Artikel ini pertama kali tayang di The Creators Project.
Thierry Bornier adalah seorang fotografer lanskap yang kini tinggal di Yunnan, Cina. Hasil karyanya kerap terpampang di majalah National Geographic. Berbagai macam anugrah fotografi telah dia raih berkat-berkata foto aerialnya yang menakjubkan. Namun, jalan yang ditempuh oleh Bornier untuk menjadi seorang fotografer kondang tergolong unik. Karir dimulai setahun lalu ketika Bornier memutuskan berhenti dari jabatannya sebagai CEO sebuah perusahaan fashion ternama di New York dan Shanghai.
Videos by VICE
Sebagai fotografer amatir, Bornier bertualang menjelajahi Cina mengambil gambar untuk memoar perjalanan pribadinya. Perjalanan itu dilakukan tanpa target dan konsep yang jelas. Bornier hanya ingin keluyuran mengunjungi lanskap yang sebelumnya sering dia lewati dalam kunjungan bisnis. Pengembaraan ini yang akan mengubah hidupnya, selama-lamanya.
Sepanjang tahun itu, situs National Geographic memilih salah satu foto dari profil personanya untuk rubrik “Photo of the Day.” setelah itu, Bornier kembali memiliki bagaimana sisa hidupnya akan dihabiskan karena, seperti yang dia katakan pada The Creators Project, “uang bukan segalanya.” Bornier pun memilih fotografi sebagai jalan hidupnya. Tiga tahun setelahnya, dia mendedikasikan hidupnya untuk meniti karir sebagai seorang fotografer. Tiga tahun ini memanjang menjadi sepuluh tahun yang dia habiskan memotret kawasan pedesaan yang tak pernah dirambah mata manusia. “Aku percaya bahwa hidup itu cuma tentang dua hal,” ujar Bornier, “perasaan dan pilihan. Kita harus membuat pilihan dalam hidup kita, entah itu pilihan yang baik atau buruk. Bagaimana pun, pilihan-pilihan ini jadi awal dari hidup kita.”
Dalam seri foto lanskap karya Bornier, dia secara khusus mengambil foto dari berbagai kawasan di Cina, meski ia sering kali mengambil gamparan hamparan petal sawah padi. Saking seringnya Bornier melakukannya, dia sampai hafal kapan waktu yang tepat untuk mengambil foto hamparan padi dengan lightning sempurna atau menurut kata-kata Bornier, “gambar yang muncul dalam benak kamu.”
Dalam melakoni profesinya sebagai fotografer lanskap, Bornier sangat bergantung dengan kondisi cuaca. Kerap kali, Bornier harus menunggu beberapa minggu di suatu tempat dan pulang dengan tangan hampa. Namun, Bornier mengatakan bahwa ‘sesekali kondisi cuaca bisa saja memberi apa yang tak pernah kira sangka dan ini adalah sebuah keajaiban.” Keajaiban, sejatinya, memang bagian integral dalam karya Bornier. Guna membuktikan ini, ia menunjukkan dua buah karyanya. Baginya, dua foto ini adalah anugrah dari langit, karena dia tak bisa membuat lanskap ini. Lanskap itu begitu saja tersaji di depan kameranya.
“God’s Palette” adalah salah satu karya “ajaib” itu. Dalam foto ini, sinar matahari yang tengah tenggelam merayap di atas hamparan sawah. Hasil akhirnya mirip palet seorang pelukis. Karya kedua “Huangshan Falls” terasa lebih menggugah. Bornier selalu teringat percakapannya dengan penduduk sepuh setempat setelah foto itu diambil. Mereka mengatakan bahwa cuaca macam ini cuma terjadi sekali dalam ratusan tahu. Mereka sudah berdekade lamanya menunggu cuaca macam ini dan menurut mereka, Bornier beruntung bisa mengabadikannya.
Yang membuat foto ini luar biasa adalah karena foto ini tak melewati proses post produksi. Apa yang ada lihat adalah lanskap Cina yang dibiarkan liar dan telanjang tanpa sentuhan editting sedikitpun. Ini yang membuat Bornier makin mencinta profesinya.
sepintas , “Huangshan Falls” adalah gambar awan yang merayap melewati perbukitan yang difoto tanpa harus menurunkan kecepatan shutter dan menggunakan manupulasi “efek blur.” Ini adalah fotografi lanskap dalam bentuknya yang paling dasar sekaligus paling sureal.
Bornier masih tinggal dan bekerja di provinsi Yunnan, Cina. Bornier pun masih bermimpi untuk membagikan lanskap-lanskap yang bikin kita berdecak ke seluruh dunia. Klik di sini untuk melihat karya-karya Bornier lainnya.