Bangunan terbengkalai sudah seperti tempat main sehari-hari Shane Thoms, fotografer Melbourne yang terkenal akan fotografi urbex-nya (urban exploration). Dari kota mati di Australia sampai hotel esek-esek Jepang, dia menjelajahi tempat-tempat yang tak lagi menunjukkan tanda kehidupan — menangkap pesona aneh dari kesunyian yang mencekam.
Setelah 20 tahun membuat peta bangunan terbengkalai, Thoms kini membukukan serangkaian foto hasil penjelajahannya di Australia dalam buku berjudul Abandoned Australia.
Videos by VICE
Thoms bercerita mengenai proses pembuatan bukunya, serta obsesinya pada film horor yang mengilhami proyek foto tersebut.
VICE: Dari mana kamu menemukan semua bangunan terbengkalai ini?
Shane Thoms: Saya membuat peta sendiri selama beberapa tahun terakhir. Saya juga tahu dari media sosial. Ketika mengunggah foto dengan tagar di Facebook atau Instagram, kalian bisa menemukan orang-orang yang melakukan hal serupa. Saya kenal beberapa fotografer yang suka berbagi lokasi. Kami sengaja merahasiakannya supaya tempat-tempat ini tetap terjaga. Kami tidak ingin orang lain menghancurkan atau mencuri di sana.
Boleh diceritakan apa yang menarik dari gedung kosong?
Saya melihat bangunan terbengkalai sebagai panggung yang ditinggalkan para aktor [begitu pertunjukan selesai]. Di sana, kita bisa menikmati properti yang ditinggalkan oleh mereka. Platform ini sangat mencerminkan budaya dan menimbulkan berbagai pertanyaan, khususnya tentang Australia.
Sejarah Australia sangat rumit, dan negara ini juga mengalami berbagai masalah seperti budaya suku asli. Banyak orang mengira kehidupan di Australia dimulai pada 1788, padahal sudah terjadi puluhan ribu tahun lamanya.
Kamu gak takut foto-foto di sana? Kelihatannya kamu sendirian.
Saya penggemar film horor dan memiliki ketertarikan dengan hal-hal mengerikan, jadi saya senang berada di bangunan semacam ini. Saya bukan pemburu hantu dan tidak percaya hantu. Saya mengunjungi tempat menakutkan karena suasananya.
A Nightmare on Elm Street adalah film favoritku. Sewaktu kecil dulu, saya sangat takut banget sama Freddy Krueger dan benar-benar mengira dia bergentayangan di pabrik terbengkalai. Dari situlah saya mulai tertarik dengan bangunan terbengkalai: pabrik dan gedung industri yang kosong. Bangunan-bangunan ini mengingatkanku pada A Nightmare on Elm Street.
Selain itu, ketertarikanku ada hubungannya dengan identitas saya sebagai queer. Orang tua sering ngomong lelaki gay adalah “perusak keluarga” di era 80-an, jadi saya terdorong perasaan bersalah untuk mencari bangunan-bangunan rusak. Kondisi bangunan sama hancurnya dengan perasaanku saat itu, dan semacam menggambarkan kerusakan domestik ini. Saya merasa aman ketika memasuki gedung karena saya juga sudah rusak.
Apa bangunan paling unik yang pernah kamu foto?
Pernah ada taman margasatwa di Pulau Phillip [Australia] yang sudah dibongkar sekarang. Ada akuarium hiu di sana. Saya dan dua teman datang ke taman itu untuk foto-foto pada 2012. Kami terperangah melihatnya. Keadaan di dalam sangat gelap, dan kami baru menyadari ada akuarium besar ketika teman menyorotkan senter. Saya melihat siluet kepala hiu besar dengan gigi taringnya.
Sayangnya, ada yang nge-vlog di taman itu pada 2017. Bangunan itu akhirnya rusak karena sering didatangi pengunjung yang penasaran. Karena itulah kami selalu merahasiakan lokasinya.
Apa yang ingin kamu lakukan selanjutnya?
Saya sangat suka memfoto bangunan terbengkalai. Itu sudah menjadi bagian hidupku. Tapi, saya juga ingin menyulap tempat-tempat ini jadi instalasi seni.
Salah satunya sangat terikat dengan Candyman. Saya tertarik memamerkan tembok grafiti dan budaya hip hop dalam instalasi seni, jadi tidak dalam bentuk foto saja. Saya ingin memamerkan gedung terbengkalai dengan metode selain fotografi.
Saya juga tertarik mengunjungi kota mati di Timur Tengah. Saya pernah memfoto Ordos, kota mati di Tiongkok. Tempat ini mirip instalasi seni, seperti patung yang menggemakan kekosongan ini. Kotanya dibangun hanya untuk ditelantarkan. Tempat-tempat itu menunggu kehadiran manusia, tapi tak ada satu pun orang yang datang ke sana.
Follow Shane Thoms dan Gabriela Caeli Sumampowdi Instagram.