FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Penipuan 'Pacar Palsu' Menelan Korban 108 Jomblo Kesepian di Singapura dan Malaysia

Aparat menangkap jaringan penipu internet yang memanfaatkan kosongnya hati pria malang menjelang Valentine.

Cinta itu menyakitkan. Apalagi jika kalian menjadi korban penipuan pacar palsu lewat Internet oleh jaringan Nigeria. Ya, Nigeria adalah gudangnya sindikat pengirim email harta karun abal-abal yang biasanya masuk spam kalian. Kini jaringan itu melebarkan sayap ke bidang eksploitasi para jomblo kesepian.

Kepolisian Malaysia belum lama ini menangkap 27 orang, termasuk dalam jaringan ini adalah 13 warga negara Nigeria, 14 WN malaysia, dan satu WN Indonesia. Para tersangka menjalankan praktik penipuan, dengan modus berpura-pura menjadi pacar dunia maya yang minta uang menjelang Hari Valentine. Aksi komplotan ini sukses menggaet 108 korban dengan total kerugian mencapai 21,6 juta Ringgit (setara Rp64,6 miliar).

Iklan

Aparat keamanan sekaligus menyita belasan laptop, 26 kartu ATM, 39 telepon seluler, dua gelang emas, tujuh kendaraan bermotor, serta uang tunai senilai 19 ribu Ringgit Malaysia. Berbekal penggerebekan ini, polisi Negeri Jiran turut membekukan rekening berisi uang senilai 135 ribu Ringgit yang diduga milik jaringan penipu.

Otak pelaku sindikat 'pacar palsu' ini adalah WN Nigeria yang berada di Malaysia menggunakan visa pelajar. Dia lantas mengajak kerja sama perempuan Malaysia serta Indonesia merayu orang-orang kesepian yang tertarik menjalani kencan online. Jaringan pelaku bakal habis-habisan memikat lelaki-lelaki malang itu, mengajak mereka chat berjam-jam, kemudian belakangan minta ditransfer uang. Setelah uang dikirim, tentu saja, pelaku segera menghilang tanpa jejak.

"Anggota sindikat ini dilatih menggunakan kata-kata romantis dan memanfaatkan emosi para korban hanya melalui komunikasi teks. Korban dan para pelaku tidak pernah bertemu atau berhubungan lewat telepon," kata Acryl Sani, Kepala Departemen Investigasi Kejahatan Komersial (CCID) Polis Diraja Malaysia, seperti dilansir kantor berita AFP.

Modus utama para pelaku biasanya mengiming-imingi korban untuk kopi darat, karena mereka bakal terbang ke Malaysia atau Singapura dalam waktu dekat. Mereka pun berjanji membawakan hadiah buat para lelaki malang ini. Tapi, pelaku akan punya alasan supaya "pacar" mereka ganti mengirim uang saja lewat transfer. Alasan terfavorit dari sindikat ini adalah hadiah yang sudah mereka bawa disita imigrasi atau bea cukai. Intinya, pasti para pacar abal-abal ini bakal minta dikirimi uang supaya barang si pacar bisa diambil dari bandara. Jika terlanjur mengirim uang, seperti lazimnya penipuan di manapun: barang dan si pacar tak akan datang.

Iklan

"Sindikat ini sangat pandai mengeksploitasi perasaan, emosi, dan juga rasa sayang para korbannya," kata Sani. "Jadi waspada saja bila anda berkomunikasi lewat dunia maya."

Penipuan Internet kini menjadi salah satu kejahatan serius di Asia Tenggara. Penelitian terbaru yang dilakukan Grup Telenor asal Norwegia menyimpulkan banyak orang di kawasan ASEAN mengaku pernah menjadi korban penipuan online. Survei lembaga riset asal Norwegia ini dilakukan pada 400 orang asal Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Di Malaysia saja, setidaknya ada 46 persen responden yang menjadi korban skema kejahatan Internet, paling tinggi dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara.

Angka kejahatan penipuan Internet di Negeri Jiran memang tinggi. Sepanjang tahun lalu, laporan yang diterima petugas CCID mencapai 14.627 kasus. Kebanyakan menjadi korban bujuk rayu 'pacar palsu' yang mereka kenal lewat medsos atau forum Internet.

Salah satu pejabat CCID yang tidak bersedia dikutip namanya menyebut ada peningkatan tren kejahatan penipuan lewat Internet di negaranya. "Tren ini tentu saja sangat mengkhawatirkan. Pelakunya rata-rata adalah jaringan kriminal siber dari luar negeri," ujarnya.

Karena banyak warganya turut menjadi korban sindikat penipu cinta Nigeria, Dewan Penanggulangan Kejahatan di Singapura kini membuat situs khusus yang diberi nama 'Scam Alert' agar pengguna Internet selalu waspada. Modus penipuan kini sangat bermacam-macam dan teknik mereka membujuk korban semakin variatif.

"Para penipu ini bisa berpura-pura menjadi dokter, profesional muda bidang jasa tertentu, lalu mencoba berteman dengan orang-orang dari seluruh dunia," kata David Chew, Pejabat Departemen Perdagangan Singapura saat diwawancarai Channel News Asia. "Biasanya, setelah berteman, dan anda mulai tak curiga, mereka akan mengajak anda berpartisipasi dalam sebuah investasi atau meminta pinjaman uang pada anda," imbuhnya.

"Tentu saja, uang itu jika sampai anda berikan tidak akan pernah kembali. Itulah masalah utamanya. Modus yang bisa dipakai untuk menipu seseorang di Internet semakin beragam."