podcast vice

Heavy Metal Menyelamatkan Voice of Baceprot dari Jebakan Nikah Muda

Voice of Baceprot kini salah satu band heavy metal paling dihormati di Indonesia. Personelnya ingin mereka tidak disebut band cover apalagi band hijab.
Voice of Baceprot, band metal, musik, Indonesia
Foto disediakan oleh Voice of Baceprot

Saat masih jadi siswa madrasah tsanawiyah (MTs) di Garut, Euis Sitti Aisyah cuma murid yang suka memukul-mukul meja sampai bikin gurunya sebel. Waktu itu tidak ada yang menyangka bahwa tujuh tahun kemudian dia akan memukul-mukul drum sambil tur musik di Eropa. 

Memukul drum sebagai personel band heavy metal mengundang tepuk tangan menggelegar. Namun saat masih memukul-mukul meja di kelas, ia langsung dikirim ke ruang Bimbingan Konseling (BK). Namun keluar masuk BK ini yang justru mengenalkan Sitti dengan Widi.

Iklan

Siti kini drummer band fenomenal Voice of Baceprot dan Widi Rahmawati menjadi bassist. Sedangkan Marsya Kurnia, vokalis VoB, merupakan teman Sitti sejak SD. Mereka semua tinggal dan sekolah di Garut, Jawa Barat. 

VoB terbentuk karena sekolah menganggap ketiganya siswa bermasalah yang butuh bimbingan khusus. Keseringan keluar masuk BK membuat sekolah meminta mereka aktif di teater. Tapi ternyata mereka enggak pandai berakting.

Guru BK sekolah yang bernama Ersa Eka Susila Satia atau biasa dipanggil Abah lantas meminta ketiganya main musik aja untuk mengiringi drama musikal. Inilah momen yang melahirkan Voice of Baceprot pada 2014.

“Baceprot artinya meracau, berisik, atau bawel. Yang kasih nama Abah, guru BK yang juga ngajarin instrumen musik. Dulu kami sering protes ke pihak sekolah karena sistem sekolah yang tidak adil,” kata Marsya dalam podcast VICE ‘Census Nusantara’.

Pertemuan para member tetap BK ini sebenarnya membuat protes-protes mereka malah makin liar. Lirik-lirik lagu yang mereka tulis menjadi corong keresahan para personel tentang posisi perempuan di masyarakat. Tentang ruang yang belum aman, tentang stigma negatif ketubuhan perempuan, sampai pandangan negatif pada perempuan berhijab yang menggandrungi musik ‘pemuja setan’.

Keresahan itu riil. Jika tak ada VoB, Marsya dan Sitti terancam menikah di bawah umur. VoB jadi penyelamat Marsya yang sudah diminta menikah oleh keluarganya sejak masih MTs (setingkat SMP). Sementara VoB membuat Sitti berani ngomong pada keluarganya apabila menikah muda bukan satu-satunya pilihan hidup anak perempuan.

Iklan

“Gabung di VoB jadi bisa ngomong ke Bapak, udah ada contohnya yang nikah muda, aku harus jadi pembeda. Sekarang [umurku] 23 belum nikah. Setelah ada penghasilan [dari VoB] jadi boleh enggak nikah muda,” kata Sitti.

Siti merupakan lima bersaudara dengan satu laki-laki. Karena ketiga kakaknya semua menikah muda, sebelum membentuk VoB Sitti melihat masa depannya akan serupa. Tak lain karena angka pernikahan dini di Garut adalah yang tertinggi se-Jawa Barat

Melalui musik mereka pula VoB berbagi kisah tentang pengalaman pelecehan seksual. Ini dialami Marsya yang pernah jadi korban pelecehan seksual saat sedang dirawat di RS. Cerita pelecehan tersebar cepat di sekolah. Tapi yang menyusul kemudian bukannya simpati, melainkan perundungan kalau Marsya tak ‘suci’ lagi. Kasus ini sampai bikin Marsya bolos sekolah selama sebulan. 

Kisah itu dicurahkan dalam lagu “PMS (Perempuan Merdeka Seutuhnya)”. Lagu itu jadi kampanye VoB bahwa perempuan tidak dinilai dari tubuh.

“Selama ini perempuan ketika tersentuh dikit dianggap enggak suci, yang suci itu Maria. [Kalau sudah enggak suci] pantas dihinakan, enggak punya sesuatu untuk dihargai. Padahal kami lihatnya beda, perempuan yang seutuhnya, merdeka seutuhnya, value-nya bukan sebatas tubuh,” kata Marsya.

Lahir dari Garut, VoB telah menanjak jadi salah satu band heavy metal paling dihormati di Indonesia. Selain menggelar tur internasional, mereka sempat menyabet penghargaan Anugerah Musik Indonesia untuk kategori Duo/Grup/Kolaborasi Rock Terbaik.

Masih banyak cerita VoB yang kalian bisa dengarkan di podcast VICE ‘Census Nusantara’. Ada pengalaman manggung di Eropa serta reaksi penontonnya, ajakan nikah dari kakek-kakek, sampai pengalaman yang bikin Marsya menangis.

Kamu bisa langsung mengunjungi ‘Census Nusantara’ ditemani Fathia Izzati, host yang memandu acara yang tayang sepekan sekali ini. Kamu bisa klik link ini, atau ketik saja di kolom search Spotify pakai kata kunci ‘Census Nusantara’. Pasti ketemu kok.

Lewat podcast ini, kalian bisa mengenal sosok anak muda menarik dari berbagai kota, dan kami yakin kalian bisa semakin paham betapa kaya dan beragamnya nusantara, dan betapa kreatifnya anak-anak muda di dalamnya.