Drama Penangkapan Pendiri Wikileaks Julian Assange Usai Diusir dari Kedubes Ekuador

Pendiri Wikileaks Julian Assange Ditangkap Polisi Usai Diusir dari Kedubes Ekuador di London

Kepolisian London, Inggris, menangkap salah satu buronan paling dicari sedunia, yakni pendiri situs WikiLeaks, Julian Assange. Penangkapan dilakukan Kamis (11/4) pagi waktu setempat, setelah Kedutaan Besar Ekuador mencabut pemberian suaka untuk Assange selama tujuh tahun terakhir. Alasan pencabutannya disebabkan karena perilaku aktivis kebebasan informasi berusia 48 tahun itu “agresif dan semakin meresahkan.”

Dalam video yang diunggah ke media sosial, Assange yang sekarang berjanggut, memberontak saat hendak ditangkap dan diseret keluar dari area kedubes oleh beberapa petugas polisi. Assange menenteng buku “History of The National Security State” yang ditulis Gore Vidal selama penangkapannya.

Videos by VICE

“Pemerintah Ekuador mencabut suaka diplomatik yang diberikan kepada Assange pada 2012,” kata Presiden Lenin Moreno dalam video yang diunggah ke Twitter. “Suaka Assange sudah tidak dapat dilanjutkan dan berlaku.”

Moreno secara khusus merujuk penerbitan dokumen Vatikan yang sensitif di WikiLeaks pada Januari 2019, sebagai bukti bahwa Assange ikut campur tangan dalam urusan negara lain.

Akan tetapi, Presiden Ekuador juga mengatakan pemerintah Inggris sudah memberikan komitmen tertulis Assange tidak akan diekstradisi ke negara-negara yang bisa membuatnya dianiaya atau dikenakan hukuman mati.

Pihak kepolisian menyatakan Assange masih ditahan di kantor polisi pusat London, dan akan menghadiri persidangan di Pengadilan Magistrates “sesegera mungkin.” Dia ditahan berdasarkan surat penangkapan yang dikeluarkan Polisi London karena tidak hadir saat pengadilan perdananya pada 2012.

Kuasa hukum Assange Jennifer Robinson, mencuit bila kliennya juga ditangkap karena ada permintaan ekstradisi dari pemerintah AS.

Situs WikiLeaks mengklaim Moreno mengusir Assange dari kantor kedutaan negaranya karena ingin menutupi skandal pajak luar negeri yang sedang membelit banyak pejabat Ekuador.

“Sejarah tidak akan pernah melupakan jika Presiden Moreno mengakhiri status pencari suaka secara ilegal demi menutupi skandal korupsi di luar negeri,” demikian kata WikiLeaks dalam pernyataan tertulis. Situs ini lalu menambahkan bahwa penangkapan Assange adalah korban operasi CIA untuk “tidak memanusiakan, mendelegitimasi hasil kerjanya, dan memenjarakannya.”

Sejak pekan lalu, situs pembocor dokumen rahasia dari banyak negara ini sudah memprediksi Assange akan diusir dari kedutaan “dalam beberapa jam atau hari.”

Pemerintah Rusia mengkritik penangkapan Assange. “Sistem ‘demokrasi’ telah memeras kebebasan seseorang,” kata juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova.

Berjarak 24 jam sebelum penangkapan, WikiLeaks mengklaim Assange telah menjadi sasaran operasi mata-mata canggih yang dilakukan oleh pemerintah Ekuador.

Assange bersembunyi di kedutaan Ekuador sejak Agustus 2012, ketika dia berusaha menghindari ekstradisi ke Swedia. Saat itu, dia dituduh memerkosa dua perempuan. Berhubung Assange selalu membantah tuduhan itu, pihak berwajib Swedia akhirnya menutup penyelidikan pada 2017.

Dulu Assange bisa berlindung di Kedutaan Ekuador yang kala itu dipimpin Presiden Rafael Correa yang berideologi kiri. Correa sangat bersimpati pada aktivitas WikiLeaks.

Ada kemungkinan Assange akan diekstradisi ke AS untuk menghadapi tuntutan terkait kasus pembocoran ratusan ribu kawat diplomatik yang terjadi pada 2010. Sepak terjang Wikileaks bikin pusing banyak negara. Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri secara khusus pernah jadi sasaran pembocoran dokumen rahasia Wikileaks. Dua mantan presiden RI itu dituding Wikileaks, lewat bocoran kawat diplomatik, menerima kucuran dana dari Australia untuk lelang percetakan 550 juta lembar uang pecahan Rp100 ribu.

Departemen Kehakiman AS sendiri mendakwa Julian Assange membantu mantan analis intelijen militer Chelsea Manning memecahkan kata sandi ke sistem komputer mereka. Assange dituduh “sering mendorong” Manning memberikan lebih banyak informasi rahasia Negeri Paman Sam. Pendiri WikiLeaks ini berisiko dihukum lima tahun penjara jika terbukti bersalah.

Sejak November 2018, pengadilan AS menyatakan Assange telah didakwa secara tertutup. Artinya, jika diekstradisi, dia bisa saja langsung masuk penjara atas berbagai dakwaan. Mulai dari konspirasi, pencurian dokumen pemerintah, serta melanggar UU Spionase AS.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News