teknologi

Tiongkok Temukan Mineral Baru di Bulan, Berpotensi Jadi Bahan Bakar Nuklir

Keberhasilan Tiongkok menemukan mineral baru berbentuk kristal di Bulan itu menjadikan bangsa mereka sejajar dengan Amerika Serikat dan Rusia.
Tiongkok temukan mineral baru Changesite mengandung helium-3 di Bulan bisa jadi bahan fusi nuklir
Foto: Twitter/@PDChina

Misi luar angkasa Chang’e-5 milik Tiongkok, yang telah menjelajahi permukaan Bulan sejak 2020, sukses mengangkut batuan bulan kembali ke Bumi. Dalam sampel seberat hampir 2 kilogram, tim ilmuwan di Institut Riset Geologi Uranium Beijing menemukan sebuah kristal — berdiameter lebih kecil dari lebar rambut manusia — yang terbuat dari mineral yang sebelumnya tidak diketahui.

Kantor berita milik negara, Global Times, mengungkapkan temuan ini telah dikonfirmasi sebagai mineral baru oleh Commission on New Minerals, Nomenclature and Classification (CNMNC) yang berada di bawah naungan Asosiasi Mineralogi Internasional (IMA) pada Jumat, 9 September 2022.

Iklan

Kristal transparan itu mengandung mineral yang disebut sebagai Changesite—(Y) — terinspirasi dari nama dewi Bulan Chang’e dalam mitologi Tiongkok — yang terbentuk di wilayah muka dekat Bulan utara yang aktif secara vulkanik sekitar 1,2 miliar tahun silam.

Changesite—(Y) adalah mineral baru keenam yang ditemukan manusia sejak misi Bulan pertama, Apollo 11, pada 1969. Tiongkok kini menjadi negara ketiga setelah Amerika Serikat dan Rusia yang menemukan mineral baru di Bulan.

Menurut media lokal, sampel batuan bulan tersebut mengandung helium-3, versi unsur helium yang diyakini berpotensi sebagai bahan bakar utama fusi nuklir. Fusi nuklir adalah proses penggabungan dua inti atom menjadi suatu kesatuan yang lebih berat dan melepaskan energi dalam jumlah besar. Bintang bisa bersinar terang karena fusi nuklir.

Manusia di Bumi telah bekerja keras mengembangkan reaktor fusi yang dapat menirukan proses tersebut. Apabila reaktor ini benar-benar menjadi kenyataan, kita bisa menggunakan helium-3 sebagai bahan bakar utamanya. Tapi sayang, unsur ini sangat langka di Bumi, sehingga manusia harus menambangnya langsung dari Bulan.