Perawatan kesuburan perempuan sangatlah mahal dan kompleks. Ada biaya yang cukup besar bagi mereka-mereka yang ingin punya momongan tapi sulit hamil. Prosedur paling efektif semacam program bayi tabung bisa menghabiskan sekitar puluhan hingga ratusan juta Rupiah, tergantung rumah sakitnya. Sama halnya dengan pembekuan sel telur atau terapi hormon.
Namun, tak semua orang mampu mengeluarkan uang sebanyak itu. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh para aji mumpung. Mereka berlomba-lomba menciptakan produk herbal, lalu memasarkannya dengan embel-embel dapat meningkatkan kesuburan. Berkat iklan yang tampak menjanjikan, banyak perempuan di seluruh dunia tersugesti membelinya.
Videos by VICE
Lucky Sekhon, ahli endokrinologi dan spesialis infertilitas di Reproductive Medicine Associates of New York, menghabiskan waktu luangnya mengaudit pasar “kesuburan” yang menjual produk seperti suplemen, gelang kehamilan dan “permen kesuburan”. Semuanya menawarkan bantuan sampai pengguna hamil.
“Data yang terkait dengan intervensi kehamilan jauh lebih diatur, dipelajari dengan baik dan banyak dibahas,” terangnya. “Infertilitas dipenuhi penipu dan orang-orang yang membuat klaim salah.”
Teh kesuburan menjadi pilihan favorit perempuan, dan yang paling banyak diiklankan di media sosial. Pengguna forum seperti r/TryingForABaby bahkan sering membicarakannya. Terlepas dari mereknya, teh herbal ini digadang-gadang “mendukung ovulasi alami dan kesehatan reproduksi” perempuan dan dapat “meningkatkan kadar hormon”. Salah satu teh promil yang sering muncul dalam pencarian adalah Secret Tea (di sejumlah marketplace Indonesia) dan “Pink Stork Fertility Tea” (di Amazon).
Secret Tea hanya menyebutkan tehnya terbuat dari bahan-bahan alami, tapi tidak menjelaskan apa saja kandungannya. Sementara itu, produk keluaran Pink Stork mengandung peppermint, daun jelatan dan “berry pohon suci”. Keduanya menyarankan konsumen minum 2-3 cangkir setiap hari untuk hasil yang lebih maksimal. Secret Tea juga mengeluarkan produk khusus kesuburan laki-laki.
Dalam beberapa iklan Secret Tea, dicantumkan foto testimoni yang memuji-muji teh herbal itu. Kebanyakan mengatakan mereka beneran hamil tak lama setelah mengonsumsinya. Namun, VICE tidak berhasil menemukan siapa produsennya untuk membuktikan kebenaran testimoni tersebut. Ulasan di marketplace pun sebatas membicarakan pengiriman yang cepat. Tak ada yang menunjukkan pembeli hamil setelah meminumnya. Untuk Pink Stork Fertility Tea, seseorang berkomentar, “Saya hamil setelah sebulan minum teh!”
Klaim-klaim tersebut terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Sekhon berpendapat minum teh herbal itu mungkin tidak berbahaya, tapi belum tentu berkhasiat untuk kesuburan. Dia mempelajari bahan-bahan tehnya, dan tidak dapat menemukan “bukti nyata atau hubungan apa pun dengan peningkatan kesuburan.” Selain itu, tidak ada data ilmiah yang mendukung klaim bahan-bahan teh dapat membantu orang hamil.
Sekhon memperhatikan dua hal mencurigakan utama yang menandakan kesalahan informasi pada produk-produk kesuburan. “Klaimnya samar-samar; katanya bisa mendukung kesuburan, hormon dan siklus alami—itu maksudnya apa? Itu tanda peringatan pertama,” tuturnya. “Lalu, tidak ada ulasan negatif. Semuanya sangat mirip, ‘Saya hamil setelah minum ini.’ Kedengarannya tidak realistis sama sekali. Kalau klaimnya benar, kita semua seharusnya bisa melakukan hal ajaib ini.”
Sejumlah teh kesuburan mendukung ide bahwa obat-obatan herbal mujarab, meski belum terbukti secara ilmiah. Namun, Mike Berkley, ahli akupunktur berlisensi yang fokus menangani infertilitas dan menggunakan obat-obatan herbal dalam praktiknya di kota New York, menyebut teh herbal kemasan tidak memiliki manfaat seperti yang diiklankan.
“Semua produk ini, seperti teh dan pil kesuburan, adalah omong kosong. Tak ada satu pun yang efektif,” tegas Berkley. “Obat herbal sangat spesifik. Seseorang perlu melakukan asupan dan evaluasi pada pasien, seperti dalam pengobatan Barat. Kalian harus mencoba memahami mekanisme apa yang mendasari infertilitas, dan kemudian membuat racikan herbal yang spesifik dengan individu tersebut.”
Walaupun begitu, masih banyak pasien Sekhon yang mencoba suplemen seperti teh kesuburan. “Seluruh ruang dibanjiri informasi yang salah, dan orang berusaha memanfaatkan fakta siapa saja rela mengeluarkan berapa pun dan melakukan apa pun untuk bisa hamil,” ungkap Sekhon. “Mereka menargetkan populasi yang rentan. Orang biasanya mencoba sendiri, dan jika terjadi masalah, mereka akan melakukan apa pun yang bisa membantunya. Mereka mulai menjelajahi Google dan suplemen dan cara-cara meningkatkan kesuburan secara alami.”
Seperti banyak produk lain di industri kesehatan herbal, teh promil memang terdengar menggiurkan, tapi tak ada bukti ilmiah di baliknya. Produknya memang tidak berbahaya, meski kalian tetap harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter profesional. Sekhon dan Berkley lagi-lagi menekankan klaim “mendukung” kesuburan alami hanyalah bualan.
Follow Hannah Smothers di Twitter.