Budaya

Oleh-Oleh Khas Jakarta Tuh Kira-Kira Apa Ya? Berikut Pendapat Beberapa Warganya

Netizen pernah menyebut oleh-oleh khas Jakarta adalah "uang". VICE tertarik bertanya pada warga Jakarta, mencari tahu apa sih buah tangan populer yang menarik dibeli dari ibu kota.
Contoh Oleh-Oleh Khas Jakarta untuk Pelancong Roti Buaya dan Jajanan Betawi
Ilustrasi Bundaran HI yang menjadi salah satu ikon Jakarta. Foto oleh Eko Herwantoro/via Unsplash

Setiap kota biasanya punya oleh-oleh khas untuk dibawa pelancong. Jakarta ternyata punya problem identitas di urusan oleh-oleh, sampai beberapa menjawab kalau buah tangan yang layak dibawa pulang dari ibu kota adalah “uang”.

Jawaban itu lucu sekaligus sangat tepat. Bagi para perantau yang mengadu nasib di Jakarta, tak ada yang lebih baik daripada uang sebagai oleh-oleh ketika mereka pulang kampung. Konsensus bahwa uang adalah oleh-oleh khas Jakarta muncul sekitar 3-4 tahun lalu, ketika bagian menegangkan dari mudik hanya karena macet dan pertanyaan kapan nikah.

Iklan

Sebulan sebelum Ramadan 2022 dimulai, yang menurut Muhammadiyah jatuh pada 2 April, redaksi VICE merenungkan kembali masalah oleh-oleh khas Jakarta ini. Topik ini nyatanya sangat cair. Selain uang, ada warga Jakarta yang menganggap Moon Chicken hingga belanjaan dari swalayan KKV berhak disebut oleh-oleh. J.Co, Roti O, dan kue red velvet dari toko Union juga pernah mendapat predikat serupa. 

Baiklah. Kota-kota lain juga punya oleh-oleh kontemporernya. Di Jogja ada Olive Chicken yang sudah dilantik sebagai makanan adat. Seorang teman yang baru berkunjung ke Medan umumnya juga membawa bolu meranti. Di Bandung, bahkan oleh-oleh khasnya yang bergengsi harusnya pisang boleh Kartika Sari, tidak yang lain.

Tapi gini deh. Bagaimanapun kota-kota itu punya oleh-oleh klasiknya, biasanya kuliner tradisional yang sudah dikenal sebagai oleh-oleh dari jaman ortu kita masih menggemari sweat jacket berwarna cerah dan menganggap Rano Karno pria paling tampan se-Indonesia. Bakpia dan gudeg masih jadi raja bisnis oleh-oleh di Jogja, Medan masih identik dengan sirup markisa, dan orang tetap mengenal peuyeum dan bandrek sebagai suvenir dari Bandung.

Masalahnya Jakarta tidak demikian. Apa sih oleh-oleh klasik dari Jakarta? Pertanyaan itu sulit dijawab sebagian orang. Terdorong rasa penasaran, kami lalu bertanya kepada sejumlah warga yang lahir dan besar di Jakarta tentang kenangan mereka atas oleh-oleh khas kota ini. 

Iklan

Sofyan, 30 tahun, warga Condet, Jakarta Timur

VICE: Waktu kamu masih kecil, setahu kamu oleh-oleh khas Jakarta tuh apa sih? 
Sofyan
: Mekdi Pondok Indah. Hahaha. Enggak, itu bercanda. Dodol betawi sama bir pletok. Di Condet ada dodol betawi yang kinda legend, Dodol Betawi Hj. Mamas. Dodol dan bir pletok sampai sekarang masih eksis. Tapi kayaknya [dibeli] kalau Lebaran aja sih. Dulu misalnya ke Setu Babakan juga bawanya gituan: bir pletok, kue geplak, dodol.

Ngapain ke Setu Babakan?
Enggak tahu deh, diajak aja sih. Terakhir ke situ keknya kondangan dah. Cuma karena di situ suka ada lenong gitu, dulu sih waktu kecil diajak ke situ. Terus ada danaunya, ya naik perahu bebek gitu.

Kalau sekarang diminta temen rekomendasiin oleh-oleh khas Jakarta, kamu bakal jawab apa? 
Gatau asli. Apa ya?


Edo, 34 tahun, warga Cakung, Jakarta Timur

VICE: Hai Edo. Waktu kecil, setahumu oleh-oleh Jakarta tuh apa sih?
Edo
: Ya makanan Betawi. Tapi kan jarang banget orang beli kerak telor atau roti buaya sebagai oleh-oleh. Paling kue semprong, kembang goyang, bir pletok, gitu itu kali yah.

Kalau sekarang kamu diminta temen bawain oleh-oleh khas Jakarta, top of mind-nya apa nih?
Kalau kuliner ya antara itu: kue semprong sama bir pletok. Kalau misal sekarang roti buaya ada versi kecilnya, paling beli itu juga. Selain kuliner kayanya bakal beliin miniatur ondel-ondel atau bajaj.

Iklan

Jadi yang menghalangi kamu beli roti buaya tuh karena ukurannya?
Sama harganya jelas. Di atas Rp100 ribu deh kayanya harga roti buaya asli.


Diajeng, 42 tahun, lahir dan besar di Jakarta, kini menetap di Jogja 

VICE: Mbak Ajeng, waktu masih kecil, orang tua pas ke rumah saudara suka bawa oleh-oleh apa dari Jakarta? 
Diajeng:
Random juga ya. Karena kayaknya jarang orang minta oleh-oleh dari Jakarta yang khasnya. Biasanya jajanan mall.

Kalau sekarang, oleh-oleh khas Jakarta menurut Mbak Ajeng apa sih
Kalau ditanya, jawabannya asinan Jakarta. Belinya di Jalan Pramuka, deket Pasar Burung. Itu enaaak bangeeet. Karena itu plastikan, jadi pas buat oleh-oleh.

Terus kalau Ibu ke Jogja, pasti minta dibawain ketoprak Jakarta Jln. Ciragil sama Bakmi GM, karena di Jogja enggak ada bakmi kayak gitu. Hehehe. 

Mbak Ajeng akrab sama kuliner Betawi enggak?
Yang akrab ketoprak Ciragil, asinan betawi Jln. Pramuka, martabak Pecenongan, kue cubit, kue ape, sekoteng, kembang tahu, dan banyaaak lagi. Ama kue pancong, ditabur gula pasir, enak banget anget-anget.


Fawaz, 36 tahun, warga Rawabelong Jakarta Barat

VICE: Saat kamu masih kecil, setahumu oleh-oleh khas Jakarta tuh apa sih?
Fawaz
: Kue semprong, kue kembang goyang, kue geplak, kue geplak bakar.

Pas ngoleh-ngolehin keluarga, selalu pakai makanan itu ya? 
Tentu saja. Dan semuanya bikin sendiri. Ibu dan almarhum nenekku yang bikin.

Iklan

Setelah dewasa, biasanya bawain oleh-oleh apa untuk teman di luar kota?
Kalau habis mudik [ke Jakarta], bawa kue-kue itu ke Jogja, zaman kuliah dulu. Terus taruh di sekret mapalaku. Enggak nyampe sehari habis.

Nyari oleh-oleh khas Jakarta itu susah enggak sih? 
Agak pelik karena pilihan terbatas, menurutku. Kue-kuean saja yang bisa kubawa. Bikinan rumahan.


Rizki, 31 tahun, warga Jakarta Utara 

VICE: Waktu kecil dulu, top of mind-mu soal oleh-oleh khas Jakarta tuh apa sih?
Rizki
: waktu kecil ya kerak telor sih.

Jadi kalau ngasih oleh-oleh ke orang ya kerak telor?
Enggak pernah ngasi kerak telor. Tapi waktu itu pernah ngoleh-olehin keluarga di Belanda tuh wayang. Wayang apasi namanya yang orang. Wayang orang lah ya. Eh, wayang golek! Kalau keluarga enggak ada tradisi ngoleh-oleh soalnya semua orang sini.

Terus kalo sekarang pernah enggak ngebawain oleh-oleh khas Jakarta buat temen yang non-Jakarta? 
Enggak pernah. Pernahnya khas Indonesia aja sih ke orang luar. Kalau spesifik jakarta enggak ada tuh.

Tuh, Jakarta punya kok oleh-oleh klasiknya. Tapi kenapa kurang populer (dibanding duit) ya?
Spekulasinya banyak sih. Bisa aja karena orang berkunjung ke Jakarta umumnya bukan buat piknik, tapi nyari duit. Bisa juga karena Jakarta yang macet bikin warga Jakarta males belanja oleh-oleh dan milih belanja yang simpel, kayak makanan di bandara atau stasiun. Spekulasi terakhir, sebenarnya roti buaya punya potensi jadi oleh-oleh populer asal ukurannya dibikin travel size.