Selama ini, istilah ular sering digunakan menggambarkan manusia yang licik, sering menipu dan berkhianat. Namun, penelitian terbaru menunjukkan hewan reptil tersebut sebenarnya “suka bergaul.”
Sebagaimana dilaporkan Science Magazine, para peneliti dari Universitas Wilfrid Laurier Kanada memasukkan empat pasang 10 ular garter muda timur—spesies asli di sebagian besar Amerika Utara dan sejumlah bagian Amerika Tengah—dalam kandang berdinding yang disekat jadi empat bagian. Setiap ular ditandai dengan titik berwarna di atas kepalanya. Sementara itu, kamera dipasang untuk memantau pergerakan mereka.
Videos by VICE
Selama dua hari sekali, seorang peneliti akan memfoto posisi ular dan mencatat pengelompokan hewan tersebut sebelum melepaskannya. Ular-ular tersebut dimasukkan kembali dengan posisi berbeda setelah kandang dibersihkan dari segala bau. Selama di kandang, kamera akan memeriksa apakah reptil berkelompok pada kawanan yang sama.
Rupanya hewan itu suka bikin geng. Para peneliti menyaksikan ular berkumpul bersama tiga hingga delapan ekor—sering kali terdiri dari ular yang sama—dalam satu dari empat sekat. Ular tampak berkelompok dan berteman dengan lainnya.
“Penelitian kami menunjukkan ular secara aktif bersosialisasi dan bergabung dengan kelompok lebih besar,” simpul peneliti. Mereka lebih lanjut menjelaskan, “Penelitian kami berkontribusi pada tubuh literatur yang masih jarang tapi terus berkembang tentang kemampuan bersosialisasi reptil. Studi ini sangat penting untuk mengubah persepsi di antara komunitas ilmiah dan publik.”
Para peneliti juga menguji kepribadian masing-masing ular, mengukur “keberaniannya” dengan mengurungnya sendirian di tempat penampungan. Mereka mengamati seberapa sering ular menghabiskan waktu di luar.
Beberapa berani dan berkelana jauh, sedangkan lainnya malu-malu dan diam di dalam kandang. Spesimen dalam kandang yang berisi banyak ular cenderung malas keluar, dan reptil itu pada umumnya melakukan apa yang dilakukan ular lain—terlepas dari kepribadian masing-masing.
Ada konsistensi yang mencolok dengan cara berinteraksi manusia setiap hari—dan peneliti melihat struktur sosial ular “dalam beberapa hal cukup mirip dengan mamalia, termasuk manusia.” Mereka juga mencatat beberapa manfaat menarik dari aktivitas sosialisasi ular.
Pertama, hewan yang berkelompok biasanya memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap panas dan kelembaban. Kedua, setiap anggota kelompok memiliki peluang yang lebih baik untuk melarikan diri ketika menghadapi serangan. Manfaat terakhir, ular yang bersifat sosial bisa belajar dari satu sama lain. Misalnya, hewan ini bisa memperhatikan teman-temannya dan sadar akan aman ketika keluar.
“Kami menunjukkan ular aktif mencari interaksi sosial, lebih suka berkelompok dalam jumlah besar, dan bergaul dengan individu atau kelompok tertentu,” ujar peneliti. “Pola interaksi sosial ular dipengaruhi oleh keberanian individu, kemampuan bersosialisasi, dan usia … hasil ini membuktikan betapa kompleksnya kemampuan bersosialisasi ular.”
Follow Gavin di Twitter atau Instagram.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia