Kisah Astronot Pemburu Harta Karun dari Luar Angkasa
Foto oleh NASA/Wikimedia Commons.

FYI.

This story is over 5 years old.

Harta Karun

Kisah Astronot Pemburu Harta Karun dari Luar Angkasa

Gordon Cooper menemukan harta karun ketika menjelajah orbit Planet Bumi. Dia tak pernah mengungkap penemuan itu sampai ajalnya tiba.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Gordon Cooper, salah satu astronot yang terlibat dalam misi ulang alik Mercury 7, seharusnya mencari lokasi peluncuran nuklir dalam penerbangan Faith 7 yang memecahkan rekor pada 1963. Tugas yang diembannya itu dituntaskan dalam 22 revolusi mengelilingi bumi. Cooper harus terus mengambil gambar dengan kamera yang makin susah dipegang dalam ruang tanpa gravitasi dan rela hampir tak bergerak selama 24 jam. Di saat yang bersamaan, Cooper mendapatkan hasil pembacaan yang aneh yang mengarahkan pada obyek tertentu yang jelas bukan situs peluncuran nuklir. Pada akhirnya Cooper dengan jeli menarik sebuah kesimpulan menarik: kumpulan besar logam di bawah laut dan berada di rute yang dulu digunakan oleh pedagang Spanyol? Sudah pasti itu tumpukan harta karun. Cooper mendarat di Samudra Pasifik setelah misi yang memecahkan rekor itu usai, tapi dia tak menceritakan temuannya pada siapapun—baik itu NASA atau Kementrian Pertahanan Amerika Serikat. Meski demikian, Cooper sempat membuat sekelumit catatan selama berada dalam kapsul yang berukuran sedikit lebih besar dari dirinya itu. Cooper menjaga rahasia itu selama 40 tahun lamanya. Menjelang wafat pada 2004, Cooper baru membagi temuannya dengan pemburu harta karun Darrel Miklos. Keduanya sudah lama berkawan karena sama-sama memiliki hobi memburu harta karun dalam reruntuhan kapal di berbagai laut. Miklos punya rekam jejak panjang dalam ranah perburuan harta karun—bersama saudara perempuannya, Miklos memburu pecahan rocket booster dari reruntuhan pesawat luar angkasa. "Kami berdua memang penjelajah," ujar Miklos. Belakangan, Miklos menjalin kerja sama dengan studio independen pembuat tayangan reality show Ample, yang bersama Amblin Television milik Steven Spielberg, telah merangkum petulangan Miklos dalam sebuah serial baru Discoveru "Cooper's Treasure." Serial ini akan tayang pada 18 April 2017. Tayangan ini punya sebuah tujuan: menghubungkan beberapa generasi penjelajah, dari masa kolonial hingga sekarang. Sebagai catatan, produser serial ini tak punya sangkut sedikitpun dengan NASA. Namun, tayangan ini juga berfungsi untuk menunjukkan apa yang bisa lakukan dalam sebuah eksplorasi luar angkasa dan mengingatkan usaha keras untuk merealisasikannya. Sebelum Miklos memulai petualagannya, ada beberapa fakta yang harus dipastikan. Di sinilah Jerry Roberts, mantan insinyur McDonnel Aircraft, memainkan peran. Roberts bersama rekannya Bob Schepp dan Earl Robb menciptakan sistem yang dipakai dalam pesawat ulang alik Mercury dan Gemini. "Pada dasarnya, kami cuma mencopot hulu ledak nuklir dari sebuah misil dan menggantinya dengan kapsul luar angkasa," ungkap Roberts. "Mereka cuma memberi rancangan luarnya, tugas kami adalah menerbangkan seorang astronot ke luar angkasa dan membawanya kembali dengan selamat."

Ruangan yang tersedia dalam kapsul luar angkasa sangatlah terbatas sampai-sampai astronot yang diterbangkan tak boleh memiliki tinggi lebih dari 180cm. Tak ayal, jika akhirnya para astronot tak bisa menggerakkan kaki mereka selama dalam kapsul. Roberts erat bekerja sama dengan Cooper selama misi dijalanan. "Menurut saya, Gordon sudah berkata "yes" ketika saya minta dia untuk menarik switchnya,' ujar Roberts. Mantan insinyur itu juga memastikan bahwa Cooper punya penghilatan yang luar biasa—hampir setara dengan legendaris Chuck Yeager. Jadi jelas, Cooper memang benar-benar melihat apa yang dirahasiakannya selama 40 tahun.

Cooper adalah sosok yang pernah memiliki nama besar di Negeri Paman Sam. Kini sosoknya telah terlupakan. Padahal dia astronot termuda dari tujuh astronot di Project Mercury. Dia juga adalah astronot yang paling nekat. "Gordo bisa tidur pulas di atas misil berbahan bakar penuh," ujar Roberts. "Saat peluncuran, detak jantung astronot naik sampai 150 atau lebih, tapi Gordo tidak mengalaminya." Cooper tutup usia 13 tahun lalu setelah berjuang melawan penyakit Parkinson, yang menurut Miklos, merupakan siksaan berat bagi seorang astronot yang gagah perkasa seperti Cooper. Parkinson membuat Coooper tak bisa mengontrol tubuh dan pikirannya.

Meski Miklos dan kru kamera tak benar-benar tahu apakah peta yang dibuat Cooper akan benar-benar menunjukkan lokasi harta karun, mereka telah menapak satu langkah lebih maju, karena memiliki panduan menjelajahi satu lokasi kapal karam dalam koordinat yang diberikan Cooper. Setelah itu, masih lebih dari 100 lokasi lainnya yang siap disambangi oleh para astronot di masa mendatang berbekal peta tersebut.