Artikel ini pertama kali tayang di Waypoint
Tidak ada perkelahian seru ssejak awal sampai akhir game The Low Road, yang dirilis di PC, Mac, dan Linux Juli tahun lalu. Tidak ada pula adegan kejar-kejaran mobil bombastis yang dilanjutkan dengan ledakan bom. Bahkan tidak ada satupun mobil Aston martin dipakai karakter utamanya. Malah, dalam sebagian besar durasi game ini, pemain harus ngobrol di telepon.
Videos by VICE
The Low Road diawali uji kemampuan seorang intel muda. Ini adalah hari pertamamu bekerja sebagai mata-mata. Nama karakter utama yang kamu mainkan adalah Noomi Kovacs, agen baru di Division of Outside Intelligence. Setting ceritanya dekade 1970’an. Noomi adalah mata-mata bidang korporat. Sementara kita, sebagai pemain, harus membantunya menjadi agen terbaik di perusahaan jasa intelijen swasta tersebut. Noomi adalah agen terlatih dan dia siap melakukan pekerjaan yang bisa membuat James Bond sekalipun bangga—karena Bond enggak pernah toh berusaha membongkar rahasia perusahaan lawan.
Ngobrol di telepon doang harusnya membuat game ini terasa boring dong. Ternyata enggak lho. Ada keseruan berbeda. Noomi perlu mengorek informasi dari target dengan berpura-pura menjadi kawan sekosannya setelah kuliah. Para perancang The Low Road sangatlah brilian, mereka menggunakan format gameplay ala Papers, Please, di mana mouse saya bisa mengatur alur dokumen-dokumen di sebelah kanan dan kiri layar.
Dalam tumpukan kliping koran dan alamat-alamat orang, tersedia jawaban yang bisa membantu Noomi memecahkan masalah. Saat saya menggali-gali tumpukan kertas tersebut, saya berusaha menajamkan intuisi lalu berkata pada diri sendiri: Pasti jawabannya ada di sini. Makanya selama memainkan game ini, kepala saya membuat bermacam pilihan dengan derajat kepastian relatif kalau tindakan ini sudah tepat. Beda banget dari game penyusupan atau intelijen yang banyak di pasaran. Seringkali keputusan saya keliru, merusak setiap pilihan yang ada. Noomi berulang kali kena omel, nomor teleponnya enggak nyambung, dan tiga puluh menit pertama game ini diisi oleh orang-orang meledek Noomi karena enggak becus jadi intel korporat.
Secara umum, The Low Road adalah game petualangan brilian. Game ini dibuat dengan bagus, dirancang dengan cerdas, dan punya narasi yang mantep banget. Menurut saya konyol bahwa kurang banyak orang yang membicarakan game ini. Game ini benar-benar usaha, dan setiap usaha itu tampak jelas dari menjadikan Noomi dan pemain satu.
Budaya video game seringkali membahas soal bagaimana pemain dapat berempati dengan karakter-karakter pada layar. Saat kita membicarakan soal representasi di game, itu artinya kita sedang membicarakan soal kemampuan sang pemain untuk melihat diri sendiri pada sebuah karakter dan berempati dengan mereka.
Ini adalah sesuatu yang sering diabaikan sebagian besar promo video game selama dekade terakhir. “Terbenam” dalam sebuah game berarti merasa seakan benar-benar ada di sana, dan itu artinya kita perlu mempersempit jarak antara diri sendiri dan karakter atau perspektif yang sedang dimainkan di layar. Pada satu titik tertentu, kita udah “gak perlu mikir lagi.” Kita sudah tidak menerka-nerka karakternya akan melakukan apa; kita langsung melakukannya karena sudah jadi pakem banyak game lainnya.
Saat membongkar puzzle di The Low Road, termasuk saat melakukan tindakan sederhana menyortir informasi, saya merasakan pengalaman seperti kala dulu pertama kali memainkan Skyrim. Saya merasa betul-betul berperan sebagai Noomi, membaca semua informasi ini, seakan betulan mengajak bicara semua orang yang saya hubungi, menyaring info yang diperoleh dari interaksi tersebut, lalu harus saya simpulkan sendiri agar jawaban dari setiap persoalan bisa diperoleh.
Yang juga penting, The Low Road dapat dibilang sebuah game ideal, yang membuatmu bisa merespons persoalan tanpa takut gagal. Sebab gagal adalah bagian dari pekerjaan sebagai mata-mata. Kamu diperbolehkan meraba-rama sebuah misteri tanpa punya jawaban pasti. Semua usahamu dihargai oleh game ini. Makanya saya bilang, ini bukan jenis game yang membuat pemain mengalami banyak momen seperti “oke habis A ke B, terus misi selesai, the end.” Tidak begitu. Ada banyak cara agar gamer bisa sukses dalam dunia spionase korporat dalam The Low Road. Meski game ini juga memiliki batasan-batasannya, seperti game petualangan lain, tapi gameplay yang saya rasakan sangat hidup dan seakan-akan mirip open world.
Kebebasan menyelesaikan misi ini faktor penting sih yang bikin saya jatuh hati sama The Low Road. Saya enggak mau spoiler banyak-banyak ya, karena mendingan kamu main langsung deh. Intinya, game ini bisa memenuhi ekspektasi kita dari karakter protagonis yang cekatan yang menjalani debut di dunia mata-mata. Noomi diminta membuat pilihan-pilihan soal kesetiaannya dan tempatnya di dunia ini. Semua keputusannya (artinya keputusan gamer) tersebut mengarah pada beragam kesimpulan yang terkadang tak terduga.
Meski tone utama game ini banyak komedinya, saya rasa peleburan antara pemain dan karakter yang terjadi sepanjang durasi memaksa kita mempertanyakan segala sesuatu, persis seperti dialami Noomi. Pada suatu titik bosnya berkata bahwa, “Kita ini penyedia jasa intelijen korporat. Menjual rahasia adalah bisnis utama kita.”
Saat saya mendengar kata-kata itu, saya jadi termenung. Saya (memerankan Noomi) menyortir segala macam informasi untuk mendapatkan jawaban bagi masalah perusahaan. Saya telah mencicipi kombinasi game petuangan, analisis puzzle, plus point and click. Saya mengupayakan banyak hal supaya karakter yang saya mainkan bisa berkembang menjadi intelijen yang lebih mahir. Makanya, saya sangat tidak bahagia ketika mendangar hal tersebut diucapkan si tokoh bos. Begitu pula Noomi.
The Low Road adalah game cerdas, mengajak gamer peka pada bermacam cara kita menjalani hidup. Game ini mengusung puzzle-puzzle yang harus dituntaskan dari sudut pandang orang pertama, serta menyajikan sesi pengumpulan informasi yang menarik untuk melibatkan para gamer ke jalan ceritanya.
Cara kita mengambil keputusan-keputusan dan cara kita menjalani hidup ternyata sangat mirip seperti di game. Kita sering harus mengambil keputusan berdasar intuisi dan kita semua dipaksa menerima keadaan ketika hasil akhirnya berbeda dari harapan.
Saat Noomi mengikuti keinginannya, serta membuat keputusan mandiri, sebagian dari kalian yang memainkan The Low Road pasti iku merasakan dilema tersebut. Bagaimana ya kalau kita ada di posisi Noomi? Apa sikap kita akan sama? Game yang bisa membuatmu merenungi hidup, tentu saja, artinya bukan sekadar petualangan biasa yang setelah ditamatkan kamu segera beralih ke game lain.