FYI.

This story is over 5 years old.

Musik

Daftar 25 Piringan Hitam Terbaik Menurut David Bowie

Reputasimu bakal berubah setelah mendengarkan album-album ini. Itu yang ngomong David Bowie loh, bukan kami.
Foto: Jimmy King

Sembari kita menunggu para kolaborator David Bowie menggali tumpukan materi-materi baru yang semestinya dirilis sebelum kematian sang legenda Januari tahun ini, mendiang penyanyi yang kerap dijuluki Starman malah mengeluarkan playlist anumerta yang patut banget kita rujuk. Playlist tersebut diambil sebuah wawancara lawas yang dilakoni Bowie untuk Vanity Fair pada 2003. Dalam wawancara tersebut, Bowie merendah—caranya kurang ajar banget sih—dengan mengatakan bahwa koleksi vinylnya “cuma sampai 2.500 keping” dan menyebutkan 25 judul yang paling dia sayangi. “Nyaris tak ada cara rasional untuk menyusun daftar album favorit saya,” ujar musisi bunglon tersebut, sebelum dengan kalem mengatakan, “saya punya 2.500 keping piringan hitam.”

Iklan

Untuk menyusun daftar album-album favoritnya, Bowie berpedoman pada satu ukuran: “Aku mengobrak-abrik koleksi vinylku dan akhirnya aku susun daftar vinyl yang sudah aku beli ulang atau CD-nya sedang dalam proses pembelian. Waktuku untuk menyusun list ini sempit sekali dan ada banyak album yang harus dipilih. Jadi aku memilih secara acak, kalau pilihannya terlalu standar (Sgt. Pepper, Nirvana), aku tarik lagi sampai aku menemukan album yang menarik."

Alhasil, selagi Bowie memilih album-album tersebut, dia mengeluarkan komentar yang jauh lebih tajam dari liner note album aslinya sendiri. Misalnya, Bowie menganggap album spoken word pertama The Last Poets sebagai “salah satu fondasi fundamental dari rap,” mengesampingkan album kompilasi Gil Scott-Heron yang keluar pada 1974 The Revolution Will Not Be Televised. Pun, Bowie juga menganggap album Robert Wyatt yang penuh lara Shipbuilding "bisa membuat laki-laki menangis terisak-isak seperti perempuan. Sejumlah album memiliki nilai nostalgia bagi Bowie, seperti debut album kawan-kawan Bowie semasa masih berkeliaran di studio The Factory The Velvet Underground & Nico.

Bowie memang pantas memfavoritkan album terakhir, pasalnya dia adalah orang pertama yang mengcover "I'm Waiting for the Man." Malah, dia melakukannya sebelum album yang memuat lagu itu dilepas ke pasaran.

“Aku jamin kalian semua akan melewati malam-malam dengan album-album ini. Daftar album ini juga akan membawamu bertemu teman-teman baru berselera seni tinggi. Tapi, jangan kaget kalau satu atau dua album ini akan membuat teman lamamu berpikir bahwa kamu banyak gaya doang,” kata Bowie sebelum mempresentasikan 25 album kesayangannya. “Jadi, tanpa disusun berdasarkan genre, kronologi atau alasan apapun itu, berikut ini adalah album yang akan mengubah reputasimu.”

The Last Poets — The Last Poets
Shipbuilding — Robert Wyatt
The Fabulous Little Richard — Little Richard
Music for 18 Musicians — Steve Reich
The Velvet Underground & Nico — The Velvet Underground
Tupelo Blues — John Lee Hooker
Blues, Rags and Hollers — Koerner, Ray and Glover
The Apollo Theatre Presents: In Person! The James Brown Show — James Brown
Forces of Victory — Linton Kwesi Johnson
The Red Flower of Tachai Blossoms Everywhere: Music Played on National Instruments — Various Artists
Banana Moon — Daevid Allen
Jacques Brel is Alive and Well and Living in Paris — Cast Album
The Electrosoniks: Electronic Music — Tom Dissevelt
The 5000 Spirits of the Layers of the Onion — The Incredible String Band
Ten Songs by Tucker Zimmerman — Tucker Zimmerman
Four Last Songs (Strauss) — Gundula Janowitz
The Ascension — Glenn Branca
The Madcap Laughs — Syd Barrett
Black Angels — George Crumb
Funky Kingston — Toots & The Maytals
Delusion of the Fury — Harry Partch
Oh Yeah — Charles Mingus
Le Sacre du Printemps — Igor Stravinsky
The Fugs — The Fugs
The Glory (????) of the Human Voice — Florence Foster Jenkins