FYI.

This story is over 5 years old.

fesyen

Begini Caraku Berhenti Belanja Baju Agar Dompet Aman Sampai Akhir Bulan

Salah satu kuncinya: Prioritaskan kualitas di atas kuantitas.
Foto via Getty Images

Artikel ini pertama kali tayang di FREE—situs baru VICE Media yang membahas berbagai isu ekonomi dan pengelolaan keuangan secara nyeleneh.


Beberapa tahun yang lalu, saya kere banget. Sangking kerenya saya jadi meninjau setiap langkah finansial saya dan mempertanyakan, ini ada apa sih? Kok begini amat? Memeriksa pengeluaran menjadi bagian konstan dari hidup, karena saya mencoba mencari tahu apa yang sebaiknya saya lakukan. Penyebabnya sudah jelas sih. Saya memiliki banyak utang karena belanja yang kurang tepat dan minimnya pengetahuan soal masalah finansial.

Iklan

Saya mulai ngeblog soal perjuangan saya dengan uang karena saya merasa mungkin orang lain mengalaminya juga. Ribuan orang setiap bulannya membaca blog saya dan mengikuti cerita saya. Saya kemudian menyadari bahwa saya tidak sendirian. Saat saya mendokumentasikan perjalanan saya menuju hidup bebas-hutang, saya menjadi fokus untuk menemukan formula kebebasan finansial saya.

Saya sudah berhenti berbelanja dengan kartu kredit, ya mau gimana, orang limit kartu kreditnya udah lewat karena saya pakai belanja mulu. Tapi, untuk alasan tertentu, saya masih gak bisa mencapai tujuan finansial saya. Jadi saya memutuskan untuk melakukan hal gila: selama 365 hari, saya berhenti belanja apapun yang dipakai di badan. Bener, saya berhenti belanja selama setahun dan menemukan bahwa belanja baju adalah salah satu kebiasaan yang bikin saya selalu kere. Kaget? Ya, emang mengangetkan sis.

Benjamin Franklin pernah menulis: “Beware of little expenses. A small leak will sink a great ship.” Siapa yang menyangka bahwa kebiasaan saya mampir ke Forever21, H&M, dan TJ Maxx adalah salah satu alasan saya selalu kehabisan duit?

Seiring dengan No Shopping Challenge yang saya lakukan, saya jadi sadar setiap kali saya merasa keinginan untuk belanja. Di momen-momen itu, saya jadi ngeh bahwa berbelanja adalah sebuah kebiasaan yang harus saya hentikan.

  • Tiap kali bosan, saya belanja.
  • Kalau merasa kesepian, saya belanja.
  • Saat cemas, saya belanja.

Iklan

Hasilnya, dengan menghilangkan kebiasaan itu, saya jadi menemukan cara-cara lain untuk mengatasi perasaan seperti itu. Saat saya bosan, saya akan naik gunung. Saat saya kesepian, saya akan menemui teman atau ibu saya. Dan, saat saya cemas, saya mencoba memahami apa yang terjadi dan menghadapi apapun itu masalahnya. Dan pada akhir tahun, saya menghemat sekitar US$4.000 dibandingkan tahun sebelumnya. Kaget sih. Tapi saya gak cuma menghemat uang, tapi juga waktu dan tenaga.

Bagaimana saya memahami bahwa saya tadinya menghambur-hamburkan ribuan dolar setiap tahun untuk baju-baju jelek? Jadi, saya menghabiskan waktu yang lama mantengin rekening bank saya. Dan, saat saya mulai menyadari jumlah yang saya habiskan di Target, Forever21, Goodwill, dan toko-toko murah lainnya, saya merasa malu dan mual. Saya bertanya pada diri sendiri: Bagaimana mungkin saya menghabiskan uang sebanyak itu untuk baju murah? Tapi angka gak bisa bohong. Hal ini mungkin, sudah terjadi, dan saya percaya banyak orang lain juga melakukannya. Secara tidak sadar, setiap kali mampir masuk toko.

Kalau kamu mau melihat pengeluaran kamu sendiri, ini yang bisa kamu lakukan. Duduk dan pelajari rekam jejak pengeluaranmu. Saat kamu masuk ke rekening bank, kamu bisa melihat seberapa sering dan berapa banyak yang kamu habiskan untuk belanja baju. Kalau kamu punya kartu kredit, coba bacain satu-satu item di billnya, lalu jumlahkan semua uang yang kamu keluarkan untuk belanja baju.

Iklan

Lalu, bagi jumlah itu dengan jumlah gajimu tiap bulan, dan kalikan 100. Itulah persentasi pemasukan yang kamu habiskan untuk belanja. Saat saya melihat tabungan yang tipis dan baju yang menumpuk, saya tahu saya harus berubah.

Saya baru saja menghabiskan semenit setelah menyelesaikan No Shopping Challenge, kamu mungkin bertanya-tanya apakah saya menghabiskan uang seperti sebelumnya.

Enggak dong.

Tapi, ada hal menarik yang terjadi. Meski saya menghabiskan ribuan dolar lebih sedikit dari tahun sebelumnya, pakaian-pakaian yang saya beli jadinya lebih mahal.

Ini yang sekarang saya lakukan: Pertama-tama, saya masih menikmati berbelanja dari waktu ke waktu. Tapi pendekatan saya pada belanja sudah berubah. Salah satu hal aneh yang saya temukan tahun itu adalah enggak ada orang yang ingat kamu pakai baju apa. Orang-orang di hidup saya bahkan lupa bahwa saya sedang menjalankan tantangan No Shopping Challenge dan akan bertanya soal “baju baru” saya.

Hal ini menginspirasi saya untuk membayangkan bagaimana saya mengenakan baju-baju yang sudah saya punya. Aksesoris jelas berperan penting. Dan sekarang saya fokus pada kualitas dibandingkan kuantitas. Saya membeli lebih banyak pakaian klasik dan fokus pada aksesoris supaya saya selalu terlihat segar.

Ini adalah beberapa alat yang saya gunakan untuk menghemat uang dari berbelanja pakaian:

  • Ebates: Saya sangat senang portal tabungan ini! Intinya, kamu mendapatkan potongan harga saat belanja. Satu-satunya hal negatif adalah, kamu harus ingat untuk masuk ke Ebates sebelum kamu mulai berbelanja online. Saya sudah males pergi ke mol dan hal ini sangat membantu.
  • Email: Iya, saya tahu kadang email emang suka ganggu, tapi toko-toko biasanya memberi tahu soal diskon dan kupon lewat email-email itu. Jadi kamu mendingan sign up dan belanja saat diskon aja. Percaya deh, lebih ngirit.
  • No Shopping Challenges: Saya terus menjalani No Shopping Challenge untuk menghentikan kebiasaan saya mampir dan belanja di mol. Ini akan terasa lebih mudah saat sudah dijalani lebih lama, dan saya mau nyaranin siapapun yang sedang kesulitan mengatur uang untuk setidaknya mencoba tantangan ini selama 30 hari.

Selain itu, saya juga menemukan bahwa saya memiliki banyak baju yang mirip-mirip. Jadi, saya sering membeli variasi dari model baju yang sama. Begitu terus. Sekarang saya sudah berhenti.

Mengejutkan bagaimana satu kebiasaan buruk bisa merusak kehidupan finansial saya. Kini, bayangkan kamu punya banyak kebiasaan finansial yang buruk. Coba ubah kebiasaan itu, satu-satu saja, dan mulai mengubah kehidupan finansialmu. Rekening bank dan masa depanmu akan berterima kasih.