Penemuan jasad korban mutilasi di Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat sedikit demi sedikit mulai menunjukan titik terang. Korban teridentifikasi dengan sapaan Angela, berusia 54 tahun. Polisi mengidentifikasi korban menggunakan metode Disaster Victim Identification (DVI). Pemeriksaan DNA salah satunya dari gigi atau odontogram.
Pemeriksaan juga menunjukkan apabila indikasi mutilasi sudah berlangsung sejak November 2021. “Dan selama kurun waktu kurang lebih 1 tahun 1 bulan, jenazah disimpan di Tempat Kejadian Perkara [kos-kosan tersangka] yang juga sering digunakan tersangka apabila tidak berada di rumahnya,” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, dikutip dari Detik.
Videos by VICE
Penemuan jasad Angela bermula dari laporan orang hilang yang sekilas tidak terkait sama sekali. Istri MEL, 34 tahun, melaporkan apabila suaminya hilang ke Polsek Bantar Gebang. Laporan pada akhir Desember 2022 ini lantaran MEL tidak kembali setelah pamit pergi ke bank.
Polisi bergerak dan mencari berbagai informasi. Salah satu petunjuk membawa polisi ke sebuah kos-kosan di Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada 29 Desember 2022.
Bersama pemilik kos, polisi masuk untuk memeriksa kondisi dalam kos. Saat itu MEL tidak berada di kos. Namun yang tidak polisi duga, ternyata ada dua boks plastik kotak yang cukup mencurigakan. Nampak luar, boks itu terbungkus oleh lakban yang ditempelkan secara rapi.
Namun di dalamnya berisi potongan jasad yang dibungkus lagi oleh plastik. Dalam potongan jasad terlihat apabila beberapa bagian bergerigi. Pemeriksaan menguatkan apabila MEL menggunakan gergaji listrik untuk memutilasi jasad Angela.
Polisi sudah menangkap terduga pelaku mutilasi. Penangkapan dilakukan tak lama setelah polisi menemukan dua boks berisi potongan tubuh korban tersebut. “Pada saat kami geledah [kos-kosan] tidak ada itu tersangkanya. Tim keluar dari kos-kosan. Ada mobil yang tiba-tiba datang [kemudian] kabur,” kata Hengki, dikutip dari Kumparan.
Melihat mobil yang mencurigakan, polisi kemudian mengejar kendaraan itu. Setelah tersusul, didapatkan MEL bersama beberapa orang lainnya. Sejauh ini belum ada informasi apakah orang selain MEL juga terlibat dalam mutilasi Angela.
“Tim penyidik Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya tetap menganalisis terkait motif dan lain sebagainya termasuk latar belakang tersangka yang melakukan tindak kejahatan yang cukup keji ini,” katanya.
Motif dalam kasus pembunuhan menjadi penting sebagai dasar hukuman korban. Dari berbagai kasus yang sudah terjadi, motif sangat beragam, dari yang berat sampai ringan. Dalam kasus mutilasi jasad Hendra yang dibunuh oleh Rumiyati, istrinya sendiri pada 2008. Cemburu menjadi latar belakang kelakuan Rumiyati tega mencincang tubuh suaminya menjadi 13 bagian.
Agar pembunuhan ini tidak terlacak polisi, dia menempatkan potongan jasad suaminya dalam delapan kantong plastik. Tiap plastik diletakkan terpisah, di bus Primajasa, bus Prima Asli, dan bus patas Mayasari. Sementara satu kantong plastik berisi kepala diletakkan di belakang kemudi taksi.
Mutilasi yang disertai dengan pelecehan seksual juga pernah terjadi selama rentang 2007 sampai 2008. Koordinator pedagang asongan dan anak jalanan bernama Baekuni atau Babe membunuh dan memutilasi delapan anak jalanan. Kelakuan pria 48 tahun ini menyasar anak-anak berusia 6-12 tahun. Dalam pemeriksaan, Babe mengaku apabila dia merasa puas dan nikmat melihat proses penderitaan korbannya.
Berbeda lagi dengan HM, pria di Sumatera Utara yang membunuh dan memutilasi istrinya. Pada November 2022, HM mengunci istrinya di kamar. Dia pergi mengambil pisau dan kembali lagi ke kamar. Setelah menusuk leher, HM menyeret istrinya ke dapur untuk kemudian ditusuk dan dipotong badannya.
Entah apa di pikiran HM, beberapa potongan tubuh ini direbus di sebuah panci. Dia juga menambahkan garam dalam rebusan daging istrinya. Setelahnya potongan tubuh dimasukkan ke karung untuk kemudian dibakar di halaman belakang.
Mutilasi atas dasar kesal lantaran ditagih hutang pernah terjadi tahun 1996. Adalah Astini yang punya hutang uang dengan tiga tetangganya. Lantaran tak kunjung kembali, suatu hari, ketiga tetangga itu berniat menagih.
Uang tidak didapat, ketiga orang tersebut memaki Astini. Makian itu membuat Astini kesal. Dia kemudian membunuh ketiga tetangga yang sebelumnya memberikan pinjaman uang. Astini memutilasi korban menjadi sepuluh bagian.