Korea Utara

Diktator Korut Kim Jong-un Terpantau Gemukan, Kesehatannya Kembali Disorot

Keluarga pemimpin tunggal Korut itu punya riwayat sakit jantung turun-temurun. Menurut intel Korsel, Kim Jong-un sekarang bobotnya 139 kg, rajin ngemil, dan doyan minum alkohol.
Junhyup Kwon
Seoul, KR
Diktator Korut Kim Jong-un tambah gemuk kesehatannya disorot
Kim Jong-un pada 14 Oktober 2020 memantau proses pembangunan pabrik di kawasan Komdok, Provinsi Hamgyong Korea utara. Sumber foto KCNA VIA KNS / AFP

Memantau kegiatan sehari-hari diktator Korea Utara adalah tantangan besar bagi mata-mata berbagai negara. Kim Jong-un, sang diktator negeri paling tertutup sedunia, sempat dilaporkan sakit parah, bahkan dikabarkan nyaris meninggal. Tapi dia kemudian muncul lagi di hadapan publik, menepis kabar kalau kekuasaan tertinggi Pyongyang beralih ke adik perempuannya.

Bagaimanapun, ada satu fakta Kim Jong-un yang berhasil dicatat intelijen Korea Selatan saat jumpa pers pekan lalu: doi dua bulan terakhir bertambah gemuk. Dari catatan dinas intelijen Korsel, berat badan Kim Jong-un rata-rata meningkat 6,8 kilogram selama satu windu terakhir. Saat ini, bobot Kim Jong-un ditaksir 139 kilogram.

Iklan

Peningkatan berat badan ini cukup signifikan, mengingat diktator berusia 36 tahun itu ketika pertama kali berkuasa pada 2011 tidak terlalu gemuk, meski badannya gempal. Dulu bobotnya ditaksir baru 89 kilogram.

Informasi dari intelijen ini diumumkan oleh pemerintah Korsel pada media, karena kesehatan pemimpin negara tetangga mereka sering jadi perhatian masyarakat. Sampai sekarang, Korsel dan Korut masih dalam status berperang, dan hanya menggelar gencatan senjata.

Karenanya, rumor kesehatan apapun soal elit Pyongyang akan ramai dibahas. Selain info bahwa Kim dioperasi darurat awal tahun ini, pada 2014 masyarakat Korsel pernah geger saat mendengar Kim tidak bisa berjalan akibat gangguan syaraf yang menyerupai asam urat.

Kim, menurut laporan intel Korsel, cenderung makan berlebihan sejak 2016. Alasannya karena stres akibat tekanan kerja sebagai pemimpin absolut Korut. “Pemimpin Korut itu juga tercatat intelijen kami kurang tidur, sering ngemil, dan rutin mengonsumsi alkohol,” menurut jubir Dinas Intelijen Korsel.

Gaya hidup Kim Jong-un berkebalikan dengan mayoritas rakyatnya yang berada di bawah garis kemiskinan. Bisa makan berlebih merupakan kemewahan. Selama pandemi corona, sebagian wilayah Korut dilaporkan gagal panen, sehingga ada anak yang mengalami kurang gizi.

Mungkin Kim Jong-un berhasil selamat dari ancaman kesehatan saat diisukan meninggal tempo hari. Tapi merujuk keterangan dokter Yoo Young-hoon saat diwawancarai VICE News, Kim punya risiko besar dengan berat badannya sekarang. Bagi dokter Yoo, mengingat riwayat keluarga Dinasti Kim yang mewarisi riwayat gangguan jantung, sang pemimpin hampir pasti punya problem serupa.

Iklan

Apalagi Indeks Berat Badan (BMI) Kim sudah melampaui batas obesitas. “Minimal, dia pasti mengalami gangguan metabolisme, tekanan darah tinggi, serta gejala diabetes,” kata dokter Yoo.

Kesimpulan serupa disampaikan dokter Kim Kyung-soo. Bila laporan intelijen Korsel akurat, beberapa kebiasaan harian Kim Jong-un sudah menandakan adanya gangguan kesehatan. “Sulit tidur itu sudah menjadi indikasi tersendiri. Saya menduga problem terbesarnya akan terkait dengan gangguan kerja jantung,” kata Kyung-soo pada VICE News.

Selain doyan makan banyak, Kim Jong-un sampai sekarang masih terpantau aktif merokok. Ayahnya, mendiang Kim Jong-il, serta kakeknya yang berstatus presiden seumur hidup Korut, Kim Il-sung, semua bernasib serupa. Dua-duanya meninggal pada 1994 dan 2011 akibat sakit jantung.

Follow Junhyup Kwon di Twitter.