Kronik 7 Gaya Ikonik Alex Turner, Selalu Ganti Penampilan Tiap Rilis Album Baru

Tiga gaya fashion Alex Turner, Arctic Monkeys ganti penampilan usai rilis album baru

Di awal era 2000-an, seorang remaja kelahiran Sheffield memiliki cita-cita yang begitu tinggi. Pemuda 16 tahun itu bermimpi bisa “gabung The Strokes”. Bersama dua sohibnya, ia membentuk sebuah band yang kini menjadi salah satu penggerak kancah musik indie di Inggris. Karier musik mereka menyentuh pasar dunia dalam waktu singkat, dan sejak itulah, band bernama Arctic Monkeys sukses mengumpulkan basis penggemar yang solid di berbagai belahan bumi. Berulang kali mereka menyabet piala Brit Awards dan masuk nominasi Grammy. Mereka baru saja menelurkan album ketujuhnya akhir bulan lalu.

Namun, sang frontman Alex Turner tak hanya dikenal lewat bakat musiknya, lelaki yang saat ini berusia 36 juga sering menginspirasi gaya berpakaian anak muda. Jika kita melihat perjalanan musik Arctic Monkeys melalui kacamata fesyen, jaket kulit hitam yang rutin menghiasi penampilan Alex sejak AM dirilis sembilan tahun lalu menjadi yang paling ikonik. Look tersebut bahkan diyakini melandasi lahirnya gaya soft grunge ala anak Tumblr tahun 2010-an. Biarpun begitu, penampilan klimis itu bukan satu-satunya yang menonjol dari Alex. Dalam rangka merayakan perilisan The Car, staf i-D akan mengulik perubahan gayanya dari masa ke masa.

Videos by VICE

Alex Turner mengenakan jaket windbreaker adidas dan celana jins abu-abu
Foto: Andy Willsher/Redferns/Getty Images

Saat nge-gig pada 2006

Setelah merekam album pertama mereka pada 2003, Arctic Monkeys membagikan CD mereka secara cuma-cuma untuk menggaet pendengar. Mereka kemudian menandatangani kontrak dengan Domino, label rekaman independen di London, dua tahun setelahnya. Layaknya cowok basic kebanyakan, ia tampil sederhana mengenakan jaket windbreaker klasik Adidas, kaus polo dan celana jins abu-abu.

Alex Turner menghadiri Brit Awards 2008
Foto oleh Dave Hogan/Getty Images

Saat menghadiri Brit Awards pada 2008

Terlepas sikap mereka yang masa bodoh dengan acara penghargaan, Arctic Monkeys membawa pulang piala Brit Awards untuk kategori Band Inggris Terbaik dan Album Inggris Terbaik pada 2008. Mereka menghadiri ajang bergengsi dengan flat cap (topi kodok) yang menutupi kepala. Sementara itu, Alex memakai celana panjang bahan tweed yang ditiban kaus kaki merah nyala. Syal paisley tampak melilit lehernya di balik kemeja kotak-kotak yang dipadukan sweater abu-abu. Alex lalu menyempurnakannya dengan topi krem yang dihias bulu burung.

Video klip “Cornerstone”, 2009

Arctic Monkeys era Humbug akan selalu menjadi favorit para penggemar sepanjang masa. Dalam video klip “Cornerstone”, Alex tampak mengenakan headphone putih besar di atas rambut ikalnya yang panjang. Pakaiannya cukup minimalis: jumper rajut merah dengan perekam kaset tersampir di dadanya.

https://www.instagram.com/p/BHukPHaBhwV/?hl=en

New York, 2015

Rilisnya album Suck it and See pada 2011 menandakan awal petualangan Alex menjelajahi tren fesyen 1950-an. Pada era ini jugalah, ia menjajal gaya rambut quiff ala Teddy Boy. Jaket kulit dan sepatu loafer menjadi seragam wajib sehari-hari Alex, yang bertahan hingga bertahun-tahun kemudian. Selain mudah dipadupadankan, gaya ini juga memberi kesan yang lebih rock-n-roll. Hasil bidikan paparazzi satu ini memperlihatkan Alex mengenakan kaus garis-garis biru dongker putih di balik jaket kulit hitam Saint Laurent Paris yang terbuka. Kalung emas terlihat menggantung di lehernya, sedangkan kacamata vintage menutupi matanya. Bagian depan rambutnya sedikit berantakan, tapi tetap tersisir rapi.

Video klip “Miracle Aligner”, 2016

Alex punya proyek musik sampingan bareng sahabat karibnya, Miles Kane, yang dikenal bernama The Last Shadow Puppets. Delapan tahun setelah debut, mereka merilis album baru bertajuk Everything You’ve Come to Expect pada 2016. Single “Miracle Aligner” yang playful dan menggoda memperoleh video klipnya sendiri. Video dibuka dengan percakapan Alex dan Miles yang berbahasa Italia, sebelum dilanjutkan dengan keduanya joget ala bapak-bapak perlente. Setelan pastel yang serasi semakin mempermanis kulit mereka yang kecokelatan.

Alex Turner manggung mengenakan kaus dan celana panjang hitam dan blazer krem putih
Foto oleh Matt Cardy/Getty Images

Festival Glastonbury, 2016

Festival Glastonbury merupakan salah satu festival musik legendaris di Inggris yang telah mencetak berbagai tren fesyen ikonik. Kostum manggung Alex saat itu relatif simpel, tapi tetap terlihat necis. Hanya kaus hitam bertuliskan “GIVE A DAMN”, yang merupakan keluaran label Tennessee Thomas, sahabat mantannya Alexa Chung, yang dipadukan dengan blazer krem putih dan celana hitam yang dihiasi kancing depan Bavaria. Kacamata pilot berwarna oranye melengkapi penampilannya.

https://www.instagram.com/p/BlmiXHJF8ES/

The Late Show With Stephen Colbert, 2018

Dunia menggila ketika Alex mencukur habis rambut panjangnya yang khas. Dia pertama kali memamerkan gaya rambut teranyar miliknya saat menjadi bintang tamu The Late Show with Stephen Colbert. Alex semakin kece dengan kacamata vintage dan pakaian serba hitam. Alex sukses bikin para penggemar syok berat, tapi kepala botak merupakan eksperimen ternekat yang pernah ia lakukan. Sekarang waktunya Alex membangkitkan kembali kejayaan kaus polo!