The VICE Guide to Right Now

Keluarga di Tiongkok Nikahi Ipar Satu Sama Lain, Akali Tunjangan Apartemen Pemerintah

Soalnya, di Kota Lishui semakin sering kamu menikah semakin besar kesempatanmu dapat apartemen bersubsidi.
JP
Diterjemahkan oleh Jade Poa
Keluarga di Tiongkok Menikahi Ipar Satu Sama Lain Untuk Akali Tunjangan Apartemen Pemerintah
Ilustrasi kanan dari Jonathan Borba via Unsplash; Kiri gamba dari phoenix689 via Pixabay

Pada Maret 2019 lalu, seorang laki-laki asal Tiongkok yang oleh media lokal hanya diidentifikasi dengan nama keluarganya, Pan, menceraikan sang istri. Dia lalu menikahi saudara iparnya. Tak lama kemudian, ia menceraikan istri keduanya itu, demi menikahi kakak ipar lainnya. Sejumlah anggota keluarga Pan lainnya melakukan hal yang sama dengan ipar-ipar mereka. Total ada 11 anggota keluarga Pan yang saling menikahi dan menceraikan satu sama lain sebanyak 23 kali dalam kurun waktu dua minggu.

Iklan

Ada apa dengan keluarga ini? Ternyata motivasinya tak sepenuhnya karena cinta. Banyak anggota keluarga ini saling menikah demi memanfaatkan kebijakan subsidi hunian yang diberikan pada warga kota Lishui, merujuk laporan Sixth Tone.

Sebagai proyek renovasi desa urban di Tiongkok, setiap warga yang mendaftarkan status pernikahan sebelum 10 April lalu akan memperoleh bantuan satu apartemen seluas 40 meter persegi, bahkan sekalipun mereka sudah memiliki properti sebelumnya.

Keluarga Pan lantas mendapati jika mereka bisa curang dengan menikahi satu sama lain, mendaftarkan diri sebagai warga Lishui, bercerai, kemudian mengulangi lagi, seperti dilansir CNN. Dengan melakukan pernikahan abal-abal tersebut, setiap anggota keluarga dapat mendaftarkan keluarganya lebih dari sekali dan memperoleh lebih banyak peluang subsidi apartemen.

Aparat lokal lantas menyadari frekuensi perceraian semakin naik di kota itu. Pada 19 September, kantor yang menangani proyek subsidi apartemen melaporkan kasus ini kepada polisi. Dilaporkan bila 11 anggota keluarga yang terlibat penipuan ini telah ditahan; empat darinya sudah diizinkan pulang, sisanya masih harus mendekam di penjeara.

Saat diinterogasi, salah seorang tersangka mengaku tidak menyangka pernikahan abal-abal macam itu ilegal. "Dengan melakukan itu, kami hanya berusaha mendapatkan lebih banyak kompensasi apartemen," ujar salah seorang anggota keluarga Pan.

Menurut seorang pengacara yang diwawancarai Sixth Tone, keluarga Pan tidak melanggar hukum pernikahan Tiongkok, melainkan melanggar hukum pidana dalam pasal penipuan.

Follow Meera di Twitter dan Instagram .

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.