sains dan teknologi

Ilmuwan Ciptakan Perangkat Open Source Tampilkan Sudut Pandang Penglihatan Hewan

Pernah enggak sih, kamu ngebayangin bagaimana rupa dunia jika dilihat lewat mata anjingmu, kucingmu, atau bahkan laba-laba yang ada di rumahmu? Nah, kini angan-angan itu bisa diwujudkan.
AR
Diterjemahkan oleh Adelia Rahma Santoso
Ilustrasi perempuan memfoto pemandangan dan perbedaan antara penglihatan manusia dan lebah
Gambar: Getty (kiri), Jolyon Troscianko (kanan)

Baru-baru ini sejumlah ilmuwan berhasil menjawab keingintahuan itu lewat perangkat open source yang mereka ciptakan. Perangkat itu bisa mengubah foto apapun, mulai dari hasil jepretan HP sampai peralatan canggih, menjadi foto yang seakan diambil dari penglihatan berbagai jenis hewan seperti lebah, ikan, atau mamalia.

Setiap hewan melihat warna, pola, dan kecerahan di sekitar mereka secara berbeda karena mereka punya adaptasi matanya masing-masing, sehingga ada begitu banyak mode visual yang belum pernah bisa kita coba sebelumnya.

Iklan

Itulah kenapa, para ilmuwan mengembangkan sebuah perangkat open source gratis yang bisa diterapkan bahkan pada foto hasil tangkapan ponsel biasa untuk menyimulasikan penglihatan hewan. Cara kerja perangkat itu dipaparkan dalam sebuah makalah yang dirilis pada Senin (2/12/2019) di Methods in Ecology and Evolution.

Dinamakan Quantitative Colour Pattern Analysis (QCPA), perangkat itu memungkinkan kita untuk mengatur foto digital agar selaras dengan ciri yang umum terdapat dalam sistem penglihatan hewan.

“Sudah waktunya mendalami studi penglihatan hewan karena teknologi olah citra kini jauh lebih mudah untuk diakses dan semakin terjangkau, sementara teknologi komputer juga terus berkembang pesat,” kata salah satu anggota tim peneliti Cedric van den Berg, yang juga merupakan mahasiswa jenjang studi doktor di Universitas Queensland di Australia.

1575387762227-Annotation-2019-10-21-204821

“Kita punya teknologi AI dan deep learning yang semakin maju, dan kita juga semakin memahami sistem saraf yang menghubungkan penglihatan hewan dengan perilaku mereka dan dampak evolusionernya,” tambahnya.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mengembangkan berbagai teknik untuk menyimulasikan ciri tersendiri dari setiap penglihatan hewan dengan menggunakan peranti pencitraan-spektrum yang canggih. Pada 2015, van den Berg dan sejumlah rekannya menemukan bahwa foto digital—bahkan yang cuma diambil dari ponsel—bisa menghasilkan model serupa.

Tim mereka sejak itu memulai pengerjaan sebuah perangkat lunak, dengan tujuan untuk menyatukan berbagai metode dan himpunan data yang sebelumnya telah dikembangkan oleh para peneliti lain dalam sistem yang sama.

Iklan

Dalam video di atas, anggota dari tim peneliti itu, Jolyon Troscianko, yang sekaligus ahli ekologi di Universitas Exeter, menjelaskan bagaimana QCPA bisa mengatur sebuah foto agar bisa merefleksikan berbagai rentang cahaya dan sensitivitas warna, ketajaman spasial, ragam fotoreseptor, serta ciri lain yang berbeda pada penglihatan setiap spesies hewan.

Bagian kiri dari foto di bawah ini, misalnya, menunjukkan tampilan natural yang dilihat melalui mata manusia. Di sebelahnya, model bentukan QCPA menggambarkan citra yang sama dari penglihatan seekor lebah.

1575387811429-218316_web

Sebuah citra saat dilihat dari perspektif manusia (kiri) dan dari seekor lebah (kanan). Foto: Jolyon Troscianko

“Perangkat ini secara umum melakukan analisis pada pola warna kromatis spasial, yaitu kemampuan untuk mengkontekstualisasi dan menekankan fakta bahwa dalam setiap sistem visual, mata pada akhirnya akan meneruskan proses saraf yang tidak sebatas terhenti di bagian retina,“ terang van den Berg.

Saat ini, perangkat lunak itu utamanya dirancang untuk membantu para ahli biologi dan ekologi dalam memahami lebih jauh bagaimana hewan menggunakan penglihatan mereka memandang hewan lain dan lingkungan sekitarnya. Namun, tim peneliti berharap nantinya setiap orang dari berbagai latar belakang bisa memanfaatkan QCPA untuk banyak tujuan lain.

Kalau tertarik, kamu bisa ikut mencoba program itu dengan mengunjungi situs web Empirical Imaging dan menginstal toolbox terbaru mereka yang terdapat di bagian “Unduh”. Situs itu juga menyediakan panduan bagi pengguna dan forum diskusi yang membantu para pemula memahami perangkat lunak baru ini.

“Kamu nggak perlu jago coding buat menggunakan perangkat itu,” kata van den Berg. “Bahkan meski kamu enggak punya latar belakang akademis, semua informasinya sudah tersedia di sana. Kamu tinggal duduk, mempelajarinya, lalu dengan sendirinya kamu akan mulai bisa menguasai dan menggunakan perangkat itu.”

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.