Blackpink adalah sebuah keniscayaan Kpop. Selain karena Blackpink menjadi penyelamat bocah dari suntikan imunisasi, Blackpink juga terus menjadi trending di berbagai platform media sosial sejak penampilan perdana mereka di Indonesia November lalu. VICE sebagai media anak muda tentu punya perhatian besar terhadap fenomena ini.
VICE pernah menulis panduan gimana cara menjadi fans Kpop sejati, dan tak lupa juga mendorong para fans buat enggak abai sama kasus pelecehan seksual bintang Kpop. Makanya, buat kami, ada masalah besar ketika Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), pada Selasa (11/12) resmi melarang iklan yang dibintangi Shopee tayang di 11 stasiun televisi nasional. Alasannya pakaian yang dipakai grup idol Kpop itu terlalu seronok. Kalau seronok, nyatanya Blackpink populer banget dengan atau tanpa televisi.
Videos by VICE
Realitasnya, Kpop adalah penguasa global saat ini. VICE pernah menerawang masa depan Kpop ketika boyband BTS mengalahkan rekor Taylor Swift untuk video musik paling banyak ditonton dalam waktu 24 jam.
Fans K-pop di seluruh dunia menurut catatan Korea Foundation tercatat mencapai 35 juta orang pada 2015, dan Asia menjadi salah satu benua yang memiliki penggemar terbanyak. Maka ketika seorang netizen membuat petisi di change.org menuntut Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menghentikan penayangan iklan Blackpink yang menjadi brand ambassador sebuah pasar online Shopee, itu berarti telah memicu perang ideologi.
Omong-omong soal Blackpink, girlband yang beranggotakan Jisoo, Jennie, Rosé, Lisa tersebut pertama kali menjajal panggung Agustus 2016 dan langsung menjadi fenomena. Blackpink terpilih sebagai brand ambassador Shopee November lalu bersamaan dengan penampilan perdana mereka di Indonesia.
Petisi dengan tajuk Hentikan Iklan Blackpink Shopee tersebut dibuat oleh Maimon Herawati dan sudah ditandatangani oleh 97.014 orang sampai tulisan ini dibuat, dengan target 150.000. Maimon berpendapat bahwa iklan tersebut menyalahi aturan KPI karena menampilkan anggota girlband tersebut dengan pakaian minim. Iklan tersebut, menurut Maimon, dianggap punya pengaruh negatif lantaran tayang di sela-sela program acara anak-anak.
“Sekelompok perempuan dengan baju pas-pasan. Nilai bawah sadar seperti apa yang hendak ditanamkan pada anak-anak dengan iklan yang seronok dan mengumbar aurat ini? Baju yang dikenakan bahkan tidak menutupi paha. Gerakan dan ekspresi pun provokatif. Sungguh jauh dari cerminan nilai Pancasila yang beradab,” tulis Maimon pada laman change.org.
Sontak petisi tandingan yang mengatasnamakan fans Kpop langsung muncul dengan headline Menolak Pemboikotan Iklan Shopee Blackpink. Baru 630 orang yang mendukung dari target 1.000 orang. “Kami menolak iklan shopee blackpink diboikot. Karena ada beberapa oknum meminta iklan shopee blackpink dihentikan. Menurut mereka iklan ini tidak pantas. Tetapi menurut kami yang harus dihentikan adalah sinetron indonesia yang harusnya dihentikan karena memiliki dampak buruk bagi penerus bangsa indonesia,” tulis seseorang yang mengatasnamakan diri sebagai Kpopers di change.org.
Pertarungan di change.org kayaknya berakhir antiklimaks, dengan fans Kpop kayaknya enggak terlalu peduli dengan petisi boikot tersebut. Toh, iklan Blackpink juga masih bisa dilihat di baliho jalan, tempelan stiker angkutan umum, dan YouTube. Lagian nonton Blackpink kan bisa di mana aja pakai streaming.
Tapi yang seru ternyata ada Plot twist yang muncul ketika salah seorang netizen yang mengomentari postingan Facebook Maimon bilang, “Bun, apa kedepan mau bikin petisi untuk sinetron yang tidak mendidik juga? Yang isinya sekolah tapi pacaran, hidup bermewahan, hasut menghasut, rebutan warisan, kebut-kebutan di jalan, dll?”
Pertanyaan tersebut akhirnya dijawab oleh Maimun, “Saya sebenarnya tidak punya tivi… Jika ada datanya, seharusnya yang punya tivi dan peduli bisa memulai petisi juga.”
Loh, jadi selama ini Maimon nonton iklan Blackpink di TV apa enggak nih? Sungguh mencengangkan. Makin jelas kalau memang ini bukan perkara moral melainkan perang ideologi.