News

Masih Ingat Anggota Pussy Riot Penerobos Final Piala Dunia 2018? Dia Sakit Akibat Diracun

Pyortr Verzilov, salah satu anggota kolektif punk Rusia, Pussy Riot, diduga diracuni di Rusia pekan lalu. Demikian ujar tim dokter Jerman dalam sebuah konferensi pers Selasa kemarin (9/18)

Verzilov, salah satu anggota grup anti Kremlin dan pengelola penerbit media independen Mediazona, jatuh sakit selasa pekan lalu setelah menghadiri sidang kasus yang melibatkan pasangannya sekaligus anggota Pussy Riot lainnya Veronika Nikulshina, yang ditangkap polisi Rusia pada 2012. Tak lama setelah sidang selesai, penglihatan, kemampuan bicara serta bergerak Vezilov terganggu, ujar Nikulshina kepada Meduza, sebuah media setempat.

Videos by VICE

Kawan-kawan dan pendukung Vezilov lekas berspekulasi bahwa Vezilov menjadi korban peracunan akibat aktivitas dan keberaniannya berbicara menentang Kremlin. Setelah sempat dirawat singkat di Bakhrushin City Clinical Hospital, Moskow, Verzilov diterbangkan ke Jerman Sabtu malam lalu.

Awal pekan ini, Dr. Kai-Uwe Eckardt dari Berlin Charite Hospital menegaskan dugaan tersebut. Eckardt menyatakan bahwa Verzilov jatuh sakit karena senyawa eksternal yang memengaruhi sistem syarafnya. Kini, Verzilov tengah dirawat secara intensif. Hingga kini, tim dokter Jerman itu belum bisa menentukan apa yang sudah meracuni sistem syaraf Verzilov.

“Dari informasi yang kami punya, ada kemungkinan besar bahwa Verzilov diracuni di sini (Moskow),” ujar Eckardt dalam konferensi pers. “Sampai sejauh belum ada indikasi akan adanya kemungkinan lain yang menyebabkan dia jatuh sakit.”

Eckardt menambahkan Verzilov sudah melewati kondisi kritis, dan tak ada indikasi bahwa anggota Pussy Riot itu akan menderita dampak jangka panjang lantaran dugaan peracunan ini.

Selasa lalu, Pussy Riot segera menanggapi insiden tersebut. Lewat akun Twitter mereka, Pussy Riot mengatakan bahwa mereka percaya bahwa ada yang berusaha meracuni Verzilov.

“Kami punya segala alasan untuk curiga bahwa Verzilov diracuni oknum berwenang Rusia,” demikian tulis Pussy Riot lewat akun Twitternya.

Dalam konferensi pers lainnya pada Selasa kemarin, anggota Pussy Riot lainnya Nadezhda Tolokonnikova malah terang-terangan mengklaim Verzilov adalah korban “percobaan pembunuhan.”

“Siapapun yang ikut serta dalam aktivitas politik (yang menentang Kremlin) tak akan bisa hidup dengan nyaman,” katanya.

Verzilov sudah lima tahun terlibat dalam Pussy Riot. Namanya kondang setelah berhasil berlari ke dalam lapangan setelah final Piala Dunia 2018 usai guna menggelar protes atas pelanggaran HAM di Rusia.

“Kami menuntut keadilan, dan kami akan melakukan apapun yang kami mampu untuk menemukan orang yang meracuni Peter dan memastikan pelakunya menerima hukuman setimpal,” tegas Pussy Riot di Twitter. “Kita harus menghentikan sekaligus mengungkap pelaku di balik skandal peracunan. Kita juga harus menghentikan pembunuhan orang-orang yang dicap bersalah karena jujur dan gigih memperjuangkan kebenaran serta keadilan.”

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News