Melacak Sosok Ferguso, Tokoh Meme Telenovela yang Mendadak Terkenal Belakangan

Meme Ferguso sedang populer di Indonesia

Frasa “Tidak semudah itu Ferguso” sedang ramai sebulan terakhir. Semua media arus utama berusaha mencari tahu siapakah Ferguso itu. Sebagai orang yang tumbuh besar dengan telenovela yang populer di Tanah Air pada akhir dekade 90-an, rasanya terhina lho ketika aku tidak sanggup menelisik siapakah Ferguso. Aku yakin aku tak salah ingat. Aku yakin betul karakter bernama Ferguso itu sesungguhnya tidak pernah ada dalam sejarah telenovela.

Tribunnews menyebut Ferguso sebagai sosok pemeran pria utama dalam telenovela Rosalinda yang terkenal pada akhir tahun 90-an. Eits, enggak mungkin lah. Jelas-jelas nama pemeran utama dalam seri telenovela Rosalinda itu Fernando Jose Altamirano, diperankan Fernando Carillo. Fernando Jose digambarkan sebagai pemuda tampan, kaya raya yang jatuh cinta pada seorang gadis penjual bunga bernama Rosalinda yang diperankan Thalia.

Videos by VICE

Meskipun telenovela ini episodenya superpanjang seperti layaknya sinetron Indonesia pakai sistem kejar tayang, tapi rasanya si Fernando Jose tidak pernah hilang ingatan kemudian mengganti namanya menjadi Ferguso. Selain itu rasanya seumur-umur Rosalinda nggak pernah selingkuh tuh sama Ferguso. Hoaks nih.

Media lain seperti Kapanlagi menyebut Ia adalah sosok anjing yang dimiliki Marimar, dalam drama televisi berjudul sama. Marimar adalah seorang gadis yang hidup miskin dan tinggal di pesisir pantai. Ia hidup sebatang kara dan hanya ditemani seorang anjing setia bernama Fulgoso. Ya, FUL-GO-SO! Bahkan Kumparan sampai rela menelusuri meme tersebut ke admin Know Your Meme Indonesia-Unofficial yang menyebut bahwa Ferguso adalah nama anjing Marimar.

Ah gimana sih, jelas-jelas Ferguso dan Fulgoso pelafalan dan hurufnya beda jauh. Jangan dioplos dong. Mereka dua entitas berbeda.

Lagipula, jika memang yang dimaksud adalah Fulgoso yang merupakan seekor anjing, kenapa tidak langsung saja sebut Fulgoso? Kenapa harus jauh-jauh lompat menjadi Ferguso untuk kemudian dikompromi dan disepakati sebagai Fulgoso? Jika Fulgoso adalah anjing, bukankah akan lebih enak menggunakannya dalam kalimat sebagai kata ganti? Bukankah frasa “Tidak semudah itu, Fulgoso!” tentunya terlihat lebih santun, manis, dan elegan jika dbandingkan dengan kalimat, “Tidak semudah itu, Njing!” atau “Tidak semudah itu, Su!”

Pelik memang. Apalagi meme ini dipopulerkan oleh generasi millenial akhir dan gen Z, yang tentu sebagian besar lupa-lupa ingat dengan berbagai detail telenovela populer yang pernah tayang di Tanah Air. Tapi, semua orang pasti sepakat, telenovela adalah produk budaya pop hasil impor dari Amerika Latin yang amat berdampak pada nostalgia penonton Indonesia.

Telenovela hadir ketika dua televisi swasta nasional, RCTI dan SCTV, membutuhkan konten untuk mengisi kebutuhan tayangan opera sabun akhir dekade 90’an. Serial impor dari AS relatif mahal hak beli siarnya, sementara rumah produksi lokal yang mampu memproduksi sinetron belum sebanyak sekarang. Jadilah opera sabun Meksiko, Argentina, dan Kolombia merupakan jalan tengah menarik dari segi biaya bagi TV swasta di negara kita. Hak siarnya murah, rating-nya bagus. Klop sudah. Maria Mercedes menjadi pembuka jalan bagi booming siaran drama televisi Amerika Latin lainnya selama periode 2000-2003.

Lambat laun, pamor telenovela bagi penonton Indonesia memang surut. Empat tahun terakhir, penonton lokal lebih menggemari serial impor asal Turki atau India—yang keduanya pun mulai agak-agak meredup popularitasnya. Setidaknya, bagi generasi millenial dan Gen Z, mereka akan terus ingat betapa Marimar, Betty La Fea, atau Carita de Angel adalah serial yang biasa mereka tonton sepulang sekolah lantaran televisi dikuasai orang tua.

Pada akhirnya, siapakah Ferguso? Jawabannya tak pernah ada manusia atau anjing bernama Ferguso mampir di hidup Rosalinda maupun Marimar. Lagipula pembuat meme itu berhasil mengelabui kita semua. Toh sesuai kalimat dalam meme itu, nama Ferguso memang tercipta agar penelusuran ini berlangsung sulit dan berliku.

Kita dijebak agar mencari-cari siapa sosok Ferguso. Jadi, jangan harap sosoknya mudah ditemukan, karena pencarian ini memang “Tidak semudah itu Ferguso!”