Tiga perempuan bersembahyang di Sungai Yamuna yang tercemar
Tiga perempuan bersembahyang di Sungai Yamuna yang tercemar saat hari raya keagamaan Chhath Puja di New Delhi pada 3 November 2019. Foto: Reuters/Adnan Abidi
Fotografi

Lihat Foto-Foto Sureal Ketika Kota Besar Diselimuti Kabut Asap Tebal Dampak Polusi

Bencana kabut asap tahun ini menjadikan ibu kota India mirip ‘kamar gas’.
Pallavi Pundir
Jakarta, ID

Delhi sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah setempat telah mengumumkan darurat kesehatan pada 1 November. Sekolah-sekolah diliburkan, dan pekerjaan konstruksi dihentikan sementara. Mereka bahkan juga memberlakukan aturan ganjil genap untuk mengurangi polusi. Kabut asap di sana memang separah itu.

Meski berulang kali terjadi, bencana buatan tahun ini menjadi yang terparah. Mahkamah Agung belum lama menyindir pemerintah pusat dan negara bagian yang gagal menuntaskan permasalahan ini.

Iklan

Kabut asap biasanya muncul di Delhi antara 28 Oktober dan 14 November. Setiap tahunnya, ketegangan akan meningkat sepanjang periode waktu ini. Masalahnya adalah kabut asap yang terjadi sekarang sudah masuk kategori sangat berbahaya. Indeks Kualitas Udara (AQI) di sebagian besar daerah ada di atas 900 (angka normal menurut Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 25). Visibilitasnya sangat buruk sampai-sampai 30 lebih penerbangan dialihkan, dan dibatalkan setidaknya 19 kali di Bandar Udara Internasional Indira Gandhi.

Banyak warga Delhi terserang infeksi tenggorokan, mata pedih, kesulitan bernapas, dan lubang hidung gosong akibat udara tak sehat. Penelitian terbitan 2018 menyebutkan polusi udara menyebabkan 1,2 juta kematian di India pada 2017, dengan angka infeksi pernapasan, penyakit jantung, stroke, kanker paru dan diabetes yang tinggi. Dari total jumlah tersebut, 51,4 persen korbannya di bawah usia 70. Sejumlah studi juga menjelaskan harapan hidup orang India berkurang 5,3 tahun karena alasan serupa. Tahun ini, kabut asap memicu diskusi pemindahan ibu kota dari Delhi.

Pemerintah dan pakar lingkungan sudah kehabisan akal dan cuma bisa berharap kualitas udaranya turun dari “sangat berbahaya” menjadi “buruk”.

Silakan kalian nilai sendiri seberapa memprihatinkan kondisinya lewat foto-foto di bawah ini.

delhi smog pollution

Seorang lelaki mengenakan masker polusi saat bersepeda di jalanan New Delhi yang berkabut asap pada 4 November 2019. Jutaan orang di ibu kota India mulai kesulitan bernapas akibat pekatnya kabut asap. Sekolah terpaksa diliburkan, dan pekerjaan konstruksi dihentikan sementara. Foto: Jewel Samad/AFP

air pollution smog delhi

Para wisatawan tetap mengunjungi Gerbang India di tengah tebalnya kabut asap pada 3 November 2019. Setiap musim dingin, kota berpenduduk 20 juta orang ini diselimuti kabut asap beracun hasil polusi kendaraan, emisi pabrik, dan acara pembakaran tunggul di negara bagian terdekat. Foto: Sajjad Hussain/AFP

delhi smog pollution india

Seorang lelaki tua sedang memakai masker polusi saat melalui jalanan berkabut asap di New Delhi pada 4 November 2019. Permintaan masker polusi meningkat, terutama varian N95. Harganya berkisar antara Rs 200-2000 (Rp39-391 ribu) tergantung mereknya. Foto: Prakash Singh/AFP

delhi pollution air smog

Tim sukarelawan dari pertahanan sipil siap siaga mengatur alur masuk kendaraan pribadi sesuai angka terakhir di plat nomornya, apakah ganjil atau genap, pada 4 November di New Delhi. Foto: Prakash Singh/ AFP

air pollution smog

Seorang sukarelawan memegang papan bertuliskan aturan ganjil genap di New Delhi pada 4 November. Foto: Money Sharma/AFP

delhi smog air pollution

Warga berdemonstrasi di wilayah Ibu Kota Nasional untuk mengangkat masalah kualitas udara yang buruk pada 3 November di Delhi. Pengunjuk rasa menuntut pemerintah segera mencari solusi. Foto: Sajjad Hussain/AFP

Follow Pallavi Pundir di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE INDIA