Aku baru balik dari Mongolia. Di sana, aku melihat laki-laki paling cakep yang pernah kulihat sedang menunggang kuda. Aku heteroseksual. Paling aku pernah naksir sama cowok pas lagi liburan.Pokoknya, aku heteroseksual dan membosankan. Jadi, ketika laki-laki ini muncul naik kuda sambil membawa seekor elang, aku tiba-tiba terangsang.
Begini ceritanya. Aku sedang melakukan perjalanan pers yang digelar Intrepid. Tugasku hanya jalan-jalan di Mongolia, agar aku bisa menulis beberapa artikel tentang tur mereka melalui Mongolia yang keren banget. Pastinya aku setuju.
Iklan
Saat itu kami sedang berada di Mongolia Barat menuju ke arah Kazakhstan. Kami bertemu dengan beberapa pemburu yang menggunakan elang untuk berburu rubah dan kelinci. Praktik tersebut disebut sebagai “perburuan elang,” meskipun bukan elangnya yang diburu. Setiap pemburu memelihara elangnya masing-masing sebelum melepasnya ke alam setelah lima tahun. Sembari aku memotret para pemburu elang, tiba-tiba pemandu kami gelisah.
Pemandu kami bernama Timur. Dia juga heteroseksual, jadi aku kaget ketika dia bilang: “lihat di situ! Laki-laki yang lagi menuju ke arah kami–dia ganteng sekali! Nanti kamu lihat. Dia ganteng banget.”
Siapa laki-laki berkuda ini yang bikin pemandu kami takjub? Seiring dia mendekati kami, kami mulai gelisah. Beberapa perempuan di kelompok kami menyiapkan ponsel untuk merekamnya, sembari aku menatapnya dan berharap akan terkagum.
Saat dia tiba di depan kami, tiba-tiba hal aneh terjadi di otakku. Seakan di benakku ada badai, mati lampu, dan petir yang membuat langit malam tampak seperti pagi hari–tapi agak berbeda. Pikiranku mendadak menjadi baru, penuh harapan, dan aku tiba-tiba pengin… melakukan sesuatu? Mungkin aku cuma pengin meminjam jaket kulitnya. Entah kenapa.
Laki-laki ganteng itu bernama Jinsbek, yang kalau diterjemah artinya “kemenangan kukuh,” menurut Timur. Kami semua memandang ke arah Jinsbek yang sedang duduk di atas kudanya dan menatap ke langit.
Oke, sekarang waktunya membahas tulang pipinya. Kalau tulang pipimu tidak tajam, mungkin kamu jarang memperhatikan tulang pipi orang lain. Aku sendiri tidak punya tulang pipi. Karena aku keturunan Inggris, wajahku tergolong cukup datar. Tapi orang yang diberkati tulang pipi yang menonjol pasti punya wajah ganas. Sebelum aku pergi ke Mongolia dan bertemu dengan Jinsbek, aku yakin kalau tulang pipi Ezra Miller itu paling bagus di dunia. Sekarang Jinsbek nomor satu, sedangkan Ezra Miller nomor dua.
Iklan
Mungkin kamu sedang berpikir, Jinsbek enggak cakep-cakep banget kok. Sayangnya, kamu tidak melihatnya naik kuda sambil membawa elang. Dan kamu tidak tahu kalau sepanjang tahun, dia bekerja sebagai penggembala dan pengembara di stepa Mongolia Barat.Timur, pemandu kami, sangat menyukai gaya hidup dan tulang pipi Jinsbek, dan meminta kami memotret Jinsbek bersama elangnya.Sehabis kami mengambil fotonya, kami makan malam dan balik ke hotel. Jinsbek pulang bersama kudanya. Kemungkinan besar aku takkan bertemu lagi dengannya, tapi kalau kamu lagi jomblo dan butuh alasan buat pergi ke Mongolia untuk menjelajahi stepa Mongolia bersama Intrepid, peluang ini cocok banget buat kamu, mumpung si Jinsbek belum nikah. Pengalamannya seru banget!Follow Julian di Twitter dan InstagramArtikel ini pertama kali tayang di VICE Australia