FYI.

This story is over 5 years old.

Berita Dunia

Kalah di Irak dan Suriah, ISIS ganti memperluas wilayah ke Afghanistan

Koresponden VICE News Ben Anderson melaporkan pergerakan para militan khilafah di Provinsi Nangarhar, Afghanistan.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Kelompok militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) tengah mengalami serangkaian kekalahan di Timur Tengah. Wilayah kekuasaan mereka di Irak maupun utara Suriah semakin menyempit dari hari ke hari. Namun, di Afghanistan, mereka justru berhasil memperluas basis. Beberapa minggu terakhir, kelompok teroris khilafah ini memanfaatkan minimnya pasukan pengamanan setempat, untuk mengukuhkan pengaruh di daerah perbatasan timur laut Afghanistan.

Penduduk setempat tertarik bergabung dengan ISIS karena kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi, termasuk sembako. Ikut ISIS, akhirnya lebih menjanjikan daripada hidupnya diurus pemerintah Afghanistan.

"Kalau satu keluarga punya 10 orang anak, ISIS akan membayar biaya hidup sebulan penuh untuk 10 orang. Kalau ada 20 orang, mereka juga membayar untuk 20 orang," ujar Hakimullah, seorang pejuang "pemberontak" Afghanistan kepada koresponden Vice News Ben Anderson. Ben sedang meliput situasi di Provinsi Nangarhar, kawasan timur laut negeri di Asia Tengah yang selalu terkoyak perang ini. "Lihat saja, para pegawai pemerintah Afghanistan malah kelaparan."

ISIS diperkirakan bakal leluasa memperkuat pengaruhnya di Afghanistan beberapa waktu ke depan. Sampai saat ini, militan khilafah hanya menghadapi perlawanan kecil dari segelintir oposisi yang terdiri dari tentara pemerintah Afganistan, milisi lokal, dan penduduk sipil bersenjata. Perkembangan terbaru ini di luar perkiraan warga Afghanistan. Padahal, setelah militer Amerika Serikat ditarik sepenuhnya pada 2014, diharapkan situasi negara itu lebih damai. Nyatanya, ketika Taliban semakin melemah, rakyat Afghanistan kini punya ancaman keamanan jauh lebih mengerikan: ISIS.