Pemalsuan Produk

Peternak Ikan Koi Tanpa Sengaja Bongkar Indikasi Pemalsuan Tabung Oksigen di Jatim

Polisi di Tulungagung menyelidiki kemungkinan adanya sindikat mengisi tabung oksigen murni dengan udara biasa, yang bisa membahayakan pasien Covid-19.
Video Viral Peternak Ikan Koi Tulungagung bongkar praktik pemalsuan tabung oksigen
Antrean tabung mengular di salah satu Depo Pengisian Oksigen Kota Surabaya pada 19 Juli 2021, karena kenaikan kasus Covid-19. Foto oleh Robertus Pudyanto / Getty Images

Pada pertengahan Juli 2021, seorang pembudidaya ikan koi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tanpa sengaja membongkar praktik pengisian tabung oksigen berisi udara biasa (yang berarti tercampur karbon monoksida hingga nitrogen). Seperti dilaporkan Tribunnews, laki-laki bernama Alipin itu awalnya mencari tabung oksigen untuk pengiriman ikan.

Iklan

Alipin lantas mendapatkan tiga tabung, yang menurut rekannya, berasal dari distributor di Kabupaten Pacitan. Satu tabung digunakan sendiri, dua dipinjam untuk merawat orang sakit. Kebutuhan tabung oksigen sebulan terakhir meningkat drastis seiring memburuknya penularan Covid-19 di Tanah Air.

Namun 15 menit setelah gas dari tabung berwarna hitam dimasukkan ke dalam kantong plastik, ikan koi hasil budidaya Alipin justru kesulitan bernapas dan hampir mati. Padahal, hal ini tidak akan terjadi apabila tabung itu berisi oksigen asli. 

Untuk memastikan apa yang terjadi, dia memompa gas dari tabung lainnya yang berwarna putih. “Kami isi dengan gas dari tabung cadangan,” ujar Alipin saat dikonfirmasi media pada 20 Juli lalu. “Hasilnya ikannya jadi segar lagi, tapi ada yang sudah parah, akhirnya mati.”

Kurang puas, dia dan rekannya mencoba cara lain yaitu dengan memompa gas dari tabung berwarna putih ke dalam kantong plastik yang kemudian disulut api rokok. Hasilnya kantong itu terbakar yang menandakan gas adalah oksigen asli. “Karena saat disulut dengan rokok dia langsung menyala,” jelasnya.

Sementara, gas dari tabung berwarna hitam yang membuat ikan koi Alipin tidak bisa bertahan lebih dari 15 menit gagal terbakar. Dia menyebut plastik hanya berlubang. “Berarti yang tabung hitam ini berisi udara biasa saja,” kata dia.

Alipin pun buru-buru memberitahu persoalan ini kepada teman yang meminjam dua tabungnya untuk merawat pasien Covid. Dia khawatir pemakaian tabung dari Pacitan itu justru berdampak fatal. Untungnya, tabung-tabung itu belum sempat digunakan. Proses pembuktian bahwa satu tabung oksigen hanya berisi udara biasa dia rekam, dan akhirnya viral di medsos.

Iklan

Informasi dari sang pembudidaya ikan koi ini akhirnya sampai ke Polres Tulungagung. Kepala Unit Tindak Pidana Khusus Satreskrim Iptu Didik Riyanto, saat dikonfirmasi Tribunnews, bergegas melakukan penyelidikan dan berharap mendapatkan bantuan keterangan dari warga lain yang menemui produk bermasalah serupa. 

“Jika arahnya ada unsur pidana, bisa ditingkatkan,” tegasnya. Polda Jawa Timur juga tengah menindaklanjuti temuan soal dugaan tabung oksigen palsu.

Kebutuhan oksigen bagi pasien Covid-19 maupun penderita penyakit lainnya di Indonesia sedang sangat tinggi. Tak sedikit masyarakat yang menggunakan media sosial mencari informasi tentang penjualan tabung oksigen sebab kondisi darurat sempat disertai dengan kelangkaan.

Berbagai laporan muncul terkait kematian yang diakibatkan oleh krisis tabung oksigen. Salah satu yang paling mengejutkan terjadi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito pada awal bulan ini. 

Berdasarkan keterangan pers yang diterima VICE, sebanyak 33 pasien harus kehilangan nyawa karena situasi genting ini tak cepat tertangani. Jumlah ketersediaan tabung di salah satu fasilitas kesehatan (faskes) terbaik di Yogyakarta itu tidak sebanding dengan banjir pasien yang masuk.

Iklan

Pemerintah sendiri mengatakan suplai tabung oksigen saat ini terjamin. Dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa Kementerian Perindustrian berkomitmen melakukan “konversi oksigen industri ke medis sampai 90 persen”.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan pemerintah telah mendapatkan donasi tabung oksigen dari beberapa pihak, termasuk Singapura dan Australia. India juga mengirimkan 300 konsentrator oksigen 100 ton oksigen cair ke Indonesia.

Lalu, untuk memastikan suplai aman, dia meminta faskes melaporkan kondisi mereka di sistem informasi yang sudah ada. Distribusi tabung dan segala perlengkapannya menjadi perhatian di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.

“Kami juga mendorong Satgas Oksigen untuk menjadi forum koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, termasuk memastikan pengawalan pada rute perjalanan yang ada pengetatan,” tuturnya lewat keterangan pers, Rabu siang (21/7).

Indonesia sendiri sebelumnya mengirimkan bantuan oksigen sebanyak tiga kali ke India ketika kondisi di negara tersebut sedang sangat buruk. Menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia, bantuan-bantuan itu antara lain adalah 1.400 silinder oksigen pada 8 Juni dan 2.000 unit berikutnya pada 23 Juni.