Challenge TikTok Cekik Leher Sendiri Demi Konten Kembali Menewaskan Anak-Anak

A dangerous trend on TikTok has allegedly caused the death of at least three children this year.

Tren mencekik diri sendiri demi konten yang sempat marak di berbagai negara beberapa tahun lalu marak kembali. Kali ini, tantangan berbahaya itu mewabah di TikTok dan menghasilkan efek tragis. Tiga anak tewas di Amerika Serikat sepanjang Januari-Juli 2021, akibat mengikuti tren berjuluk “blackout challenge” tersebut.

Insiden terakhir terjadi pada 19 Juli 2021, di Distrik Bethany, Kota Oklahoma, AS. Petugas kepolisian mendapati seorang bocah 12 tahun sudah tidak bernapas di rumahnya, dengan bekas cekikan di lehernya sendiri. Bocah itu sempat dilarikan ke RS namun nyawanya tidak tertolong setelah sehari dirawat intensif.

Videos by VICE

Bocah itu diduga mengikuti Blackout Challenge yang dia sering saksikan di TikTok. Peserta challenge ini sengaja mencekik leher mereka sendiri pakai alat bantu sampai pingsan, dan seluruh prosesnya direkam kamera.

“Peserta challenge ini ingin mengejar sensasi euforia di tubuh, ketika mereka berhasil bangkit lagi setelah pingsan karena mencekik diri sendiri,” kata Angelo Orefice, juru bicara Kepolisian Oklahoma, saat jumpa pers.

Sebulan sebelum anak di Oklahoma ini tewas, insiden tragis serupa terjadi di Kota Memphis. Bocah lelaki 9 tahun ditemukan ortunya tak bernapas dengan sabuk masih membelit leher. Sementara pada Maret 2021, seorang bocah lelaki lain juga tewas di Colorado karena mengikuti blackout challenge di kamar mandi. Tragedi akibat blackout challenge juga tercatat di Italia, ketika seorang bocah perempuan 13 tahun tewas akibat kehabisan napas mengikuti tantangan absurd tersebut pada Januari 2021. Selepas insiden itu viral, parlemen Italia sempat mengusulkan larangan TikTok diakses oleh anak yang belum dewasa.

“Tantangan membahayakan diri macam ini marak di media sosial karena anak-anak butuh hiburan di masa pandemi. Kami berharap kejadian ini membuat lebih banyak orang tua memperhatikan anak mereka,” imbuh Angelo.

TikTok tidak melayani permintaan wawancara dari VICE News mengenai rangkaian insiden akibat format challenge viral di platform mereka.

Blackout Challenge sebetulnya bukan tren baru. Sebutannya berbeda-beda ketika populer sekian tahun lalu. Ada yang menyebutnya “the choking game,” “flatliner,” atau “California high”. Karena tren ini sudah sering membahayakan anak-anak, sampai muncul organisasi bernama GASP, yang sejak 2005 memantau dan membuat kampanye soal risiko tantangan mencekik leher sendiri. Sedangkan menurut data Kementerian Kesehatan AS, sepanjang 1995 hingga 2007, diperkirakan 82 anak dan remaja tewas karena ingin merasakan sensasi pingsan menjerat leher sendiri.

Tantangan absurd senantiasa bermunculan di medsos, dan seringkali menyasar mereka yang belum dewasa. Pada 2018 sempat muncul #FireChallenge, yakni tantangan membakar diri sendiri yang sudah membuat puluhan anak cedera. Di tahun yang sama, juga viral #TidePodChallenge, yakni ajakan menelan deterjen pakaian yang bentuknya mirip permen.

Sementara di Indonesia, tantangan berbahaya demi konten di medsos yang marak setahun adalah #ChallengeMalaikatMaut. Dalam tantangan ini, para remaja membahayakan diri sendiri menyetop truk yang melaju di jalanan. Sepanjang 2021, setidaknya sudah ada empat bocah di Jabodetabek tewas akibat mengikuti tantangan ngawur tersebut.