok konsep beberapa masakan daging unggas sintetik. “Kebanyakan temuan Memphis Meats belum bisa dikonsumsi khalayak umum, tapi beberapa produk kami terinspirasi dari kuliner daging klasik ala Amerika.”
Memphis Meats adalah perusahaan yang menciptakan bakso daging sintesis pertama di dunia—terbuat dari sel sapi—tahun lalu. Daging bakso tersebut menuai banyak perhatian karena kabarnya dihargai Rp13,3 juta per bakso. Kay menjelaskan bahwa tingginya biaya daging sintesis adalah tantangan utama perusahaannya. “Kami mengalami banyak kemajuan dalam aspek biaya selama beberapa bulan terakhir, jadi kami lumayan bersemangat. Ketika produk ini nantinya diluncurkan untuk pertama kali ke pasar, kemungkinan masih akan dijual dengan harga premium, tapi seiring produksi massal, harganya lambat laun akan bersaing dengan daging unggas normal.”
Memphis Meats didirikan oleh tiga ilmuwan—Uma Valeti, Nicholas Genovese dan Will Clem. Perusahaan ini berhasil mendapatkan suntikan dana sebesar Rp40 milliar. Hamburger sintesis pertama di dunia berhasil diciptakan pada tanggal 5 Agusutus 2013, berkat hasil kerja keras peneliti dari Maastricht University di Belanda. Mereka menggunakan sel induk dari sapi, mengembangkan mereka di lapisan otot dan menciptakan hamburger dari daging yang dihasilkan.
Memphis Meats mengatakan pada MUNCHIES bahwa teknologi yang dimiliki perusahaan memberikan mereka kebebasan untuk mengotak-ngatik rasa, tekstur dan nutrisi produk. Lebih dari itu, daging ayam sintesis menghindari “masalah lingkungan, kesejahteraan binatang dan kesehatan manusia” yang kerap ditimbulkan pembiakan binatang secara konvensional. Ayam sintesis dikembangkan secara “manusiawi” di dalam tanki bioreaktor besi tahan karat dan proses kultivasi tidak melibatkan makanan ternak, air ataupun ampas.
Masalahnya, bisakah produksi daging sintesis ini didistribusikan secara internasional? Kay dari Memphis Meats mengatakan bahwa perusahaan mereka memiliki misi global: “Saya tidak bisa menyebutkan terlalu banyak detil, karena semuanya masih dalam tahap diskusi, tapi visi ekonomi dan sosial produksi daging sintesis tidak hanya akan tersedia di AS. Kami sangat tertarik membawanya ke negara-negara lain. Tapi seperti apa nantinya, saya belum bisa bocorkan.”
Ketika ditanya kenapa kebanyakan perusahaan teknologi makanan serupa memilih untuk menghasilkan daging sapi sintetis—biarpun ayam adalah jenis protein nomer satu di AS—Kay mengatakan, “Saya tidak tahu kenapa belum ada yang berhasil memproduksi daging unggas sintesis sejauh ini. Yang pasti kami gembira menjadi yang terdepan.”
Namun jangan kelewat semangat dulu, Memphis Meats mengatakan bahwa anda mungkin baru bisa mulai melahap daging unggas sintetis di 2021. Masalahnya ada pada biaya: “Obyektif kami adalah untuk menciptakan daging yang bahkan lebih terjangkau daripada daging yang diproduksi secara konvensional,” ungkap Kay. “Tapi ini akan memakan paling tidak beberapa tahun.”
Ketika ditanya apakah Memphis Meats berencana meluncurkan produk masakan sintetis mereka di beberapa restoran atau pasar tertentu, Kay mengatakan semua masih dalam tahap pembahasan internal. “Ada beberapa faktor yang harus kami pikirkan, jadi jawabannya tergantung perkembangan ke depan.”
Biarpun sepertinya kita belum bisa mencicipi daging unggas sintetis dalam waktu dekat, paling tidak kita telah diberikan kesempatan meneteskan air liur melihat bentuknya terlebih dahulu. Semoga sih rasanya beneran enak.